Pariwara Mahakam Ulu

Petani Mahulu Perlu Pendampingan, Usulan Pemagangan dan Bimbingan Teknis Mengemuka

person access_time 3 years ago
Petani Mahulu Perlu Pendampingan, Usulan Pemagangan dan Bimbingan Teknis Mengemuka

Rombongan Bupati Mahulu selepas pertemuan dengan Budisatrio Djiwandono. (nalendro priambodo/kaltimkece.id)

Pemagangan dinilai lebih efektif dibandingkan kegiatan studi banding yang selama ini berlangsung.

Ditulis Oleh: Nalendro Priambodo
Rabu, 21 April 2021

kaltimkece.id Sekretaris Kabupaten Mahakam Ulu, Stephanus Madang, menyarankan ke depan perlu diperbanyak program peningkatan sumber daya manusia dan kelembagaan petani dan aparatur dinas terkait. Peningkatan kapasitas dirasa penting diperkuat mengingat banyaknya jenis bantuan yang telah diterima namun kurang dimaksimalkan.

Karena itu, Madang mengusulkan program pemagangan bagi petani. Hal tersebut penting mengingat besarnya potensi pertanian Mahulu dan program baru Bupati menciptakan pertanian modern menetap berwawasan lingkungan demi mendorong ketahanan pangan Mahulu.

Secara umum, bisa saja petani Mahulu dimagangkan beberapa bulan ke daerah sentra pertanian dan perkebunan yang sudah berhasil dan cocok dengan karakteristik dan kebutuhan Mahulu. Hal itu ia nilai lebih efektif dibandingkan kegiatan studi banding yang selama ini berlangsung.

Madang optimistis petani yang dimagangkan mampu lebih cakap menyebarluaskan edukasi bagi petani dan peladang Mahulu di kampung. Terutama yang masih mempraktikkan budidaya secara tradisional dan cenderung kurang ekonomis dari sisi produksi dan produktivitas.

"Harapannya, petani yang dimagangkan bisa menjadi agen perubahan di kampung sepulangnya ke Mahulu," ujar Madang saat pertemuan bersama Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Budisatrio Djiwandono, di kompleks Gedung Nusantara 1 Senayan.

Madang menilai sebenarnya tidak terlalu sulit menata hal itu. Mengingat kabupaten termuda di Bumi Etam tersebut hanya memiliki 35 ribuan penduduk yang tersebar di 5 kecamatan dan 50 kampung.

Senada, Ketua DPRD Mahulu, Novita Bulan, menilai hal itu menjadi faktor penghambat kemajuan komoditas pertanian dan ladang di Mahulu. Padahal, lanjut politikus Partai Gerindra itu, Mahulu punya banyak potensi perkebunan unggulan andalan. Sebagai contoh kakao organik hasil petani lokal Mahulu yang kualitasnya diakui pasar internasional.

Menukil catatan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Mahulu, produktivitas kakao Mahulu tahun lalu mencapai 360 ton per tahun. Dengan harga rata-rata per kilo mencapai Rp 25 ribu per kilogram, diperkirakan terjadi perputaran uang Rp 9 miliar per tahun atau Rp 750 juta per bulan di kantong petani lokal.

Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Budisatrio Djiwandono, langsung mengambil sikap. Diperintahkan staf ahlinya yang biasa berkomunikasi dengan mitra kerja komisinya di Kementerian Pertanian agar mengusulkan program pendampingan dan penyuluhan petani kakao di Mahulu.

"Tolong usulkan bimbingan teknis satu program di Mahulu," ucap Budi kepada staf ahlinya. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar