Abdul Rasid: Santri Era 4.0 Mesti Siap Perubahan Global

Ditulis Oleh: Fachrizal Muliawan
Senin, 28 Oktober 2019

kaltimkece.id Peringatan Hari Santri tiap tahun diperingati pada 22 Oktober. Di Kukar, puncak peringatan dilaksanakan di halaman kantor Bupati Kukar pada 23 Oktober 2019. Ribuan santri se-Kukar datang ke sana.

Turut hadir dalam puncak peringatan tersebut Ketua DPRD Kukar Abdul Rasid. Dalam kesempatan itu Rasid berpesan, seluruh lapisan masyarakat mesti mendukung eksistensi santri. Terutama di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Terlebih pada era Industri 4.0, posisi santri sangatlah penting. "Eksistensi mereka mesti mendapat dukungan," ujarnya kepada kaltimkece.id pada Sabtu, 27 Oktober 2019.

Posisi santri pada zaman serba digital seperti sekarang bak penyeimbang. Ya, penyeimbang antara perkembangan zaman dan rohani. Menurut Rasid, para santri juga bisa menjadi panutan. Jika ditarik ke belakang, kemerdekaan Indonesia tak lepas dari peran para ulama, kiai, ustaz, dan santri di pesantren.

Sebagai informasi, penetapan Hari Santri pada 22 Oktober diambil dari tanggal KH Hasyim Asy'ari melakukan resolusi jihad atau seruan jihad melawan sekutu pada 22 Oktober 1945. Rasid menyebut, dari sejarah tadi para santri era sekarang mesti memiliki semangat yang sama. "Bila dulu melawan sekutu, sekarang santri mesti memperbaiki kualitas diri untuk memajukan bangsa," tuturnya. 

Menurut dia, perlu disadari santri era sekarang dihadapkan dengan perubahan global. Bisa jadi situasinya lebih berat dibanding pendahulu mereka. Maka dari itu para santri harus siap dengan segala perubahan zaman.

Dengan demikian, Hari Santri Nasional memiliki arti, makna, dan filosofi yang bukan hanya diperingati secara euforia atau seremonial belaka. Juga menjadi momentum refleksi yang kemudian menjadikan dasar berbenah dan terus meningkatkan kualitas santri demi kemajuan bangsa. (*)