Pariwara Mahakam Ulu

Rencana Mahakam Ulu Membangun Bandara, Membuka Isolasi dari Udara

person access_time 4 years ago
Rencana Mahakam Ulu Membangun Bandara, Membuka Isolasi dari Udara

Foto udara Ujoh Bilang, ibu kota Mahakam Ulu. Di sini, pemkab berencana membangun bandara.

Mahakam Ulu akan memiliki bandara baru di ibu kota. Melengkapi ragam transportasi jalur darat yang sedang dibangun.

Ditulis Oleh: Adolf Reisha Ding
Sabtu, 30 November 2019

kaltimkece.id Jalan panjang yang melelahkan harus dilalui siapa saja yang hendak menginjakkan kakinya di Mahakam Ulu. Rute yang lazim ditempuh adalah kombinasi jalur darat dan sungai. Alternatif lewat jalur udara, saat ini masih dalam perencanaan. Nantinya, Ujoh Bilang juga bisa dijangkau lewat jalur udara.

Dalam perkembangannya, Kabupaten Mahulu masih mengandalkan jalur sungai sebagai sarana penunjang transportasi. Secara turun-temurun, masyarakat sangat akrab dengan aliran Sungai Mahakam. Saat ini, pembukaan jalur darat sudah ditempuh. Meski belum mampu menjangkau semua kampung, master plan pembangunan sudah mencantumkan agenda besar lainnya; pembangunan bandar udara.

Bandara perintis memang sudah ada di beberapa kampung di perbatasan. Namun, pesawat yang mampu mendarat juga sangat terbatas. Hanya pesawat berbadan mungil dengan jumlah penumpang tak sampai 20 orang.

Rencana pembangunan bandar udara baru di Mahulu berlokasi di ibu kota kabupaten, Ujoh Bilang. “Sekarang dalam tahapan pembebasan lahan. Lokasinya masih di Kampung Ujoh Bilang juga,” kata Sekretaris Dinas Perhubungan Kabupaten Mahulu, Bernadetha Buaq.

Pembangunan Bandara Ujoh Bilang sudah ditetapkan sejak 2017. Persiapan dimulai pada 2018. Tahun ini, sudah masuk tahap pertama yaitu pembebasan lahan seluas 90 hektare. Total, 250 hektare yang mesti dibebaskan. Pekerjaan itu dibagi tiga tahap. “Sumber dana (pembebasan lahan) dari APBD Mahulu. Ke depannya, diusahakan Pemerintah Pusat yang membantu. Sekarang kami fokus ke pembebasan lahan,” kata Bernadetha.

Ia berharap agar seluruh elemen, terutama masyarakat Mahakam Ulu, dapat mendukung program Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu di bawah kepemimpinan Bupati Bonafasius Belawan Geh. Semakin besar dukungan masyarakat akan sangat berperan membantu proses pembangunan bandara.

“Bandara ini untuk kita semua. Selain memangkas waktu perjalanan, berdampak kepada kemajuan Mahulu,” kata Bernadetha. Perkembangan terbaru pembangunan bandara, sudah masuk penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atau Amdal. 

Sejumlah alasan di balik pembangunan bandara di Kabupaten Mahakam Ulu. Pertama, Mahulu adalah kawasan yang berbatasan dengan Malaysia. Daerah ini adalah beranda terdepan. Kedua ialah jauhnya akses darat, yang juga harus ditempuh melalui jalur sungai, untuk tiba ke pusat pemerintahan. Kehadiran bandara diharapkan meningkatkan mobilitas di Mahakam Ulu. Dapat meningkatkan minat investor dan wisatawan yang ingin menikmati kekayaan dan keindahan alam. 

Dinas Perhubungan Mahakam Ulu mencatat, terdapat 20 tahapan pembangunan bandara. Saat ini, sudah 15 tahapan dilalui. Diperkirakan, pembangunan fisik bandara dapat dimulai pada 2021. Sejumlah tahapan yang sudah dilalui ialah prastudi kelayakan, studi kelayakan, studi rencana induk bandara, rekomendasi bupati, surat ketersediaan lahan dari bupati, surat penegasan rencana pembiayaan, rekomendasi gubernur, evaluasi permohonan penetapan lokasi bandara, penetapan lokasi bandara oleh kementerian terkait. Sekarang, prosesnya adalah penyusunan amdal.

Bupati Mahulu Bonifasius Belawan Geh mengatakan, panjang landasan bandara direncanakan 1.600 meter. Dengan runway sedemikian, lanjut Boni, sudah memenuhi syarat untuk pesawat berbadan menengah sekelas ATR-72 untuk mendarat. “Tahap awal, kami berharap bisa menyelesaikan landasan sepanjang 1.600 meter,” ungkap Bonifasius.

Secara geografis, Mahulu yang berada di persimpangan antara Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah, memberikan banyak keunggulan. Jangkauan yang paling efisien nantinya dengan menempuh perjalanan udara.

“Bagaimana mungkin kami bisa bersaing dengan daerah lain jika sarana penunjang kebutuhan dasar belum terpenuhi? Bandara ada dalam rencana pembangunan jangka menengah Mahulu. Kami terus melakukan lobi-lobi ke kementerian terkait, seperti Bappenas, Perhubungan, atau Pekerjaan Umum, untuk memberikan bantuannya,” tutup Bupati. (*)

Editor: Fel GM

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar