PARIWARA

Erwin Izharuddin: Jangan Jadikan Legislator Profesi

person access_time 5 years ago
Erwin Izharuddin: Jangan Jadikan Legislator Profesi

Foto: Dokumentasi Pribadi

Wajah baru tapi stok lama. Erwin Izharuddin mencoba peruntungan menuju Senayan.

Ditulis Oleh: Fachrizal Muliawan
Senin, 01 April 2019

kaltimkece.id Pada pertarungan memperebutkan kursi legislatif 2019 ini, banyak wajah baru hadir. Sayangnya, para pendatang baru di bursa pemilihan legislator, terkadang melihat ajang ini sebagai aji mumpung. Melihat kursi legislator sebagai potensi meraih keuntungan.

Namun, hal tersebut tak berlaku untuk Erwin Izharuddin, calon legislatif (caleg) DPR RI dari Partai Amanat Nasional (PAN) daerah pemilihan Kaltim.

Dalam diskusi santai bersama kaltimkece.id, ia menyebut diri sebagai wajah baru namun stok lama. Caleg nomor urut 3 itu sudah bergabung di PAN sejak 2010. “Tapi baru sekarang memutuskan menjadi caleg,” ucapnya.

Untuk urusan partai, pria yang tercatat sebagai anggota Majelis Penasehat PAN Wilayah Kaltim tersebut, sudah cukup khatam. Ia menjabat periode 2016-2021. Dengan pembawaan santai, pria tersebut langsung mencalonkan diri sebagai wakil Kaltim di DPR RI. Alasan langsung bertarung menuju Senayan, sebutan kantor DPR RI, lantaran merasa kurang dengan suara Kaltim saat ini.

“Ada wakil Kaltim di sana namun suaranya masih tak terlalu terdengar,” ujarnya.

Dengan berjuang di DPR RI, dia berharap bisa berdampak besar untuk Kaltim. “Juga membantu Gubernur memperjuangkan Kaltim di pusat,” ucapnya.

Meski sekarang tinggal di Jakarta, Erwin merasa dirinya masih putra daerah. “Dengan adanya legislator Kaltim, jadi tahu apa yang menjadi permasalahan Kaltim,” ujarnya.

Ogah Beli Suara

Sudah lebih delapan tahun bergabung dengan PAN. Namun, baru kali ini maju sebagai caleg. Erwin punya pertimbangan. Ia merasa mesti membenahi finasial hingga cukup kuat. “Ya sudah berkecukupan baru nyaleg. Jangan sebaliknya,” selorohnya.

Pria yang pernah mengenyam pendidikan di Australia itu, kini menjabat posisi top berbagai perusahaan. Label nasional hingga internasional. Terutama di bidang minyak dan gas. “Selama delapan tahun terakhir saya benahi dulu semua usaha,” ujarnya.

Masuk politik jangan diharap jadi profesi. Legislator soal pengabdian. Ketika logikanya dibalik, lanjut dia, itulah yang membuat banyak legislator maupun pejabat tersandung kasus atau terciduk Komisi Pemberantasan Korupsi. “Jangan berharap kaya jadi legislator,” ucapnya.

Pria kelahiran 8 Desember 1973 itu  baru berani terjun ke politik lantaran sudah ada landasan finansial. Plus, ada dana nganggur untuk pembiayaan di bursa caleg. “Karena itu dana nganggur, anggap saja sedekah,” tuturnya.

Dari calon konstituennya, dia sudah melihat beberapa tipe. Ada yang tulus membantu. Ada pula dengan embel-embel mencari keuntungan. Yang jelas, Erwin komit tak membeli suara. “Saya ingatkan, dalam pemliu semua kedudukan orang sama, baik itu gubernur atau warga biasa,” ujarnya.

Tak membeli suara adalah salah satu edukasi baginya. Bursa caleg adalah perang visi, misi, dan program. Bukan banyak-banyakan uang. “Edukasi lain, kalau beli suara terus, kapan ada perubahan?”

Erwin cukup menyodorkan visi dan misi. Masyarakat silakan menilai. Bila suka, pilih nomor urut 3 di lembar Caleg DPR RI dari PAN. Bila tak suka pun tak mengapa. Erwin bukan tipikal yang menghalalkan segala cara untuk menang.

Perjuangkan Perimbangan Keuangan

Soal program bila terpilih sebagai legislator, Erwin memiliki beberapa hal yang ingin diperjuangkan. Pertama, soal perimbangan keuangan. Terutama soal pengelolaan migas di Kaltim. Selama ini, kekayaan alam Kaltim cukup banyak dikuras ke pusat. Ketika ada celah participating interest (PI), Kaltim malah mendapat 10 persen. “Dari perhitungan saya, minimal 20 sampai 30 persen,” ujarnya.

Dia juga ingin memperjuangkan lebih besarnya kewenangan BUMD dalam hak konsesi migas di Kaltim. “Makanya, hal-hal yang seperti itu akan sulit bila hanya membiarkan gubernur dan pemerintah daerah berjuang. Legislator mesti ikut membantu,” ujarnya.

Dia juga berencana melakukan nasionalisasi lahan sawit. Dari pengamatannya, pemilik perusahaan sawit Kaltim mayoritas orang Malaysia. Pemberdayaan pengusaha lokal masih jadi pekerjaan rumah. Apalagi perusahaan besar enggan menggunakan vendor lokal.

Erwin juga menyiapkan opsi jangka panjang untuk Kaltim. Ketergantung kekayaan sumber daya alam yang rentan habis, mesti diubah. Sebagai program pribadi, Erwin sedang membangun biro perjalanan ke Eropa Timur. “Nah, untuk wisatawan Eropa Timur akan saya arahkan khusus ke Kaltim. Bukan ke Bali atau daerah yang sudah ada sarana wisata mumpuni,” ujarnya.

Program tersebut akan dimulainya April 2019. Intinya, Kaltim jangan terlena lagi dengan sumber daya alam. Sudah terjadi, kala harga sumber daya alam anjlok, APBD Kaltim ikut berantakan. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar