Olahraga

Borneo FC Melawan Tekanan ke Tiga Besar

person access_time 5 years ago
Borneo FC Melawan Tekanan ke Tiga Besar

Foto: Borneo FC

Menjadi juara adalah mimpi semua tim. Tapi tak harus pertama untuk jadi yang terbaik.

Ditulis Oleh: Bobby Lolowang
Minggu, 25 November 2018

kaltimkece.id Borneo FC Di ambang rekor. Untuk pertama kali dalam partisipasi di kasta tertinggi sepak bola Tanah Air, Pesut Etam berpeluang finis lima, bahkan tiga besar. Namun, Lerby Eliandry cs diadang fase paling krusial Liga 1 musim ini. Salah-salah, mimpi papan atas justru berakhir di luar 10 besar.

Anak asuhan Dejan Antonic tersebut kini posisi lima Liga 1 2018. Dari 31 laga, 13 kemenangan dan enam kali imbang menjadi sumber poin tim asal Samarinda itu. Dengan koleksi 45 angka, kesebelasan berjuluk Pesut Etam tersebut hanya berjarak lima poin dari Persib Bandung di tempat ketiga.

Persib sudah memainkan 32 laga. Sanksi tak dapat bertanding di kandang sendiri dan tanpa dukungan Bobotoh sebagai kelompok suporternya, Maung Bandung yang sempat memimpin klasemen kewalahan pada sisa musim. Setelah kemenangan 3-2 atas Persija di Gelora Bandung Lautan Api, 23 September 2018, pasukan Mario Gomez cuma bisa sekali menang. Dari sembilan pertandingan, Persib menelan lima kekalahan.

Bagi Borneo, finis ketiga bisa jadi begitu ambisius. Tapi, hitung-hitungannya sangat memungkinkan. Dari tiga laga tersisa, tim dengan warna identik oranye tersebut bisa menorehkan sembilan poin maksimal. Jika para pesaing gagal konsisten, tempat tersebut bisa diakuisisi.

Bhayangkara FC saat ini menempati posisi empat dengan 49 poin. Jumlah pertandingan sisa juara Liga 1 musim lalu itu sama-sama tiga. Namun, di atas kertas, langkah The Guardian--julukan Bhayangkara FC jauh lebih terjal.

Tiga pertandingan itu dihadapkan lawan-lawan tangguh. Setelah menantang Persebaya Surabaya, Senin, 26 November 2018, laga kandang melawan Bali United menunggu pada 9 Desember 2018. Satu pertandingan lain adalah kontra PSM Makassar yang belum ditentukan waktunya.

Dari kubu Borneo, tiga laga tersisa relatif tidak mudah. Tapi, tentu tak sesulit para pesaing. Setelah menjamu Persela Lamongan Senin ini, 30 November mendatang adalah laga tandang kontra Barito Putera. Pada penutup musim, Borneo mengakhiri 2018 di kandang sendiri. Yakni partai kandang menghadapi PS TIRA, 9 Desember 2018.

Tiga tim tersisa adalah penghuni 10 besar ke bawah. Persela ke-13, Barito ke-11, dan PS TIRA ke-17--kandidat degradasi. Tak hanya diuntungkan statistik, Borneo lebih nyaman karena dua laga di antaranya home. Partai tandang pun masih di dalam Kalimantan.

Dari 15 pertandingan di Stadion Segiri, Borneo menang sembilan kali. Selebihnya tiga imbang dan tiga kalah. Modal itu bisa jadi senjata utama menjamu Persela yang kickoff 16.30 Wita di Stadion Segiri. Tim lawan punya catatan tandang buruk. Hanya sekali menang di luar kandang, Laskar Joko Tingkir menelan 11 kekalahan atas tuan rumah. Lebih dari itu, Persela bahkan tim dengan catatan kebobolan tandang terburuk di Liga 1. Dijebol 35 kali dan hanya mencetak 15 gol. Barito Putera dan PSMS Medan di urutan berikutnya (34 kebobolan).

Meski demikian, tim tamu tetap begitu diwaspadai pelatih Dejan Antonic. Terlepas dari segala catatan itu, Persela dirasa sedang dalam tren baik. Anak asuhan Aji Santoso memenangkan tiga dari enam pertandingan terakhir. Salah satunya bahkan membantai Arema dengan skor 4-0. “Persela memiliki kerja sama yang sangat bagus. Mereka sudah dua tahun bersama pelatih Aji Santoso. Proses seperti itulah yang dibutuhkan dalam sepak bola,” sebutnya dalam konferensi pers di Stadion Segiri, Minggu 25 November 2018.

Kebersamaan dengan Aji Santoso yang berlangsung lama, membuat internal Persela memahami satu sama lain. Keadaan itulah yang bisa memberi masalah bagi siapapun yang menghadapinya. “Mereka juga punya beberapa pemain yang cukup bagus. Kami harus hati-hati. Kalau mau tetap di posisi sekarang, puji Tuhan kalau bisa jadi empat, semua pemain harus memberi maksimal untuk Borneo,” urai pelatih asal Serbia tersebut.

Menurut Dejan, tim asuhannya dalam kondisi oke untuk tiga pertandingan tersisa. Laga kontra Persela adalah satu yang paling penting. Tak sekadar kemampuan, kondisi mental dan psikis penggawa akan sangat menentukan. Status tuan rumah pun tak sepenuhnya menguntungkan.

Rekor Borneo di kandang tentu belum sepenuhnya membanggakan. Catatan Segiri musim ini cukup terusik. Inkonsistensi masih menjadi momok. Atmosfer yang panas ditengarai salah satu persoalan. Pressure tiga poin harga mati dirasa cukup membebani pemain.

“Sepak bola itu harus lepas. Kita semua tahu sama-sama mau menang. Tapi kadang banyak pemain tidak siap dengan tekanan. Kita harus mengerti bahwa anak-anak selalu kasih maksimal,” sebut sang pelatih. “Memang ada saja salah pass, shooting, dan sebagainya. Tapi kalau setiap salah kita selalu men-judge, itu juga tidak bagus. Tidak fair.”

Mimpi Tiga Besar

Gelandang Borneo Ambrizal Umanailo menyadari kans timnya yang begitu besar untuk naik klasemen. Posisi saat inipun diakui sudah begitu membanggakan. Proses yang dilalui tim sejak awal musim tidak mudah. “Banyak tim besar berada di bawah kami. Tim yang punya pemain lebih bagus. Kami sendiri sebagai pemain tentu punya target masing-masing. Tapi kami yakin bisa lebih dari lima. Asal kita terus sama-sama. Insha Allah bisa empat atau tiga,” sebut pemain 22 tahun tersebut.

Tiga poin dari Persela akan menjadi fondasi kuat juara Divisi Utama 2014 tersebut mengejar mimpi. Pelatih Aji Santoso juga mengkhawatirkan performa tuan rumah yang sedang bagus. Borneo kini lebih tactical dan agresif. Namun, merebut poin di Segiri bukan tidak mungkin. “Tim ini memang punya kualitas. Tetapi, saya sampaikan kepada seluruh pemain bahwa tak ada yang tak bisa terjadi. Semua sangat memungkinkan. Walau Borneo punya kualitas merata, kami berusaha bisa maksimal,” imbuh pelatih 48 tahun itu.

Kemenangan demi kemenangan bukan sekadar modal finis papan atas untuk Borneo. Lebih dari itu, juga menghindari risiko terjungkal dari zona bergengsi. Di posisi lima, Borneo hanya terpaut satu poin dari tim peringkat 10, Madura United. Mitra Kukar di tempat ke-14 bahkan hanya berjarak enam angka dari tim tetangga itu.

Pesut Etam boleh di posisi lima. Tapi, berbedaan ke puncak klasemen (PSM Makassar, 12 poin) lebih jauh dari jarak ke posisi terbawah (PSMS Medan, 34 poin). Tak ada kesenjangan berarti di Liga 1. Kemenangan membawamu ke surga, kekalahan menyeret ke jurang terdalam. Konsistensi menjadi kunci. (*)

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar