PARIWARA

Ngopi Santai Bareng Caleg PSI, Muhammad Luthfi

person access_time 5 years ago
Ngopi Santai Bareng Caleg PSI, Muhammad Luthfi

Foto: Fachrizal Muliawan (kaltimkece.id)

Solusi beragam masalah bisa diselesaikan dari meja kopi. Pola ini coba ditawarkan seorang calon legislator dari Samarinda Ulu.

Ditulis Oleh: Fachrizal Muliawan
Jum'at, 29 Maret 2019

kaltimkece.id Baliho menampilkan calon legislatif (caleg) menjual diri sebagai pribadi bersih dan agamis , sudah biasa. Di daerah pemilihan Samarinda Ulu, ada satu caleg yang cukup unik. Menyampaikan profil diri dengan tagline: Salam Kopi Pagi.

Dia adalah Muhammad Luthfi, caleg DPRD Samarinda daerah pemilihan Samarinda Ulu dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) nomor urut 2. Pria 25 tahun tersebut mengajak kaltimkece.id berbincang terkait tagline uniknya. Berikut program serta awal ketertarikan dengan politik.

Dalam perbincangan pada Rabu, 27 Maret 2019, Luthfi mengungkapkan ketertarikan politiknya dimulai saat masih duduk di bangku SMP. Entah mengapa, pria yang kini menyandang gelar sarjana hukum tersebut suka membaca koran sejak remaja. “Di situ saya lihat, kok isi kota ini masalah semua,” ujarnya. Jiwa remaja Luthfi mulai berpikir, bagaimana semestinya penyelesaian-penyelesaian masalah tersebut. “Dari beberapa hal, akhirnya saya memutuskan harus masuk ke arus kebijakannya,” terang dia.

Berjuang di luar arus kebijakan, bagi Luthfi, tak terlalu signifikan memberikan solusi. Makanya, pada Pemilu 2019, Luthfi memutuskan masuk ke bursa tersebut.

Namun, ada apa dengan tagline kopi pagi? Bagi Luthfi, ngopi bisa menjadi jembatan diskusi santai. Tak perlu mencitrakan diri sebagai pribadi bersih. Lewat diskusi dengan jembatan ngopi bersama, orang bisa menilai dirinya. “Ya selain itu, mengangkat diri sebagai pribadi bersih dan semacamnya sudah basi,” ucapnya.

Terutama bagi pemilih di bawah usia 30 tahun, janji basi malah membuat enggan memilih. “Apalagi perahu partai yang saya naiki isinya anak muda semua. Rasanya mesti membawa hal segar,” ujarnya.

Masih soal Salam Kopi Pagi, Luthfi memang suka dengan minuman pahit tersebut. Sebagai ketua Bubuhan Kopi Samarinda (BKS), dia kerap datang dari kedai ke kedai. Membuka ruang diskusi. “Bebas, mau soal politik atau hal lainnya,” ujarnya.

Di dapil Samarinda Ulu, Luthfi mendapati sangat banyak kedai hingga coffee shop. “Terus terang, saya lebih senang ketemu langsung dengan calon konstituen saya,” jelasnya.

Memilih Blusukan

Dalam sosialisasi, caleg nomor urut 2 itu tak menjual wajah lewat baliho-baliho. “Ada baliho, tapi hanya beberapa,” ucapnya. Dia memilih sosialisasi door to door ke warga. Tidak juga menggunakan branding berlebihan. Misalnya memasang stiker di kendaraan. Seperti disebutkan, cara sosialisasi yang dipilihnya adalah blusukan.

“Kalau saya datang dengan kendaraan yang diberi stiker wajah saya, belum tentu orang akan menerima,” ucapnya.

Alhamdulilah, lanjut Luthfi, respons calon konstituen sangat positif. Nilai plus bagi dia, adalah bertemu langsung. “Bukan tim atau relawan. Jadi mereka bisa langsung mengenal,” ujarnya.

Luthfi juga memberi nomor ponsel pribadi. Warga bisa langsung menghubunginya. Hasilnya, belum saja pemilihan, banyak calon konstituen menghubungi. Menanyakan fokus yang akan dilakukan bila terpilih.

Bicara soal fokus, ada dua sektor jadi perhatiannya. Yakni ekonomi dan perizinan. Luthfi menjelaskan dulu soal ekonomi. Untuk sektor ini, dia berencana memulai pembangunan sumber daya manusia. “Bisa dilihat, sekarang banyak banget sarjana tapi soft skill yang diperlukan di dunia kerja sangat kurang,” ujarnya.

Menggenjot sektor ekonomi dari sisi soft skill, memberi dampak terhadap penyerapan tenaga. Dengan skill baru yang dibangun, bukan hanya tenaga terserap. Tak menutup kemungkinan lapangan pekerjaan baru terbuka.

Sedangkan soal perizinan, Luthfi dengan latar belakang pengusaha, merasa perizinan di Kota Tepian cukup ribet. Padahal, semakin simpel perizinan, semakin banyak pengusaha mengurus izin. Efek dominonya adalah kemudahan pemerintah memantau sektor-sektor usaha di Samarinda. “Dengan begitu pendapatan asli daerah bisa terpantau,” ucapnya.

Soal perizinan dirasa belum ada ketegasan. Bisa dilihat, beberapa titik macet dan banjir disebabkan semrawutnya perizinan Samarinda. Mengambil contoh izin mendirikan bangunan (IMB).  Mestinya, bangunan di pinggir jalan diatur soal kantong maupun lahan parkir. “Sekarang bisa dilihat, membangun mepet ke jalan, si empunya bangunan parkir di bahu jalan. Akibatnya macet,” sesalnya.

“Boleh Hubungi Saya”

PSI membuat sistem terbuka bagi calon legislator. Luthfi menyebut, bagi caleg terpilih, nama mereka akan masuk ke sebuah aplikasi. Di situ terlihat profil mulai nama, dapil, hingga rencana kerja.

Hal inilah yang membuat Luthfi bergabung dengan PSI. Selama ini, dia resah tak tahu siapa wakilnya di DPRD. “Terus terang, saya tak tahu siapa wakil rakyat dari Samarinda Ulu di Jalan Basuki Rahmat sana,” ujarnya.

Ketidaktahuan bikin susah untuk mengadu. Hal ini juga salah satu alasannya bertarung menuju kursi legislatif. Makanya, kata Luthfi, bila terpilih, konstituennya tak akan bingung menghubungi. “Warga dapil saya silakan hubungi atau pantengin media sosial saya. Datangi saja,” ucapnya.

Menurut dia, wakil rakyat tak perlu formal bertemu warga. “Bisa ngobrol santai. Sesantai ngopi pagi,” kuncinya. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar