PARIWARA

Menilik Rencana Pembangunan Pabrik Metanol di Bontang Senilai Rp 35 Triliun

person access_time 5 years ago
Menilik Rencana Pembangunan Pabrik Metanol di Bontang Senilai Rp 35 Triliun

Foto: PT Pupuk Kalimantan Timur

Kehadiran pabrik metanol akan mengukuhkan Bontang sebagai kota petrokimia. Alam Kaltim menyediakan bahan bakunya. 

Ditulis Oleh: PARIWARA
Rabu, 31 Oktober 2018

kaltimkece.id Petikan sampe, alat musik khas Suku Dayak, menemani jamuan makan malam yang diikuti ratusan peserta Rapat Koordinasi BUMN 2018 di Bontang. Di meja-meja makan bundar, para direktur utama seluruh BUMN di Indonesia bertukar cerita. Obrolan mereka diselingi dengan menyantap lobster istimewa, hasil budi daya keramba jaring apung Koperasi Nelayan Bina Etam Mandiri yang menjadi mitra binaan PT Pupuk Kaltim. Acara makin meriah ketika Direktur Utama Pupuk Indonesia, Aas Asikin Idat, tampil bersama Asidat Band.

Ahad, 28 Oktober 2018, PT Pupuk Kaltim selaku tuan rumah rapat koordinasi mengadakan gala dinner di Grand Equator Hotel. Rapat ini diikuti ratusan peserta dari Kementerian BUMN, jajaran direksi BUMN, dan generasi muda perwakilan berbagai BUMN yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain memperingati Hari Sumpah Pemuda, kehadiran generasi milenial dinilai penting dalam membangun bangsa melalui berbagai sektor, seperti halnya industri. Kegiatan ini dipimpin Menteri BUMN Rini Soemarno. 

Di sela-sela makan malam, Direktur Utama PT Pupuk Kaltim, Bakir Pasaman, menyampaikan upaya pengembangan perusahaan. PT Pupuk Kaltim berencana membangun pabrik metanol di Bontang. Menurut Bakir, pasar metanol memang terbatas. “Kami harus out checker selain serapan dalam negeri. Serapan dalam negeri memang akan naik, tetapi tidak bisa langsung," jelas Bakir kepada wartawan.

Pembangunan industri petrokimia ini dianggap sesuai dengan kebijakan pemerintah. Metanol diperlukan dalam penerapan B-30 atau bahan bakar campuran 30 persen. Kebijakan ini dapat menambah proyeksi konsumsi metanol pada masa depan. 

Dalam pembangunan pabrik, perusahaan berusaha merampungkan berbagai persetujuan, perjanjian, hingga aspek lain sepanjang 2019. "Sehingga pada 2020, Insya Allah, sudah terpilih kontraktor pembangunannya. Perlu 36 bulan untuk konstruksi sehingga pada 2023 sudah bisa beroperasi," ujarnya.

Investasi pembangunan pabrik diperkirakan USD 2,5 miliar atau sekitar Rp 35 triliun. Penanaman modal sebesar itu setara dengan lima kali dari rata-rata APBD Kaltim setahun. Atau, setara biaya pembangunan 35 stadion semegah Stadion Utama Kaltim di Palaran. Adapun pendanaan pembangunan pabrik, dibagi dalam bentuk dewan venture. Pupuk Indonesia, kata Bakir, harus sebagai pemegang mayoritas.

"Artinya, kemungkinan Pupuk Indonesia grup setengah, kemudian setengah lagi investor asing. Sudah banyak yang berminat karena di sini menarik. Infrastruktur di Pupuk Kaltim juga sudah bagus," imbuhnya. Kendati demikian, Pupuk Indonesia bisa menugaskan siapa saja dalam penerapannya. Yang jelas, Pupuk Kaltim tetap patuh atas kebijakan dari Pupuk Indonesia khususnya perihal sharing proportion.

Bakir menyatakan, informasi tersebut sesuai dengan yang disampaikan direktur utama Pupuk Indonesia. Pembangunan pabrik metanol dipercepat karena satu dan lain hal. "Di Asia Tenggara, Indonesia termasuk negara penghasil gas tetapi methanol usage (pemakaian metanol) paling rendah," jelasnya.

Metanol memiliki produk turunan yang beragam, berbeda dengan amonia. Namun demikian, konstruksi pabrik amonia dan metanol tidak jauh berbeda. Perusahaan mampu menghasilkan kedua produk kimia itu. Dalam kunjungan Menteri BUMN ke Bontang lalu, permintaan itulah yang sempat dilontarkan.

Metanol adalah senyawa kimia yang dikenal sebagai metil alkohol, alkohol kayu, atau spiritus. Rumus kimia metanol yaitu CH3OH yang merupakan bentuk alkohol paling sederhana. Dalam keadaan atmosfer, metanol berbentuk cairan ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang khas (Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Low Rank Coal Kapasitas 700.000 ton/tahun, Skripsi, Universitas Gadjah Mada, 2014).

Kegunaan metanol yang paling besar adalah untuk membuat senyawa kimia lainnya. Sekitar 40 persen dari seluruh produksi metanol dibuat menjadi formaldehid. Formaldehid kemudian dijadikan produk plastik, kayu lapis, cat, dan lain-lain. Turunan yang lain adalah dimethyl ether atau DME sebagai pengganti klorofluorokarbon dalam aerosol dan asam asetat. DME juga digunakan dalam campuran pembuatan liquefied petroleum gas atau LPG.

Pembuatan metanol adalah dari gas sintesis yang diproduksi dari gas alam. Metanol juga dapat diproduksi melalui proses gasifikasi batu bara. Kedua bahan baku itu berlimpah di Kaltim. Selain untuk produk turunan, metanol juga dapat dicampur ke dalam bahan bakar terutama solar. Sebagai biodiesel, metanol dapat meningkatkan keluaran tenaga dan torsi mesin dibandingkan bahan bakar diesel murni. Metanol juga menjadikan exhaust temperature engine atau suhu keluaran mesin turun. Hal itu ditunjukkan dari produksi nitrogen oksida atau NOx dari gas buang yang lebih rendah (Karakteristik Bahan Bakar Diesel dengan Penambahan Etanol dan Metanol, Jurnal, Politeknik Negeri Balikpapan). (*)

Editor: Fel GM

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar