Olahraga

Naik-Turun Karier Fabio Lopez, Pelatih Baru Borneo FC

person access_time 5 years ago
Naik-Turun Karier Fabio Lopez, Pelatih Baru Borneo FC

Foto: twitter.com/officiallopez1

Asa baru untuk Borneo FC mengarungi Liga 1 Indonesia 2019. Gaya sepak bola Eropa dipertahankan dengan mendatangkan pelatih Italia.

Ditulis Oleh: Bobby Lolowang
Rabu, 09 Januari 2019

kaltimkece.id Wakil Kaltim di Liga 1 bersiap menghadapi musim baru. Pelatih asal Italia, Fabio Lopez ditunjuk mengawal Borneo FC mengarungi kompetisi tahun ini. Track record sang alenatore tak sepenuhnya membanggakan.

Fabio Lopez mulai bermain sepak bola sejak usia enam tahun. Usia 12 tahun, ia masuk akademi sepak bola yang terafiliasi dengan raksasa Serie A Italia, AS Roma. Di sanalah karier sesungguhnya dimulai.

Lopez bergabung dengan klub semiprofesional Agiatase pada usia 16 tahun sebagai penjaga gawang. Dalam wawancaranya dengan One Game One World, Lopez mengklaim sebagai salah satu kiper terbaik Italia Tengah ketika usia 16—18 tahun. Pria kelahiran 17 Juni 1973 itu bermain di Serie D selama karier profesional sebagai pemain.

Perjalanannya di lapangan hijau memang terbilang singkat. Di laman Wikipedia, Lopez disebut pensiun dini karena cedera lutut parah pada musim 1992/93. Namun, secara personal ia mengklaim punya keinginan melatih sejak masih muda.

"Saya yakin bisa berbuat lebih sebagai pelatih dibandingkan pemain. Di manapun klub saya bermain, saya punya hubungan baik dengan pelatih. Saya juga mulai menyadari bahwa rekan setim sangat mendengarkan dan percaya apa yang saya katakan," urai Lopez.

Lopez menyeriusi ide tersebut. Karier kepelatihannya dimulai pada 1996 sebagai pelatih kiper. Ia bekerja untuk mantan akademi sepak bolanya, AS Eurolimpia Academy.

Dan setelah serangkaian pengalaman menjadi pemandu bakat di klub Serie A Fiorentina dan Atalanta, pada Maret 2007, ia mengantongi lisensi pelatih dari UEFA. Bekal itu memungkinkannya melatih tim dari liga-liga di berbagai belahan dunia. Maka tahun itu juga Lopez melatih FK Banga Gargzdai, klub asal Lituania.

Bagi Lopez, negara di Eropa Timur bukanlah asing. Setiap tahun ia berlibur ke sana. Tak jarang masuk stadion dan menyaksikan langsung gelaran A Lyga Lituania. Dari sana relasinya dengan sepak bola Lituania terbangun.

Tak perlu waktu lama menorehkan catatan manis. Pada tahun pertama, Banga diantarkannya ke semifinal piala liga. Di ajang liga, tim tersebut juga finis dengan rekor pertahanan terbaik. Mereka hanya kebobolan 15 gol sepanjang musim, cuma dikalahkan enam kali. Sayang, statistik baik tak memberinya banyak kekuatan.

Lopez meninggalkan Banga ketika menduduki posisi keempat liga. Kans memimpin klasemen sebenarnya masih sangat besar. Namun, arus perubahan mengusik prinsipnya sebagai pelatih. Lopez tak mendapat dukungan yang ia harapkan dari klub.

Setelah memutuskan hengkang, tawaran dari sesama tim Lituania, FC Siauliai, tiba. Di klub tersebut, Lopez langsung mencatatkan sembilan hasil positif beruntun. Siauliai dibawa streak 11 laga tak terkalahkan. Memutuskan hengkang pada akhir musim, ia kembali ke Italia setelah dua tahun.

Lopez menganggur lama sejak pulang ke tanah kelahiran. Tawaran baru diambilnya pada 2011. Ia mengarsiteki klub Malaysia, Sabah FA. Namun, dari semula ditunjuk menjadi manajer, belakangan ia digeser menjabat direktur teknik klub Liga Premier Malaysia itu.

Hanya dalam delapan bulan, ia resign dan bergabung ke PSMS Medan versi IPL. Saat itu, sepak bola di Tanah Air menghadapi dualisme. Satu IPL, Indonesia Premier League, satu lagi yang selama ini kita kenal Indonesia Super League atau ISL, cikal bakal Liga 1.

Lopez bergabung dengan PSMS setelah dua laga kompetisi. Debutnya ditandai kekalahan tandang 2-1 dari Arema, kekalahan tiga beruntun untuk PSMS versi IPL. Lopez gagal mengangkat performa tim dari Sumatera Utara itu. Dua kemenangan dan tujuh kali seri dari 22 pertandingan, membuat PSMS finis sebagai juru kunci.

Setelah PSMS terdegradasi, Lopez dikontrak klub Dhivehi League Maladewa, BG Sports pada 2013. Klub ini baru promosi dari divisi dua. Ketika Lopez datang, empat pertandingan pertama mereka berakhir dengan kekalahan. Namun kali ini, pelatih asal Italia itu berhasil menunjukkan magis. Setelah serangkaian hasil positif, tim menempati posisi tiga pada akhir musim.

Tak seperti tim yang sudah-sudah, karier Lopez di BG Sports cukup panjang. Ia bertahan hingga 2015, sebelum direkrut Timnas Bangladesh pada 11 September 2015. Ia dikontrak empat bulan, menggantikan pelatih Lodewijk de Kruif yang tak diperpanjang.

Namun, kariernya di Bangladesh tak sesuai ekspektasi. Catatannya dimulai dengan kekalahan tandang 2-0 dari Kyrgyzstan di kualifikasi Piala Dunia 2018 Rusia zona Asia. Taktik Lopez jadi sorotan setelah kalah 5-0 dari Tajikistan karena memainkan pemain tengah di sayap kanan, serta menarik dua striker menjadi gelandang. Padahal, laga kontra lawan yang sama dengan pelatih sebelumnya, berakhir imbang 1-1.

Pasukan Lopez kemudian dibantai 4-0 oleh Australia di kandang sendiri, 17 November 2015. Di situ toleransi untuk Lopez habis. Namun, kabarnya faktor utama pemecatan Lopez adalah kegagalan di Yunnan ASEAN International Football Open, Tiongkok 2015. Saat itu mereka kalah 3-2 dari klub Myanmar, Hantharwady United, disusul kekalahan dari tim Tiongkok, Lijiang, 2-1. Lopez angkat koper pada 24 November 2015.

Setelah 220 hari, Lopez akhirnya kembali melatih. Job berikutnya datang dari klub Oman, Al-Orouba SC. Namun demikian, kariernya di sana berakhir singkat. Dikontrak 1 Juli 2016, ia hengkang 23 September pada tahun yang sama. Konon, karena perbedaan filosofi dengan direksi klub. Lopez kembali menganggur selama enam bulan.

Ia kembali ke dunia manajerial dengan menukangi tim muda raksasa sepak bola Arab Saudi, Al-Ahli. Tim U-23 yang ditanganinya, berada di posisi keenam ketika ia datang. Di bawah Lopez, Al-Ahli U-23 tampil impresif dan menjulang ke posisi dua. Sembilan pertandingan pertama berakhir dengan kemenangan. Rekor juga ditorehkan dengan tujuh kemenangan tanpa sekalipun kebobolan.

Atas prestasi itu, nama Lopez sempat dikait-kaitkan naik level melatih tim senior Al-Ahli menggantikan Christian Gross. Namun, ide itu tak pernah terealisasi. Lopez melepas posisinya di Al-Ahli U-23 pada 30 Juni 2018.

 

Perjalanan Baru di Borneo FC

Setelah Liga 1 Indonesia berakhir Desember 2018, nama Lopez kembali terdengar di Indonesia. Ia dikaitkan dengan Borneo FC yang kemungkinan tak lagi dilatih Dejan Antonic. Pelatih asal Montenegro tersebut dikabarkan merapat ke Bali United atau Madura United.

Baca juga:
 

Borneo mengonfirmasi Dejan tak lagi pelatih Pesut Etam—julukan Borneo FC pada 4 Januari 2019. Sehari berselang, Lopez diumumkan sebagai juru taktik baru tim asal Samarinda tersebut.

Di kutip dari laman resmi klub, Presiden Borneo FC Nabil Husein Said Amin mengemukakan alasan di balik penunjukkan Lopez. "Kultur sepak bola Borneo FC memang ke Eropa. Jadi, kami coba konsisten mendatangkan pelatih dari sana. Banyak sekali CV (curriculum vitae) yang masuk. Tapi, Insha Allah ada kecocokan sama Fabio Lopez," sebut Nabil.

Sebagai pelatih label Eropa, negara asal Lopez dikenal dengan permainan catenaccio alias bertahan. Dalam wawancaranya dengan Goal Indonesia, ketika baru ditunjuk melatih PSMS Medan pada Desember 2011, ia tak menutup kans memainkan strategi dengan pola tersebut selama bisa berhasil. Namun yang jelas, formasi favoritnya adalah 4-3-3.

Dalam situasi tertentu, opsi 4-4-2 bukan tak mungkin dimainkan. Termasuk skema 4-1-4-1 yang masuk preferensinya. Lopez memang biasa melatih pemainnya beradaptasi cepat dengan perubahan taktik dan formasi di atas lapangan.

"Saya tak suka mengubah taktik karena musuh. Saya lebih suka menyuguhkan gaya sepak bola saya tanpa inisiatif dari klub lain," sebut Lopez.

Meski demikian, dalam hemat penggemar Fabio Capello itu, sisi psikis adalah faktor terpenting dalam sepak bola. Lopez merasa perlu sedekat mungkin dengan pemainnya, bahkan seperti saudara. Hasil positif, sejatinya muncul dari relasi yang bagus. Faktor ini bakal memicu anak asuhnya bermain dan memenangkan laga demi pelatih, mereka sendiri, dan tim. (*)

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar