Olahraga

Jalan Mulus Taufany Meniti Karier Bola

person access_time 1 year ago
Jalan Mulus Taufany Meniti Karier Bola

Muhammad Taufany Muslihuddin (kanan) bersama ayahnya, Zukran. FOTO: ISTIMEWA

Pemain Timnas asal Tenggarong ini disebut sudah jago bermain bola sedari kecil. Ia pernah menendang bola hingga dinding rumahnya jebol.

Ditulis Oleh: Aldi Budiaris
Rabu, 17 Mei 2023

kaltimkece.id Kebahagiaan Zukran dan Maya Sari pecah setelah wasit Qasim Matar Ali Al Hatmi meniupkan peluit panjang. Wasit asal Oman tersebut baru saja selesai mengatur jalannya partai final cabang olahraga sepak bola SEA Games 2023. Partai yang dihelat di Stadion Phnom Penh Olympic, Kamboja, itu mempertemukan Tim Nasional Indonesia vs Timnas Thailand.

Laga pada Selasa malam, 16 Mei 2023, itu berjalan sengit. Skor 2-2 bertahan hingga 90 menit berakhir. Laga kemudian dilanjutkan perpanjang waktu. Pada menit pertama perpanjangan waktu, Irfan Jauhari menambah gol bagi Indonesia. Sejak saat itu, gol demi gol tercipta. Timnas Indonesia akhirnya memastikan medali emas setelah menekuk Thailand dengan skor telak 5-2.

Zukran dan Maya Sari yang menyaksikan pertandingan tersebut dari layar kaca di kediamannya di Tenggarong, Kutai Kartanegara, tak kuasa menahan air mata. Pasangan suami-istri tersebut sujud syukur setelah wasit Qasim meniupkan peluit panjang. Bukan tanpa alasan kedua pasangan tersebut sangat emosional menonton laga tersebut. Putranya yang bernama Muhammad Taufany Muslihuddin adalah pemain inti Timnas Indonesia.

Kemenangan ini membawa kebanggaan untuk keluarga kami. Taufany telah mengharumkan nama Indonesia,” tutur Zukran dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca.

Zukran dan Maya Sari, orangtua Taufany, menumpahkan kebahagiannya usai Timnas Indonesia menjuarai cabor sepak bola SEA Games 2023. FOTO: ALDI BUDIARIS-KALTIMKECE.ID

Kepada kaltimkece.id, Zukran, 56 tahun, menceritakan perjalanan karier sepaka bola Taufany. Sejak kecil, Taufany disebut suka bermain sepak bola. Saat usianya lima tahun, ia kerap dibawa ayahnya ke Stadion Rondong Demang, Tenggarong. Di situ, mereka bersama-sama bermain sepak bola.

Di dalam rumah saja dia suka bermain bola. Dinding rumah itu sampai bolong-bolong karena bola yang ditendang Taufany,” kenang Zukran sembari tersenyum.

Menginjak usia delapan tahun, Taufany minta dimasukan ke sekolah sepak bola alias SSB. Zukran segera mengabulkan permintaan anaknya itu. Pada 2010, Taufany bergabung dengan salah satu SSB di Tenggarong. Di sekolah tersebut, kemampuan Taufany dalam mengolah si kulit bundar semakin terasah. Ia pun dipercaya masuk skuad Kukar untuk berlaga dalam turnamen tingkat provinsi bertajuk Danon Cup.

Waktu itu, Taufany dan timnya juara tingkat provinsi,” beber Zukran.

Selama pertandingan Danon Cup, Zukran melihat Taufany memiliki kemampuan di atas rata-rata. Atas rekomendasi dari PSSI dan Dispora Kaltim, Taufany dimasukan ke Sekolah Khusus Olahraga Internasional (SKOI) Kaltim. Bersama tim tersebut, Taufany kerap tampil dalam turnamen tingkat lokal dan nasional. Pada 2015, kata Zukran, Taufany bersama timnya meraih juara satu Piala Suaratin yang bertaraf nasional. Setahun kemudian, tim Taufany mengikuti Piala Menpora dan masuk peringkat 16 besar.

Pada 2016 itu, Taufany direkrut akademi Borneo FC di Samarinda. Bersama Borneo FC, pemuda kelahiran 24 Maret 2002 itu mengikuti liga akademi elit nasional usia 17 tahun. Empat tahun kemudian atau pada 2020, Taufany memperkuat Mitra Kukar FC selama dua tahun.

Pada 2022, Taufany dipanggil untuk memperkuat Tim Garuda Allstar. Bersama tim tersebut, ia mengikuti pertandingan persahabatan melawan dua klub asal Spanyol yakni Atletico Madrid dan Barcelona. Tim Garuda Allstar juga sempat bertanding melawan Bali United.

Zukran, ayah Taufany, pernah membela Persatuan Sepak Bola Kukar era 90-an. FOTO: ALDI BUDIARIS-KALTIMKECE.ID

Bersama Tim Garuda Allstar, karier sepak bola Taufany bersinar. Pada tahun itu juga, ia kembali ke Samarinda untuk membela Borneo FC yang mengikuti Liga 1 Indonesia. Tak lama kemudian, pelatih kepala Timnas Indonesia, Indra Sjafri, meminta Taufany mengikuti pelatihan nasional. Pelatihan ini sebagai ajang persiapan untuk mengikuti SEA Games 2023. Pada Februari 2023, Taufany mengikuti pelatnas tersebut.

Hampir semua keluarga Taufany mencintai sepak bola. Saudaranya yang bernama Jimmy Mustakim juga pernah ikut SKOI dan kini menjadi pemain futsal lokal. Sementara Zukran merupakan mantan pemain Persatuan Sepak Bola Kukar era 90-an.

Darah sepak bola sudah ada dalam keluarga kami sejak lama, kata Zukran.

Berbakat sejak Kecil

Rama Satrian Nanta, 50 tahun, adalah salah satu pelatih SSB Persatuan Sepak Bola Pemuda Tenggarong yang sempat melatih Taufany. Ia menilai, Taufany merupakan pemain yang cerdas dan mampu membaca situasi di lapangan. Sejak kecil, Taufany disebut memiliki taktik bermain bola yang sangat bagus.

“Dia memiliki insting yang bagus dalam mengambil keputusan saat bermain, terangnya.

Saat melatih Taufany, Rama dan pelatih lainnya kerap memberikan latihan fisik, teknik, dan taktik. Para pelatih juga memberikan motivasi kepada Taufany agar tetap fokus dan bersemangat dalam mengembangkan bakatnya.

Rama mengatakan, Taufany memiliki bakat menjadi gelandang serang dan bertahan. Ia bahkan menyamakan Taufany dengan Lionel Messi. Pasalnya, Taufany memiliki kelincahan dan ketenangan dalam bermain bola sebagaimana yang dimiliki pemain asal Argentina itu.

Skuad garuda muda berfoto bersama usai meraih medali emas dalam cabor sepak bola SEA Games 2023. FOTO ISTIMEWA

Melihat Taufany berhasil menjurai SEA Games, Rama menyatakan bangga. Apalagi saat Taufany mencetak gol ke gawang Timnas Vietnam pada menit ke-95 dalam laga semifinal. Gol itulah yang mengantarkan Indonesia melaju ke final. Saat itu, Indonesia mengalahkan Vietnam dengan skor 3-2.

Gol itu menunjukkan bahwa Taufany adalah pesepak bola yang profesional, katanya. Ia berharap, Taufany terus berjuang keras untuk mencapai impiannya menjadi pemain sepak bola yang sukses.

Ketua Asosiasi Sepak Bola Kabupaten (Askab) Kukar, Ardinansyah, menyatakan bangga melihat pemuda Kukar, Taufany, masuk skuad garuda muda. Lebih-lebih, Taufany dan kawan-kawannya meraih medali emas di SEA Games 2023. Medali tersebut telah dinantikan pencinta sepak bola Indonesia selama 32 tahun.

Menurut Ardinansyah, prestasi yang didapatkan Taufany tidak terlepas dari dukungan banyak pihak, mulai dari keluarga, pemerintah daerah, dan pelatih SSB di Tenggarong. Ia memastikan, pihaknya terus meningkatkan kualitas sepak bola di Kukar. Hal ini dilakukan agar semakin banyak pemuda lokal yang mampu bersaing di level nasional.

Ardinansyah berharap, kesuksesan yang diraih Taufany dapat memotivasi seluruh masyarakat Indonesia terutama pemuda-pemudi Kukar untuk menjadi yang terbaik. “Semoga, semakin banyak pemuda-pemudi yang dapat membanggakan nama Kukar di pentas nasional,” kuncinya. (*)

shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar