Pariwara Mahakam Ulu

Tarif Normal Antar-Kecamatan Bisa Jutaan Rupiah dan Upaya Keras Mahakam Ulu Mengejar Ketertinggalan

person access_time 4 years ago
Tarif Normal Antar-Kecamatan Bisa Jutaan Rupiah dan Upaya Keras Mahakam Ulu Mengejar Ketertinggalan

Foto: Dokumentasi kaltimkece.id

Masalah utama Mahulu adalah keterbatasan di segala lini. Pemerintah kabupaten bekerja keras mengejar ketertinggalan.

Ditulis Oleh: Fel GM
Selasa, 05 November 2019

kaltimkece.id Tujuh puluh empat tahun sejak Indonesia merdeka, Kabupaten Mahulu sungguh tertinggal. Ketika baru ditetapkan menjadi daerah otonomi baru pada 2013, Mahulu sama sekali tidak memiliki jalan darat yang terhubung ke ibu kota provinsi. Praktis, pergerakan manusia maupun barang di sepenjuru kabupaten hanya mengandalkan moda transportasi sungai.

Mahulu adalah kabupaten dengan sebagian besar permukiman berdiri di sepanjang Sungai Mahakam. Sekitar 300 kilometer, dari 960 kilometer panjang Sungai Mahakam keseluruhan, mengalir di kabupaten ini. Panjangnya setara tiga kali perjalanan Samarinda-Balikpapan.

Sampai jalur darat yang memadai tersedia, warga harus menyusuri sungai yang amat memakan waktu. Perjalanan dari kecamatan terjauh di hulu sungai, Long Apari, hingga paling hilir di Kecamatan Long Hubung melahap waktu hingga 14 jam menggunakan speedboat. Jika menumpang long-boat, perahu panjang bermesin dua dengan kekuatan 400 Paarden Kracht atau tenaga kuda, waktunya bisa 20 jam. Sungguh jauh perbandingannya dengan tiga kali menyusuri Samarinda-Balikpapan yang sama-sama 300 kilometer karena cukup memerlukan 6 jam berkendara. Selain boros waktu, biayanya tinggi.

Tarif kapal dari satu kecamatan ke kecamatan terdekat di Mahulu memang tinggi. Untuk satu orang, mencapai Rp 300 ribu sekali jalan. Sementara untuk perjalanan terjauh, dari Long Hubung di hilir menuju Long Apari di hulu yang melintasi lima kecamatan, tarif menyentuh Rp 1,3 juta per orang.

"Kalau sewa speedboat sangat mahal ke Long Apari. Harganya Rp 20 juta bolak-balik ke Ujoh Bilang," jelas Roni Pranata, 30 tahun, motoris yang ditemui kaltimkece.id di pelabuhan Ujoh Bilang. Itu tarif normal sebelum disubsidi Pemkab Mahakam Ulu. Selepas subsidi, tarif transportasi sungai tersisa setengah. Bagi warga yang tak mampu, digratiskan.

Transportasi yang terbatas dan berbiaya tinggi akhirnya membuat harga barang kebutuhan pokok melambung. Di Long Apari yang berbatasan dengan Malaysia, harga tabung gas 3 kilogram bisa mencapai Rp 200 ribu saat kemarau. Memang, harga BBM di Long Apari telah satu harga. Namun, karena jauh dan sulitnya akses, biaya angkutan barang tetap tinggi.

Selain jalan dan jembatan yang belum dibangun, Mahulu menghadapi permasalahan infrastruktur dasar yang lain. Instalasi listrik, air bersih, dan sarana komunikasi, masih sangat terbatas di seluruh kecamatan. Dari 50 kampung di lima kecamatan Mahulu, 80 persen belum tersambung listrik. Warga hanya mengandalkan mesin pembangkit listrik pribadi yang menyala dengan biaya bahan bakar sangat mahal. Dalam semalam, untuk satu rumah, bisa menghabiskan 5 liter solar atau sekitar Rp 30 ribu.

Setali tiga uang dengan jaringan telekomunikasi. Sinyal telepon barulah tersambung di pusat-pusat kecamatan. Jarak kampung yang berjauhan membuat banyak wilayah Mahulu (luas Mahulu setara 20 kali Samarinda) menderita kegelapan informasi.

Siapkan Program

Seluruh keterbatasan infrastruktur itu akhirnya membuat masyarakat sulit berkembang. Sebagian besar warga Mahulu berpendapatan rendah karena tinggal di permukiman yang terisolasi. "Padahal, barang kebutuhan pokok yang harus mereka beli sangat mahal," jelas Bonifasius Belawan Geh, bupati Mahakam Ulu.

Sejak menjabat pada 2016, Bupati mencermati benar permasalahan yang dihadapi warga. Tiga permasalahan utama ditemukan yaitu infrastruktur dasar yang minim, biaya hidup masyarakat tinggi, dan rendahnya pendapatan masyarakat. Kondisi itu membuat sebagian besar kampung di Mahulu berstatus sangat tertinggal. Menurut pendataan pemerintah kabupaten pada 2017, 28 kampung sangat tertinggal, 18 kampung tertinggal, dan hanya 4 kampung berstatus berkembang.

"Seluruh masalah yang dihadapi Mahulu harus memiliki jalan keluar. Berdasarkan masalah itulah, kami menyusun visi dan misi," tegas Boni yang menyadari ketertinggalan Mahulu.

Memegang amanah sebagai orang nomor satu di kabupaten yang baru terbentuk, Boni kemudian menetapkan visi “Membangun Mahulu untuk Semua agar Sejahtera dan Berkeadilan.” Strategi umum yang disiapkan untuk mencapai visi dan mewujudkan misi pada 2016-2021 berlandaskan tiga masalah utama tadi.

Boni menjelaskan, strategi tersebut menggunakan pendekatan multidisiplin yang berdimensi pemberdayaan. Menurutnya, pemberdayaan yang tepat harus memadukan aspek-aspek penyadaran, peningkatan kapasitas, pendayagunaan, dan penempatan masyarakat sebagai subjek pembangunan. Demi menggapai keberhasilan visi dan misi itu, Mahulu memerlukan percepatan pembangunan. Program unggulan itu dinamakan Gerbangmas yang merupakan kependekan dari Gerakan Pembangunan Masyarakat. Secara konsep, Gerbangmas dijalankan berdasarkan pembangunan ekonomi masyarakat sebagai titik picu dalam melaksanakan pembangunan di seluruh sektor kehidupan.

Gerbangmas, melalui berbagai kebijakan, mendorong dan mendukung semua kampung se-Kabupaten Mahakam Ulu mandiri dalam sektor ekonomi. Kemandirian juga terwujud dalam pemenuhan infrastruktur dasar, peningkatan sektor pendidikan dan kesehatan, serta sektor strategis yang lain.

Baca juga: 
 

Dijalankan sejak 2017, Gerbangmas menjadi program induk pemerintah kabupaten yang berlanjut hingga 2021. Gerbangmas dijalankan dalam empat kegiatan utama. Pertama adalah subsidi tarif speedboat bagi seluruh masyarakat --gratis bagi warga tak mampu. Kedua, alokasi dana kampung yang bertujuan menciptakan kemandirian kampung lewat kerja pembangunan ekonomi kerakyatan.

Ketiga, melayani seluruh masyarakat Mahulu yang terisolasi melalui Mobile Government. Program ini dijalankan tim dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Mahulu yang mengelilingi seluruh kecamatan untuk memberikan layanan administrasi seperti KTP elektronik. Terakhir, layanan puskesmas apung terutama di kampung-kampung yang belum memiliki fasilitas kesehatan yang memadai.

Selain Gerbangmas, Mahulu memiliki program jangka menengah dan jangka panjang. Jika Gerbangmas menjawab kebutuhan masyarakat yang bisa diselesaikan sekarang, program jangka menengah dan jangka panjang lebih berfokus pada pembangunan infrastruktur. Sebagai contoh, pembangunan jalan yang menghubungkan Mahulu dengan "dunia luar" serta jalan antar-kampung dan kecamatan.

Bupati Bonifasius percaya, seluruh program itu membawa Mahulu berlari kencang mengejar ketertinggalannya dari kabupaten dan kota lain di Kaltim. Lewat program Gerbangmas pula, kata Boni, "Mahulu akan melewati gerbang menuju kabupaten yang gemilang." (*)

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar