Pariwara Mahakam Ulu

Bupati Mahulu Yakinkan Vaksin Covid-19 Aman, Masyarakat Jangan Takut Divaksin

person access_time 3 years ago
Bupati Mahulu Yakinkan Vaksin Covid-19 Aman, Masyarakat Jangan Takut Divaksin

Pencanangan imunisasi Covid-19 di Mahulu. (istimewa)

Pemkab Mahulu telah menerima 1840 dosis vaksin tahap awal yang diperuntukkan 980 tenaga medis.

Ditulis Oleh: PARIWARA
Rabu, 03 Februari 2021

kaltimkece.id Bupati Mahakam Ulu (Mahulu) Bonifasius Belawan Geh meyakinkan vaksin Covid-19 aman. Ini dibuktikan dengan tidak adanya keluhan kesehatan setelah vaksinasi perdana yang diterima oleh Presiden beberapa minggu lalu.

Selain itu, vaksin buatan perusahaan Sinovac Biotech asal negeri Tiongkok yang diterima itu telah mengantongi sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia dan Balai Pengawasan Obat dan Makanan.

“Kepada masyarakat agar jangan takut untuk divaksin,” ucap bupati saat membuka dan menyaksikan pencanangan vaksinasi Covid-19 di Balai Adat Kampung Ujoh Bilang, Senin, 1 Februari 2021.

Bupati menyampaikan vaksinasi perdana di Mahulu ini untuk membentuk sebuah benteng pencegahan dan penanggulangan virus SARS-CoV2 penyebab Covid-19. “Mari kita dukung pemberian vaksin ini, tentunya dengan prosedur yang berlaku,” ucapnya bupati yang dikenal ramah senyum ini.

Senada, Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Mahakam Ulu, drg Agustinus Teguh Santoso meyakinkan vaksin Covid-19 itu aman karena sudah teruji berkali-kali oleh lembaga tersertifikasi yang ditunjuk oleh pemerintah.

“Para penyelenggara tak perlu ragu melakukan vaksinasi dan para penerima tak perlu khawatir saat mendapatkan vaksin ini karena aman dan halal,” ucap drg Agustinus di kesempatan yang sama.

Di tahap awal, Pemkab Mahulu menerima 1840 dosis vaksin yang diperuntukkan bagi 980 tenaga medis di seluruh Mahulu. Vaksin yang diberikan dalam dua kali penyuntikkan ini diyakini menjadi tahap awal memperkuat imunitas para tenaga medis sebagai garda terdepan menghadapi pandemi Covid-19.

“Sehingga tidak gampang terkena Covid-19, dan apabila terkena tidak akan mengakibatkan sampai parah dan meninggal, itu sebenarnya tujuan utama dari pemberian vaksin ini,” ujarnya.

Perlindungan Lebih Setahun

Kepala Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda, dr David Hariadi Masjoer menjelaskan bahwa vaksin Covid-19 buatan Sinovac dibuat dari virus Covid-19 yang sudah diinaktivasi sehingga tidak bisa berkembang biak di dalam tubuh. Virus yang sudah tidak berbahaya disuntikan dalam tubuh untuk merangsang pembentukan antibodi.

“Jadi, tubuh membentuk antibodi terhadap virus Covid-19. Kalau ada infeksi Covid-19, tubuh bisa mengenali dan tidak terjadi penyakit,” ujar David Kamis, 14 Januari 2021 lalu usai vaksinasi perdana di Kaltim di halaman Kantor Gubernur Kaltim

Meski demikian, zat antibodi pasca vaksinasi hanya bisa terbentuk jika tubuh penerima vaksin dalam kondisi fit alias tidak memiliki riwayat penyakit bawaan atau komorbid seperti gangguan ginjal, darah, termasuk umur yang tidak melebihi 59 tahun. Umumnya adalah kriteria yang membuat sistem kekebalan tubuh menjadi rendah. Demikian juga seseorang yang memiliki tekanan darah tinggi, tidak diperkenankan menerima vaksin buatan Sinovac tersebut.

“Sebab bisa meningkatkan tekanan darah dan efek nyeri saat penyuntikan karena ada benda asing yang masuk ke tubuh,” ucapnya.

Senada, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltim, dr Nathaniel Tandirogang menambahkan, pemberian dosis vaksin sebanyak dua kali selang 14 hari dimaksudkan sebagai penguat atau booster pembentukan sistem imun tubuh melawan virus SARS CoV-2 penyebab Covid-19. Terapi pemberian dosis vaksin tambahan dan berkala lanjut Nathaniel lazim dilakukan untuk menciptakan kekebalan melawan penyakit lain seperti polio atau tetanus.

Sebagai contoh, untuk menciptakan perlindungan seumur hidup terhadap tetanus, seseorang bisa disuntik vaksin tetanus sebanyak 6 kali. Sementara, bagi seseorang yang pernah menderita Covid-19 disebut dia, sistem imun tubuhnya sudah terbentuk. Peluang memberikan vaksin sebagai booster penguat imun tubuh bagi penyintas Covid-19 pada masa mendatang bergantung hasil pemeriksaan antibodi dan ketersediaan vaksin.

“Saat ini dengan dua kali suntikan vaksin Covid-19 bisa memberikan perlindungan lebih dari setahun. Semoga Covid-19 bisa segera selesai,” ujar ahli mikrobiologi dan biologi molekuler tersebut.

Ia mengamini pada masa mendatang masih dibutuhkan tambahan data uji klinis beberapa penyakit bawaan yang diperbolehkan menerima vaksin buatan Sinovac tersebut. Yang jelas, menurut berbagai jurnal penelitian ilmiah yang ia baca, efikasi atau kemanjuran vaksin Covid-19 buatan Sinovac sudah 65.3 persen, jauh di atas persyaratan Organisasi Kesehatan Dunia/WHO sebesar 50 persen untuk vaksin mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) oleh Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI. (*)

 

Editor: Nalendro Priambodo

 

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar