Olahraga

Pengantin Baru Kawinkan Emas, Bulan Madu, dan Bonus Rp 3 Miliar

person access_time 5 years ago
Pengantin Baru Kawinkan Emas, Bulan Madu, dan Bonus Rp 3 Miliar

Foto: Sapri Maulana (kaltimkece.id)

Iqbal, pesilat Kaltim, menuai prestasi gemilang bersama istrinya di Asian Games 2018. Sama-sama meraih medali emas. 

Ditulis Oleh: Sapri Maulana
Selasa, 28 Agustus 2018

kaltimkece.id Pesilat asal Kaltim, Iqbal Chandra Pratama, 22 tahun, tidak sendirian menyumbangkan medali emas bagi Indonesia di Asian Games 2018. Bersanding dengannya, sang istri yang bernama Sarah Tria Monita, meraih medali emas di ajang olahraga tertinggi negara se-Asia. Pengantin baru itu, meskipun Sarah bukan tercatat sebagai atlet Kaltim, sama-sama mengharumkan nama bangsa pada Senin, 27 Agustus 2018. 

Kepada kaltimkece.id di Padepokan Pencak Silat, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, keduanya mengungkapkan kebahagiaan selepas pertandingan final. Iqbal dan Sarah segera mengucapkan syukur kepada Sang Pencipta. 

"Bersyukur sekali bisa mengawinkan medali emas. Kemenangan ini sangat berarti. Terima kasih banyak kepada seluruh warga Indonesia atas dukungan dan doanya," tutur Sarah yang tak berhenti tersenyum biarpun mata kanannya lebam karena bertanding. 

Kemenangan besar diraih tim pencak silat Indonesia. Dari seluruh laga final yang dipertandingkan sepanjang Senin, Indonesia menyapu bersih medali. Total, delapan medali disabet. Dua di antaranya dipersembahkan pengantin baru, Iqbal dan Sarah, pada waktu yang hampir bersamaan. Iqbal meraih emas ke-18 bagi Indonesia, Sarah medali ke-19.  Di final, Iqbal mengalahkan pesilat Vietnam, Ngoc Toan Nguyen lewat laga dramatis dengan skor 4-1. Sementara Sarah, menaklukkan pesilat asal Laos, Nong Oy Vongphakdy, dengan kemenangan telak tiga ronde dan skor akhir 5-0.

Baca juga: 
 

Iqbal dan Sarah menikah pada 23 Maret 2018. Keduanya berbagi kisah mengenai awal pertemuan mereka kepada kaltimkece.id. Benih cinta sejoli ini bersemi saat Pekan Olahraga Pelajar Nasional di Makassar, Sulawesi Selatan, 2012 lalu. Iqbal yang mewakili Kaltim segera jatuh hati kepada Sarah yang mewakili Sulawesi Selatan. Keduanya lantas berkenalan. 

Meski demikian, mereka baru benar-benar menjalin hubungan begitu bersama-sama masuk pusat pelatihan nasional, pelatnas, pada 2015. Iqbal dan Sarah yang sudah berstatus mahasiswa akhirnya memutuskan menikah. “Untuk apa pacaran lama-lama," kata Iqbal yang tercatat sebagai mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur, Samarinda.

Sarah melanjutkan cerita. Setelah menikah, mereka sukar bersama. Di pelatnas, mereka harus berpisah kamar seperti halnya seluruh atlet. Persiapan dan konsentrasi menghadapi Asian Games juga membuat Iqbal dan Sarah belum sempat berbulan madu. 

“Katanya, sih, ada yang janji mau ditraktir bulan madu di Bali," tutur Sarah, kemudian melirik sang suami yang berdiri di sampingnya. Menerima lirikan yang sedang menagih itu, Iqbal hanya tertawa lebar. 

Atas prestasi ini, Iqbal dan Sarah masing-masing menerima bonus Rp 1,5 miliar dari pemerintah. Itu berarti, pasangan tersebut mendapat Rp 3 miliar atas sumbangsih medali emas. Apakah keduanya berbulan madu dengan bonus itu?

"Nanti mau buat umrah orang tua dan tabungan masa depan," jawab Iqbal yang lulus dari Sekolah Khusus Olahraga Internasional Kaltim.

Dalam formasi atlet Kaltim yang mewakili kontingen Indonesia di Asian Games, Iqbal adalah atlet Kaltim pertama yang meraih medali emas. Pada gelaran tersebut, Kaltim mengirimkan 53 atlet, dua pelatih, satu ofisial, dan satu manajer. Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia, KONI Kaltim, Zuhdi Yahya, mengatakan bahwa selain Iqbal, seluruh atlet Kaltim masih berjuang. 

“Pencapaian Iqbal adalah hal yang luar biasa. Meraih satu medali emas di Asian Games itu sangatlah sulit,” jelas Zuhdi kepada kaltimkece.id, Senin petang, 27 Agustus 2018.

Menang Dramatis

Dari pantauan kaltimkece.id, langsung dari lokasi pertandingan, Iqbal turun dalam pertarungan kelas D putra 60 sampai 65 kilogram. Dia menghadapi pesilat Vietnam, Ngoc Toan Nguyen. Pada permulaan pertandingan, pemuda yang tinggal di Jalan Revolusi, Karang Paci, Kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda, itu, sempat tertinggal. 

Memasuki separuh pertandingan sampai penghabisan, Iqbal membalik keadaan. Poin demi poin dikumpulkan dari tiga ronde yang dilewati. Setiap ronde berdurasi satu menit dan Iqbal mengejar di ronde kedua. Ketika pertandingan berakhir, wasit yang berdiri di tengah kedua pemain bersiap-siap mengangkat tangan sang juara. Gedung pertandingan yang dipenuhi pendukung Indonesia terus bersorak. “Indonesia, Indonesia, Indonesia.”

Dari lima juri, empat menyatakan atlet Indonesia unggul. Hanya satu juri yang memberikan kemenangan kepada pesilat Vietnam. Wasit pun mengangkat tangan Iqbal tinggi-tinggi. Seisi padepokan bergemuruh. Teriakan 'Indonesia' membahana dengan kerasnya. Air mata sebagian pendukung mulai menetes atas haru yang luar biasa, terutama ketika Indonesia Raya berkumandang. 

Pada wawancara kepada kaltimkece.id terdahulu, Iqbal mengaku bahwa dirinya sangat berharap memberikan yang terbaik bagi negara. Dia ingin silat menjadi budaya bangsa yang ditunjukkan lewat prestasi internasional. Kemampuan Iqbal juga tak diragukan sang pelatih, Rony. Menurutnya, Iqbal merupakan atlet yang sangat berpotensi. Hal itu terbukti. Sedari babak penyisihan, Iqbal selalu menyapu bersih poin dengan skor 5-0. (*)

Dilengkapi oleh: Giarti Idrus

Editor: Fel GM
folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar