Pariwara Mahakam Ulu

Jawab Persoalan Kemandirian Pangan, Beras Gunung Kemasan Khas Mahakam Ulu Dilepas ke Pasar

person access_time 2 years ago
Jawab Persoalan Kemandirian Pangan, Beras Gunung Kemasan Khas Mahakam Ulu Dilepas ke Pasar

Peluncuran perdana produk pangan unggulan itu berlangsung meriah di alun-alun Ujoh Bilang, Kamis, 9 sampai 10 Juni 2022. (kaltimkece.id/Nalendro Priambodo)

Peluncuran perdana beras khas Mahulu menjadi penanda pemerintah tidak sekedar omong kosong mendorong kemandirian pangan. 

Ditulis Oleh: Nalendro Priambodo
Kamis, 09 Juni 2022

kaltimkece.id Sepanjang hari hingga menjelang malam, puluhan warga perwakilan 11 kampung di Mahakam Ulu sibuk di halaman Kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung (DPMK) Mahulu. Selama empat hari, silih berganti mereka bergotong royong mengemas beras ke dalam kantong berukuran 5 dan 10 kilogram. Pekerjaan melelahkan itu terbayar. Ratusan karung beras kemasan berlabel dagang “Beras Khas Mahakam Ulu” menggunung. Beras kebanggaan warga Bumi Urip Kerimaan itu siap dipasarkan kepada masyarakat luas. 

Peluncuran perdana produk pangan unggulan itu berlangsung meriah di alun-alun Ujoh Bilang, Kamis, 9 sampai 10 Juni 2022. Di sekitar lokasi acara terpampang banyak spanduk perayaan. Begitu pula, di lapangan terbesar di jantung ibu kota kabupaten sudah berjejer belasan tenant berisi beras aneka jenis dari berbagai kampung. Tenda itu dipersiapkan menjadi tempat awal dimulainya usaha Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) mempromosikan dan menjual hasil panen padi para petani lokal langsung kepada konsumen.  

Diperkirakan 3,9 ton beras khas Mahulu aneka jenis siap dilepas ke pasaran kali ini. Beras yang diluncurkan bukan beras sembarangan. Beras gunung berkualitas itu di antaranya berjenis ; Mayas, Abung, Lengasah dan Kosing. Sebagian stok beras yang beraroma harum dan pulen ini merupakan buah kerja keras para petani lewat program pertanian ladang kering menetap 10 hektare yang diprakarsai Pemkab Mahulu setahun terakhir. 

“Hari ini kita luncurkan beras lokal Mahulu untuk dijual dan dikonsumsi masyarakat,” ujar Bupati Mahakam Ulu Bonifasius Belawan Geh ketika peluncuran di Alun-alun Ujoh Bilang, Kamis, 9 Juni 2022. 

Pria yang juga Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Mahulu menuturkan hasil panen beras kali ini begitu bermakna bagi para petani di kabupaten yang mayoritas penduduknya berpofesi sebagai petani. Beras hasil panen kali ini menjadi jawaban bahwa berladang padi di lahan menetap dengan sentuhan teknologi dan pemupukan berkala sangat mungkin menghasilkan hasil panen yang melimpah. Para petani tak perlu lagi berpindah ladang setiap musim tanam tiba. 

Meski masih ada beberapa ladang kampung yang terkendala karena faktor cuaca dan alam, bupati yakin, paket stimulus ini mampu merangsang para petani meningkatkan hasil produksinya. Ia tetap optimistis, di tahun ini seluruh kampung bisa serentak menanam dan memanen padi di lahan menetap. Karena itu ia meminta para petani dan pengurus kampung jangan takut menanam padi. Sebab, jika hasil panen tidak bisa terserap pasar lokal, masih layak dijual ke luar daerah bahkan ekspor. 

“Jadi pemerintah tidak omong kosong. Di depan kita sudah ada hasilnya,” tegasnya. 

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung (DPMK) Mahulu Damianus Tamha optimistis program yang bertujuan menciptakan kemandirian pangan ini juga akan menggerakkan perekonomian kampung. Mengingat BUMK sebagai distributor resmi beras khas Mahulu bakal menghasilkan pendapatan asli kampung dari penjualan beras tersebut. 

“Lewat program ini, masyarakat kita ibaratkan bukan lagi diberi ikan. Tapi diberi mata pancing agar mereka berusaha. Ini agar mereka jangan terus menerus menadahkan tangannya,” harap Tamha yang didapuk sebagai Ketua Panitia Peluncuran Beras Lokal Mahulu sehari sebelumnya. 

Setali tiga uang, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Mahulu Saripuddin berharap peluncuran ini bisa memotivasi para petani meningkatkan produktivitasnya. Sebab, sudah ada kepastian distributor dan pasar. Di tahap peluncuran ini, beras khas Mahulu akan dijual seharga Rp 17 ribu per kilogram. Setelahnya akan mengikuti harga pasar. Harga yang ditawarkan di periode peluncuran sedikit lebih murah dibanding beras sejenis yang dijual di pasaran yang mencapai Rp 20 ribu per kilogram. 

“Tujuan yang diharapkan adalah ketahanan pangan kuat, keuangan desa di dapat,” kata Saripuddin yang juga Wakil Ketua Peluncuran Beras Mahulu ini. 

Peluncuran berlangsung meriah. Diikuti perwakilan seluruh pengurus kampung dan ASN di pusat ibu kota. Selain dirangkai dengan pembagian mesin bajak lahan, para tamu juga dihibur dengan tarian adat dan petikan Sappe serta beragam doorprize. (*)

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar