Pariwara Mahakam Ulu

Pentingnya Iuran Jika Nantinya Air Bersih Mengalir ke Rumah Warga Mahulu

person access_time 2 years ago
Pentingnya Iuran Jika Nantinya Air Bersih Mengalir ke Rumah Warga Mahulu

Pemasangan pipa induk air bersih di Mahulu Oktober 2021. kaltimkece.id (Nalendro Priambodo)

Membiasakan masyarakat iuran untuk mendapat layanan untuk memupuk tanggung jawab dan keberlangsungan program agar tak mangkrak. 

Ditulis Oleh: Nalendro Priambodo
Sabtu, 30 Oktober 2021

kaltimkece.id Sekretaris Kabupaten Mahakam Ulu, Stephanus Madang menyampaikan sedikitnya ada tiga kunci dalam upaya menghadirkan air bersih di Kabupaten termuda di Kaltim ini. Kunci pertama adalah memastikan terbangunnya infrastruktur pengolahan sampai pendistribusian. Kedua, soal kelembagaan pengelola. Dan ketiga mengubah kebiasaan masyarakat agar tidak selalu berharap gratis ketika mendapat air bersih yang dikelola. 

“Kalau gratis tunggu mangkraknya saja,” ujar Madang kepada kaltimkece.id beberapa waktu lalu di kantornya ketika membahas soal tantangan dan peluang menghadirkan air bersih di Mahulu. 

Pernyataan Madang bukan tanpa alasan. Kondisi ini dia saksikan langsung ketika masih bertugas di Bappeda Kaltim beberapa tahun lalu. Madang ketika ditugaskan memonitor program air bersih bantuan pemerintah ke berbagai daerah sering melihat fasilitas pengolahan air bersih warga yang sudah beroperasi mandek di tengah jalan. 

“Hari ini mengalir, minggu depan mangkrak. Karena tidak ada yang pelihara. Tidak ada modal untuk memperbaiki,” ujar pria berkaca mata ini. 

Madang yang kini menjabat Kepala Bappelitbangda Mahulu ini berharap ada pungutan atau retribusi warga jika nantinya air bersih sudah mengalir ke rumah warga di Mahulu. Iuran ini penting untuk biaya pemeliharaan fasilitas jika ada kerusakan, menggaji karyawan sampai pengembangan unit bisnis. 

Memang, diakuinya, menjadi hal yang manusiawi bagi masyarakat awam mendapatkan air bersih gratis yang dikelola pemerintah. Hanya saja, sifat itu sejatinya tidak mendidik untuk merasa bertanggung jawab. Oleh karena itu, mulai sekarang menjadi penting dibangun komunikasi dan musyawarah mufakat terkait pengelolaan air bersih dengan iuran yang wajar. 

Selain memupuk rasa tanggung jawab dan menjamin keberlanjutan, iuran ini diyakini bisa menjadi sumber pendapatan untuk pembangunan daerah. Baik itu yang dikelola pemerintah kampung melalui Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) maupun Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Air Minum dan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang nanti akan dibangun Mahulu mulai tahun 2022.  

UPTD Air Minum dan SPAM itu direncanakan menjadi badan fungsional di bawah Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Mahulu. Mirip UPTD Alat Berat yang sudah terbangun di Mahulu beberapa tahun silam. 

Mula-mula, UPTD Air Minum dan SPAM ini akan membantu memetakan infrastruktur SPAM di Mahulu yang belum bisa beroperasi. Sembari memetakan alur produksi hingga distribusi ke rumah warga, unit akan akan membangun dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia terutama pengelola. 

Di masa depan, UPTD ini diharapkan menjadi cikal bakal lahirnya Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) seperti di daerah lainnya. Hanya saja, Madang bercerita, untuk menuju ke sana, dibutuhkan rangkaian kajian yang menyeluruh. Prosesnya harus selangkah demi langkah agar tak salah jalan. “Kalau loncat bisa kolaps,” ujarnya. 

Madang yang sebelumnya pernah bertugas di Pemkab Kutai Barat ingat benar bagaimana proses pembangunan PDAM di kabupaten berjuluk Purai Ngerimaan ini. Setelah dilakukan pemetaan dan kajian, pemerintah daerah memberikan penyertaan modal. “Sampai betul-betul bisa mandiri,” ujarnya.

Niatan membangun UPTD SPAM di Mahulu ini pun telah dikonsultasikan dengan pemerintah pusat dalam sebuah rapat telekonferensi September 2021 lalu. Madang menegaskan, pembentukan UPTD SPAM ini tidak ada kaitannya dengan dampak politik pasca pilkada kemarin. 

Dari hasil rapat kali itu, Madang menyampaikan, sudah ada tanggapan positif pemerintah pusat terkait usulan rencana ini. Dalam tahun depan, direncanakan pembentukan kelembagaan dimulai. “Mereka siap. Membantu pemagangan dan pembinaan kelembagaan,” ujarnya. 

Komitmen menghadirkan sejumlah infrastruktur dasar di berbagai lini menjadi kebutuhan mendesak yang sangat dinanti masyarakat Mahulu. Apalagi, di usianya yang akan menginjak delapan tahun, Mahulu terus giat membangun dari kampung termasuk pusat ibu kota baru di kawasan Sebenaq, Kampung Ujoh Bilang. (*)

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar