PARIWARA

Pabrik Amonium Nitrat di Bontang, Keniscayaan Industri Bahan Peledak Bebas Impor

person access_time 5 years ago
Pabrik Amonium Nitrat di Bontang, Keniscayaan Industri Bahan Peledak Bebas Impor

Foto: Pupuk Kalimantan Timur

PT Pupuk Kaltim dan PT Dahana bersiap membangun pabrik amonium nitrat di Bontang. Nilai investasi diperkirakan mencapai Rp 1,1 triliun.

Ditulis Oleh: PARIWARA
Jum'at, 02 November 2018

kaltimkece.id Pembukaan selubung papan nama proyek menjadi tanda pencanangan pembangunan pabrik amonium nitrat di Bontang. Pabrik ini disiapkan untuk mendukung bahan baku utama industri bahan peledak yang banyak dipakai di industri pertambangan terutama batu bara.  

Senin, 29 Oktober 2018 di Bontang, pembangunan pabrik amonium nitrat dicanangkan Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno. Pabrik ini merupakan hasil kerja sama PT Dahana (Persero) dengan PT Pupuk Kalimantan Timur. PT Dahana adalah BUMN yang bergerak di bidang bahan peledak, sementara PT Pupuk Kaltim adalah BUMN sektor industri pupuk di bawah holding PT Pupuk Indonesia (Persero).  

Menurut Fajar, kompleks pabrik direncanakan berkapasitas produksi 75 ribu ton amonium nitrat per tahun. Pabrik amonium nitrat akan didukung pabrik asam nitrat dan sarana yang lain.

Direktur Utama PT Dahana (Persero), Budi Antono, mengatakan bahwa teknologi yang dipakai di pabrik amonium nitrat telah melewati kajian teknologi dari licensor. Badan Pengkajian dan Penerapan Tekonlogi atau BPPT juga telah memberikan rekomendasi. Sementara itu, pembangunan pabrik telah melewati mekanisme tender internasional. Konsorsium PT Wijaya Karya-Sedin menjadi pelaksana pembangunan. 

Budi Antono mengestimasi nilai proyek pabrik amonium nitrat sekitar Rp 1,1 triliun. Proyek direncanakan mulai dieksekusi pada Desember 2018 atau awal 2019 setelah seluruh perizinan terpenuhi. Diharapkan, pada 2021, uji coba operasional atau commissioning sudah berjalan. Pada saat beroperasi, amoniak sebagai bahan baku amonium nitrat akan disuplai dari PT Pupuk Kalimantan Timur sesuai kebutuhan.

Mengenai pemasaran amonium nitrat, Budi Antono mengatakan ceruk pasar yang dibidik adalah dalam negeri. “Produk amonium nitrat akan dimanfaatkan seluruhnya oleh PT Dahana untuk substitusi impor pemenuhan pasar Dahana saat ini sehingga dapat menghemat devisa negara,” jelasnya.

Pembangunan pabrik disebut menjadi katalisator bagi tumbuh dan kembangnya industri turunan. Baik sektor komersial maupun pertahanan.  Kehadiran pabrik amonium nitrat juga memberikan kemandirian industri bahan peledak. Melalui pabrik ini, industri bahan peledak niscaya terlepas dari impor.

Direktur Utama Pupuk Kaltim, Bakir Pasaman, memberi tambahan. Sesuai arahan PT Pupuk Indonesia (Persero), Pupuk Kaltim ditugaskan membangun pabrik amonium nitrat. "Kebetulan, kami sudah punya anak perusahaan yang membidangi yaitu Kaltim Amonium Nitrate. Proyek tersebut sudah memasuki masa tender serta ada pemenangnya," ungkapnya. 

Perencanaan pembangunan pabrik diperkirakan memakan waktu tiga tahun sampai beroperasi. Bakir menerangkan, Pupuk Kaltim belum menandatangani kontrak pekerjaan pembangunan pabrik karena masih tahap negosiasi dengan dua perusahaan terpilih. 

"Insya Allah, kontrak pelaksanaan pembangunan sudah ditandatangani bulan depan," ucap Bakir.

Baca juga:
 

Amonium nitrat adalah senyawa kimia yang terdiri dari garam nitrat dari kation amonium. Senyawa berbentuk padatan kristal putih dan sangat larut dalam air ini memiliki rumus kimia NH4NO3. Amonium nitrat banyak digunakan sebagai pupuk karena kaya dengan nitrogen seperti ditulis Karl-Heinz Zapp dalam bukunya Ammonium Compounds in Ullmann's Encyclopedia of Industrial Chemistry (2012). Kegunaan amonium nitrat yang lain adalah komponen campuran peledak dalam konstruksi pertambangan, penggalian, dan konstruksi sipil. 

Menurut catatan Badan Pusat Statistik, kebutuhan amonium nitrat dalam negeri terus meningkat seturut dengan impornya. Pada 2001, impor amonium nitrat sebanyak 65 ribu ton dengan konsumsi 157 ton. Pada 2010, impor amonium nitrat sudah naik hampir dua kali lipat menjadi 110 ribu ton. Demikian halnya konsumsi, menembus 350 ribu ton. (*)

Editor: Fel GM

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar