Membebaskan Mahulu dari Kegelapan Informasi, 23 BTS 4G Baru Dibangun 2022

Ditulis Oleh: Nalendro Priambodo
Jum'at, 17 September 2021

kaltimkece.id Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) berupaya keras keluar dari kegelapan informasi. Upaya mengetuk pintu pemerintah pusat terus digencarkan beberapa tahun terakhir. Hasilnya tak sia-sia. Tahun depan, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berencana membangun 23 menara pemancar sinyal 4G. 

Pembangunan 23 menara itu rencananya disebar di berbagai kampung yang selama ini belum sama sekali terkoneksi 4G ataupun terhubung lewat satelit. 

Diskominfostandi Mahulu mencatat hingga 2021 ini masih ada tujuh sampai delapan kampung di Mahulu yang sama sekali belum terkoneksi internet. Beberapa di antaranya, Kampung Long Pahangai, Rukun Damai, Wana Pariq, Long Merah dan Danum Paroy. 

Sementara sisanya, terkoneksi internet lewat bantuan satelit yang berbiaya lebih mahal dibandingkan dengan menara pemancar. 

Baca Juga : Mahulu Bebas dari ‘Penjara Telekomunikasi’ Dari 80 Persen Blank Spot pada 2013, Kini Tinggal 10 Persen. 

Agar rencana itu segera terwujud, Diskominfostandi Mahulu terus mengejar target penyelesaian survei lokasi di sejumlah kampung. Hasilnya akan diajukan kepada Kominfo agar bisa dijalankan lewat program Bakti Kominfo. 

“Sekarang 84 persen kawasan permukiman di Mahulu sudah bebas blankspot. Mungkin, jika program ini sukses berjalan, 2022 sampai 2024 sudah tidak ada lagi blankspot dan semua kampung bisa terkoneksi sinyal 4G,” ujar Bupati Mahakam Ulu, Bonifasius Belawan Geh melalui Kepala Bidang Infrastruktur Teknologi Informasi dan Telematika Diskominfostandi Mahulu, Evodius Awang. 

Beragam langkah dijalankan agar kegiatan ini sukses. Apalagi, program ini juga masuk program prioritas kerja Bupati dan Wakil Bupati Mahulu Bonifasius Belawan Geh dan Yohanes. 

Baca Juga : Strategi Pancing Investasi Jaringan Internet Mahulu, Kail PAD Ratusan Juta dari Sewa Menara

Semisal, untuk lokasi menara akan disurvei minimal tiga titik di setiap lokasi. Selanjutnya, berupaya mengajak pemilik tanah menghibahkan lahan seluas 20 x 20 meter untuk pembangunan menara. Mengingat, nantinya, menara ini menjadi fasilitas publik. (*)