Pariwara Mahakam Ulu

Dukungan Kementerian Pertanian untuk Mahulu Mandiri Pangan

person access_time 3 years ago
Dukungan Kementerian Pertanian untuk Mahulu Mandiri Pangan

Lawatan kerja Bupati Mahulu ke Kementerian Pertanian, Kamis, 21 April 2021. (nalendro priambodo/kaltimkece.id)

Bupati menyampaikan sejumlah program dan persoalan pertanian yang tengah dihadapi Mahulu dalam kesempatan tersebut.

Ditulis Oleh: Nalendro Priambodo
Selasa, 04 Mei 2021

kaltimkece.id Bupati Mahakam Ulu, Bonifasius Belawan Geh, tak henti-hentinya memperjuangkan kemajuan petani dan sektor pertanian di daerahnya ke pemerintah pusat. Setelah bertandang ke Komisi IV DPR RI, orang nomor satu di Pemkab Mahakam Ulu ini menggelar lawatan kerja ke Kementerian Pertanian di Jakarta.

Lawatan kerja pada Kamis, 21 April 2021 itu secara spesifik diterima Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Pertanian Siti Munifah. Di ruang oval gedung D Kementerian Pertanian Bupati menyampaikan sejumlah program dan persoalan pertanian yang tengah dihadapi Mahakam Ulu. Bupati berharap pertemuan kali ini bisa menjadi awalan yang baik untuk berkoordinasi dan menyinkronkan program pertanian di daerah dan pusat.

Bupati yang juga Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Mahulu ini menyampaikan daerahnya memiliki potensi besar pertanian yang harus segera dibangkitkan.

Dalam catatannya, ada potensi cadangan 12 ribuan hektare lahan pertanian di Mahulu. Dari jumlah itu, baru sekitar 200-300 hektare yang sudah digarap.

Sementara, untuk ladang padi kering yang digarap petani lokal seluas 3.2 ribu hektare. Perladangan sistem ini menggunakan cara tradisional yang dipraktikkan turun temurun. Yakni sistem ladang gilir balik dengan cara membakar lahan dengan produktivitas yang hanya 1.2 ton gabah per hektare. Jauh dibandingkan hasil jauh dibandingkan rata-rata produktivitas padi lahan persawahan mencapai 4-6 ton per hektare. Total produktivitas padi ladang tahun lalu baru mencapai 2.940 ton.

Gabungan produksi padi ladang dan sawah Mahulu pada tahun lalu dinilai belum mencukupi kebutuhan tahunan beras Mahulu mencapai 6 ribuan ton per tahun.

Berkaca dari kondisi itu, Bonifasius yang kini menjabat di periode kedua bertekad meningkatkan produktivitas padi demi kemandirian pangan Mahulu. Program ini diyakini bakal meningkatkan kesejahteraan petani, mengurangi ketergantungan beras dari luar daerah sehingga mendorong ketahanan pangan di Mahulu.

"Karena itu, kami mendorong program pertanian modern lahan menetap dan berwawasan lingkungan," ujar Bupati Bonifasius dalam pertemuan itu.

Menuju kemandirian pangan itu, Bupati menyampaikan sedang digagas berbagai program stimulan. Mulai dari bantuan biaya menanam sebesar Rp 2 juta per kepala keluarga sampai alat pertanian modern.

Meski demikian, Bupati mengaku hal itu tidaklah cukup. Butuh berbagai terapi lain agar hasil pertanian di meningkat. Mulai dari teknik pengolahan lahan menetap, perawatan tanaman, penyuluhan petani sampai proses pemanenan.

Sekretaris Kabupaten Mahakam Ulu, Stephanus Madang menambahkan, petani di Mahakam Ulu membutuhkan peningkatan kualitas sumber daya dan kapasitas kelembagaan. Baik berupa bimbingan teknis sampai pemahaman bagaimana pengelolaan pertanian dalam arti luas secara modern dengan pendekatan kearifan lokal.

Apalagi, ditambahkannya, selain mendorong kemandirian pangan di daerah, Mahulu memiliki tantangan ikut berpartisipasi membantu memenuhi pangan di ibu kota negara yang nantinya bakal ditempatkan di Kaltim.

Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Pertanian Siti Munifah mengapresiasi tekad Mahulu memajukan pertanian dalam arti luas. Termasuk program ketahanan pangan yang senapas dengan semangat yang diusung Kementerian Pertanian.

Menuju ke sana, Siti Munifah menyarankan agar Pemkab Mahulu memperkuat penyuluhan pertanian. Baik lewat penyuluh negara maupun relawan yang berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan pusat.

Perempuan bergelar doktor ini juga menyarankan pemerintah kabupaten mengubah cara berpikir petani tradisional ke modern. Hal ini bisa melalui pendekatan sentuhan teknologi dan melibatkan petani dari kalangan milenial. Ini agar terwujud iklim wira usaha pertanian.

"Bertani di masa depan tak perlu susah-susah seperti orang tua dulu. Bisa memanfaatkan teknologi serba otomatis untuk penyiraman maupun pemupukan menggunakan drone," ujarnya.

Dalam lawatan kerja kali itu, Kementerian Pertanian menyerahkan bantuan 5 komputer,

perangkat lunak informasi pertanian lengkap dengan modem Wifi. Alat yang nantinya dibagikan ke 5 Kecamatan di Mahulu ini diharapkan mempermudah penyuluh dan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Mahulu mengakses informasi pertanian dan mengedukasi petani lokal. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar