Pariwara Mahakam Ulu

Sepakati Delineasi 7.222 Hektare Perkotaan Ujoh Bilang, Rancang Kota Masa Depan Berwawasan Lingkungan dan Kearifan Lokal

person access_time 2 years ago
Sepakati Delineasi 7.222 Hektare Perkotaan Ujoh Bilang, Rancang Kota Masa Depan Berwawasan Lingkungan dan Kearifan Lokal

Pusat Ibu Kota Mahulu di Ujoh Bilang akan ditata lebih berwawasan lingkungan dan kearifan lokal. Dok kaltimkece.id

Mahulu Mempersiapkan perencanaan ibu kota berwawasan lingkungan dan kearifan lokal.

Ditulis Oleh: Nalendro Priambodo
Jum'at, 10 September 2021

kaltimkece.id Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) tengah mempersiapkan penataan perkotaan baru Ujoh Bilang. Salah satunya lewat pembuatan kajian delineasi rencana detail tata ruang (RDTR) Ujoh Bilang seluas 7.222 hektare. Upaya ini sebagai bagian menata pusat perkotaan dan perkantoran masa depan yang berwawasan lingkungan dan menghargai kearifan lokal untuk 20 tahun ke depan.  

Kamis, 9 September 2021 niat menata masa depan itu mendapat persetujuan bulat. DPRD dan Pemkab Mahulu sudah menyepakati kajian deliniasi RDTR perkotaan Ujoh Bilang yang dibuat bekerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. 

“Kami sepakat luasan 7.222 hektare. Tinggal ke depan fokus kita mengatur tata ruang peruntukan untuk apa saja,” ujar Bupati Mahulu, Bonifasius Belawan Geh, Kamis, 9 September 2021 menghadiri rapat melalui daring. 

Menurut paparan yang disampaikan tim LPPM ITN Malang, wilayah delineasi perkotaan Ujoh Bilang adalah Kecamatan Long Bagun. Perinciannya, berada di sebagian wilayah di lima kampung. Di antaranya, Kampung Ujoh Bilang seluas 2.021 hektare, Desa Batu Majang kurang lebih, 209 hektare, Long Bagun Ilir sekitar, 2.457 hektare, Long Bagun Ulu, 219 hektare dan Desa Long Melaham sekitar 2.314 hektare. 

Bupati Bonifasius juga menyarankan agar mempertimbangkan detail kawasan yang masuk dalam RDTR tersebut. Mengingat daratan di Mahulu dipisahkan oleh aliran Sungai Mahakam. Kanan dan kiri mudik – istilah lokal. 

Setelah melihat peta deliniasi, jika memungkinkan bupati yang lahir dan besar di Mahulu ini berharap luasan RDTR sedikit digeser sebelah kiri mudik yang dinilai sebagai daerah potensi wisata alam. 

“Saran saya luasan digeser sebelah kiri mudik mencakup Gunung Tukung Kuleh, sampai air terjun Long Melaham, karena potensial jadi kawasan wisata. Seperti di puncak bogor. Saran saya, daripada banyak mengembang," ujarnya. 

Lebih lanjut, bupati menyarankan tim penyusun RDTR juga mempertimbangkan menggunakan masukan data primer rencana induk (masterplan) pembangunan ibu kota Mahulu yang sempat disusun beberapa tahun sebelumnya. Mengingat dokumen tersebut mengandung nilai positif yakni pembangunan ibu kota baru yang berwawasan lingkungan dan menghargai kearifan lokal. 

"Harapan kita RDTR ini, hasil akhirnya akan menjadi sebuah perencanaan komprehensif dan banyak mengandung unsur estetika, budaya dan lain agar tidak ada kekurangan," imbuhnya.

Wakil Bupati Mahulu, Yohanes Avun memberikan penjelasan yang tak kalah penting. Menurutnya, delineasi RDRT ini telah disempurnakan dengan masuknya beberapa kawasan baru setelah dilakukan investigasi lapangan selama kurang lebih tiga minggu. 

Beberapa revisi penambahan kawasan sudah dimuat. Di antaranya, kawasan pariwisata Batoq Tenevang dan memasukkan areal kantor pemerintahan. Termasuk di dalamnya, lokasi perencanaan pembangunan kantor semi permanen bagi organisasi perangkat daerah (OPD) yang kini masih menyewa. 

Mengenai detail peruntukan kawasan lainnya seperti permukiman, ruang terbuka hijau, pusat industri dan lain-lainya sambung Wabup Avun akan dibahas lebih lanjut secara demokratis melibatkan warga. Rencanannya, akan dibuat semacam forum konsultasi publik membahas hal tersebut pada Oktober nanti. 

“Mengenai muatan ruang dalam RDTR itu akan kita bahas dalam analisis muatan ruang,” ujar pria yang sempat menjabat Sekretaris Kabupaten Mahulu tersebut. 

Ketua Tim LPPM ITN Malang, Ardiyanto MG menambahkan konsultasi publik itu akan membahas fakta lapangan dan analisis konsep pengembangan kawasan di masa depan. Termasuk di dalamnya membahas sebaran sarana dan prasarana. 

Analisis menyeluruh itu melibatkan 18 muatan analisa melibatkan banyak pihak termasuk tokoh masyarakat setempat. Publik dipersilahkan memberi masukan atas usulan ini. 

“Ini adalah konsep pembangunan 20 tahun ke depan,” tutupnya. (*)

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar