PARIWARA

Dukung Implementasi Digital Industry, Pupuk Kaltim Raih Penghargaan INDI 4.0

person access_time 5 years ago
Dukung Implementasi Digital Industry, Pupuk Kaltim Raih Penghargaan INDI 4.0

Foto: Pupuk Kaltim

Perkembangan zaman terus membawa manusia ke babak baru. Tanpa inovasi, kemajuan hanya berjalan lambat.

Ditulis Oleh: PARIWARA
Selasa, 16 April 2019

kaltimkece.id Pupuk Kaltim kembali menerima penghargaan. Dukungan terhadap implementasi Making Indonesia 4.0 berbuah award Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) dari Kementerian Perindustrian RI. Program ini dicanangkan pemerintah melalui penerapan berbagai inovasi di lingkungan perusahaan.

Penghargaan diterima Direktur Utama Pupuk Kaltim Bakir Pasaman dari Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, didampingi Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto. Berlangsung pada pembukaan Indonesia Industrial Summit (IIS) 2019 di ICE BSD Tangerang Banten, Senin, 15 April 2019.

Menurut Bakir Pasaman, inovasi berbasis Industri 4.0 merupakan salah satubudaya kerja di Pupuk Kaltim. Pola ini terus dikembangkan setiap tahun. Selain kontribusi aktif mendukung Making Indonesia 4.0, pengembangan teknologi berbasis informasi digagas sebagai langkah efisiensi. Termasuk peningkatan daya saing perusahaan di kancah nasional maupun global.

Baca juga:
 

Dengan berbagai inovasi, Pupuk Kaltim mampu meningkatkan kinerja secara signifikan. Tiga tahun terakhir sangat berdampak terhadap pencapaian target. Demikian juga daya saing perusahaan. Pupuk Kaltim pun jadi salah satu industry leader di Tanah Air. Satu-satunya perusahaan pupuk di Indonesia meraih predikat World Class Company.

“Penghargaan ini menjadi dorongan bagi Pupuk Kaltim untuk terus meningkatkan kinerja dengan lebih baik. Apalagi Pupuk Kaltim memiliki tugas memenuhi kebutuhan pupuk di dua per tiga wilayah Indonesia. Perlu dukungan teknologi yang sejalan dengan konsep digitalisasi industri 4.0 untuk mempermudah kinerja perusahaan,” papar Bakir.

Penerapan Industri 4.0 di Pupuk Kaltim dilakukan sejak 2011. Dimulai dengan Enterprise Resources Planning (ERP) berbasis System Application and Processing (SAP) bersama induk usaha Pupuk Indonesia. Pola tersebut terus disempurnakan hingga launching pada 2016.

Implementasi ERP-SAP dilaksanakan agar proses bisnis lebih terintegrasi satu dengan lain. Mulai proses bisnis dan transaksi pemasaran, produksi, pemeliharaan, pengadaan, keuangan, dan Human Capital Management. Termasuk Employee Self Service.

Melalui ERP-SAP, operasional proses bisnis lebih efisien. Informasi yang dihasilkan juga lebih cepat dan akurat. Memudahkan manajemen membuat keputusan bisnis dengan lebih tepat. Peningkatan komitmen penerapan tata kelola perusahaan juga lebih baik.

Gagasan mendorong inovasi perusahaan juga difasilitasi kompetisi antar departemen Pupuk Kaltim. Inovasi berbasis Industri 4.0 mampu menghasilkan tools yang berdampak terhadap efisiensi dan daya saing. Misalnya Distribution Planning and Control System (DPCS) yang dikembangkan menjadi Distribution Requirement Planning (DRP). Berfungsi memantau kondisi distribusi dan pemetaan kebutuhan pupuk di seluruh wilayah secara realtim.

E-Logsheet dan E-Logbook juga menjadi sistem pengelolaan data pabrik yang berisi indikasi serta instrumentasi alat-alat pabrik. Ada juga aplikasi PKT Exist (Executive Information System), berupa Executive Dashboard berbasis Android yang menyajikan highlight kinerja Perusahaan. Berisi beragam konten mulai kinerja produksi, penjualan, hingga SDM.

Selanjutnya aplikasi PKT SIAP (Sistem Aplikasi Pemasaran). Memiliki sistem informasi pemasaran terintegrasi berbasis Android. Salah satu sistem untuk mempercepat pengambilan keputusan dalam bidang pemasaran (Decision Support System).

Aplikasi SIPMANTAP (Sistem Informasi Pendukung Pemasaran dan Pemetaan Pasar) juga menjadi sistem informasi analisa potensi dan pemetaan pasar. Melingkupi pemetaan potensi pasar pupuk nonsubsidi secara nasional dan daerah hingga analisa kondisi pasar secara spesifik. Juga mencakup marketing dan evaluasi penguasaan pasar hingga market share.

“Seluruh inovasi tersebut terus dikembangkan Pupuk Kaltim. Berdampak pada efisiensi dan kinerja dalam beberapa tahun terakhir. Jika Pupuk Kaltim tidak mengikuti Industri 4.0 seperti yang dicanangkan Pemerintah, aspek competitiveness perusahaan akan jauh ketinggalan,” kata Bakir.

Untuk memaksimalkan pengembangan inovasi, Pupuk Kaltim melakukan banyak kerja sama. Dari institusi dan lembaga pendidikan hingga riset di Indonesia. Mencari berbagai terobosan berbasis digital. Salah satunya teknologi PreciPalm, konsep pertanian presisi melalui pemetaan kebutuhan pemupukan berdasarkan citra satelit. Kekurangan unsur hara maupun kebutuhan tanaman akan dipetakan untuk menghasilkan rekomendasi pemupukan yang sesuai dalam memacu produktivitas pertanian.

“Penerapan PreciPalm tengah dalam uji coba Demonstration Plot (Demplot). Bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB). Dengan teknologi ini, proses pemupukan bisa dilakukan secara custom untuk memenuhi kekurangan unsur tanaman berdasarkan citra satelit dan perbandingan manual yang dilakukan,” terang Bakir.

Tak Tinggalkan Pola Lama

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, mengapresiasi seluruh terobosan yang digagas berbagai perusahaan industri di Indonesia. Implementasi konsep Industri 4.0, dilakukan secara berkesinambungan. Menurut Kalla, perkembangan revolusi industri ke-4 sangat bergantung teknologi informasi dan data sebagai penentu. Factor Big Data pun sangat berpengaruh sebagai kekuatan maupun kemajuan industri masa kini. Menjadi pendorong dalam peningkatan daya saing di tengah kompetisi usaha yang semakin ketat.

“Kini industri besar dan kecil tak bisa dipisahkan. Bila sebelumnya perusahaan diukur dari keuntungan, laba dan aset, sekarang beralih ke value (nilai). Sebagai tujuan utama industri dan entrepreneurship,” ujar Jusuf Kalla.

Wapres berpesan seluruh perusahaan industri di Indonesia mampu membuat perubahan sistem. Demikian budaya kerja. Penguasaan serta pemanfaatan teknologi harus dilakukan secara tepat. Perubahan tidak akan menghilangkan pekerjaan lama. Namun, mampu menumbuhkan sektor dan jenis pekerjaan baru yang sejalan perkembangan teknologi informasi.

“Apalagi sektor industri saat ini masih menjadi sektor tertinggi dalam Produk Domestik Bruto (PDB). Rata-rata 31 persen pendapatan nasional. Industri akan tetap berkembang dan maju ke depan,” tutup Jusuf Kalla. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar