Olahraga

Ribut-Ribut Muskot Perbasi Samarinda, 11 Klub Walkout

person access_time 5 years ago
Ribut-Ribut Muskot Perbasi Samarinda, 11 Klub Walkout

Ilustrasi: timeincapp

Sikap sportif di atas lapangan, mestinya ditunjukan pula di luar lapangan. Terlebih bagi para pelaku olahraga.

Ditulis Oleh: Fachrizal Muliawan
Senin, 27 Mei 2019

kaltimkece.id Musyawarah Kota Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Muskot Perbasi) Samarinda pada Sabtu, 25 Mei 2019, diwarnai kericuhan. Dalam muskot yang dilaksanakan di Ballroom Hotel Grand Kartika, Samarinda itu, sebanyak 11 klub basket yang bermarkas di Samarinda, menolak hasil pertemuan dengan salah satu agenda pemilihan ketua tersebut.

Aji Dani, perwakilan dari 11 klub basket menuturkan, saat proses pertemuan panitia meminta peserta melakukan registrasi ulang untuk peserta yang hadir. Salah satu syarat adalah menandatangani pakta integritas. Hal itu disebut-sebut sebagai syarat mengikuti Muskot Perbasi Samarinda 2019. Dani merasa tak perlu lagi menandatangani pakta integritas. "Sebab kami dari 11 klub sudah mengantongi surat keputusan (SK) dari Perbasi," ujarnya.

Bagi Dani, pakta integritas dengan ketua baru yang akan dipilih adalah hal tak wajar. Makanya, 11 klub memutuskan mundur dari Muskot Perbasi Samarinda 2019. "Dan menolak hasil musyawarah kota tersebut," tegasnya.

Menurut Dani, muskot terkesan dihelat sembunyi-sembunyi. Rencana ke-11 klub tadi akan melakukan rapat kembali. Kemudian membawa permasalahan tersebut ke Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Samarinda.

Kembali Dipimpin Petahana

Dari musyawarah kota tersebut, Nur Zaid kembali didaulat, bahkan secara aklamasi menjadi ketua Perbasi Samarinda. Hingga 2023, Zaid kembali memegang pucuk organisasi yang menaungi olahraga nombok tersebut. Terlepas dari 11 klub menyatakan mundur, ada sembilan klub hadir malam itu.

Zaid merasa permasalahan klub bola basket di Kota Tepian adalah pembenahan klub. Menurut kacamatanya, saat ini banyak komunitas namun belum menyandang status klub.

Soal kericuhan saat muskot, Zaid mengklaim kericuhan terjadi sebelum acara. "Baru proses registrasi," ujarnya. Kericuhan dianggap bukan masalah. Namun, dirinya akan menjalankan itikad baik dengan menyurati 11 klub yang memilih tak mengikuti muskot. Entah surat yang dikirim akan direspons atau tidak. Dia mengembalikan kepada kebijakan klub. Menurut dia, klub yang hadir dalam muskot pun seluruhnya setuju memilih dia kembali.

Zaid menyebut fokus Perbasi Samarinda adalah membenahi klub. Mengembalikan fungsi klub basket sebagaimana mestinya. "Terjun ke sekolah-sekolah, mencari bibit atlet terbaik guna membantu kerja Perbasi," kuncinya. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar