Pariwara Mahakam Ulu

Menuju Kekebalan Kelompok, 16.425 Warga Mahulu Akan Divaksin Covid-19

person access_time 3 years ago
Menuju Kekebalan Kelompok, 16.425 Warga Mahulu Akan Divaksin Covid-19

Kegiatan vaksinasi Covid-19 di Mahulu. (nalendro priambodo/kaltimkece.id)

Sasaran ini sudah mencakupi 50-70 persen populasi penduduk berusia dewasa di Mahulu yang memenuhi syarat menerima vaksin.

Ditulis Oleh: Nalendro Priambodo
Selasa, 02 Maret 2021

 

kaltimkece.id Kabupaten Mahakam Ulu tengah menyiapkan vaksinasi Covid-19 massal bagi warga. Saat ini, Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Mahulu telah mendata 16.425 orang yang menjadi target sasaran vaksinasi di kabupaten berjuluk Urip Kerimaan tersebut. Sasaran sebanyak itu dinilai sudah mencakupi 50-70 persen populasi penduduk berusia dewasa di Mahulu yang memenuhi syarat menerima vaksin.

Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Mahulu, drg Agustimus Teguh Santoso menyampaikan sasaran sebanyak itu terdiri dari berbagai kriteria. Yakni orang dewasa berusia 18-59 tahun dan tidak memiliki penyakit pemberat seperti jantung, diabetes mellitus, dan penyakit kronis lainnya.

“Setelah vaksinasi terhadap 920 tenaga medis, kami akan kerja keras memberikan vaksin tenaga aparatur pemerintah, tenaga kerja kontrak di semua organisasi perangkat dinas, TNI/Polri, dan pelaku usaha,” sebut Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Mahulu, drg Agustimus Teguh Santoso.

Data sasaran target penerima vaksinasi itu nantinya terus dimutakhirkan. Setelahnya dikirimkan ke Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Nasional agar bisa segera didistribusikan ke Mahulu. Mengenai detail kepastian pengiriman kuota vaksinasi massal ke Mahulu masih bergantung instruksi pusat. Diprediksi vaksinasi massal akan berlangsung tahun ini, bergantung ketersediaan vaksin yang masih didatangkan dari luar negeri.

“Ini bukan pekerjaan ringan. Saya minta tenaga medis yang memvaksin aman dulu, sudah diproteksi vaksin,” ujar Teguh.

Secara teori, Teguh mengamini, target sasaran vaksinasi sebanyak itu cukup membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity di Mahulu dari serangan Covid-19.

“Kalau menurut teori semakin banyak orang yang punya kekebalan, virus semakin tidak bisa menemukan tempat penularan,” ujar Teguh kepada kaltimkece.id.

Selain kekebalan atau imunitas buatan yang ditimbulkan dari penyuntikan efek vaksin, terdapat juga imunitas yang terbentuk secara alami dalam tubuh. Kondisi itu, lanjut Teguh, terjadi terhadap orang yang pernah terjangkit Covid-19 dan sembuh.

Kepala Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda, dr David Hariadi Masjoer memberi penjelasan tambahan soal cara kerja vaksin Covid-19 buatan Sinovac. Vaksin ini dibuat dari virus Covid-19 yang sudah diinaktivasi sehingga tidak bisa berkembang biak di dalam tubuh. Virus yang sudah tidak berbahaya disuntikan dalam tubuh untuk merangsang pembentukan antibodi.

“Jadi, tubuh membentuk antibodi terhadap virus Covid-19. Kalau ada infeksi Covid-19, tubuh bisa mengenali dan tidak terjadi penyakit,” ujar David kepada kaltimkece.id, saat vaksinasi perdana di Kaltim yang berlangsung di Halaman Kantor Gubernur Kaltim, 14 Januari 2021 lalu.

Meski demikian, zat antibodi pasca vaksinasi hanya bisa terbentuk jika tubuh penerima vaksin dalam kondisi fit alias tidak memiliki riwayat penyakit bawaan atau komorbid seperti gangguan ginjal, darah, termasuk umur yang tidak melebihi 59 tahun. Umumnya adalah kriteria yang membuat sistem kekebalan tubuh menjadi rendah. Demikian juga seseorang yang memiliki tekanan darah tinggi, tidak diperkenankan menerima vaksin buatan Sinovac tersebut. “Sebab bisa meningkatkan tekanan darah dan efek nyeri saat penyuntikan karena ada benda asing yang masuk ke tubuh,” ucapnya.

Senada, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltim, dr Nathaniel Tandirogang menambahkan, pemberian dosis vaksin sebanyak dua kali selang 14 hari dimaksudkan sebagai penguat atau booster pembentukan sistem imun tubuh melawan virus SARS CoV-2 penyebab Covid-19. Terapi pemberian dosis vaksin tambahan dan berkala lanjut Nathaniel lazim dilakukan untuk menciptakan kekebalan melawan penyakit lain seperti polio atau tetanus. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar