Pariwara Mahakam Ulu

Tujuh Kunci Keberhasilan Mahulu Menekan dan Mempercepat Kesembuhan Pasien Covid-19

person access_time 2 years ago
Tujuh Kunci Keberhasilan Mahulu Menekan dan Mempercepat Kesembuhan Pasien Covid-19

Kabupaten Mahakam Ulu. dokumentasi kaltimkece.id

Kunci yang akan membawa Mahulu kembali pulih ke zona hijau bebas Covid-19. 

Ditulis Oleh: Nalendro Priambodo
Sabtu, 21 Agustus 2021

kaltimkece.id Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Covid-19 Mahulu terus berupaya menekan penyebaran dan mempercepat kesembuhan pasien Covid-19. Hal ini dibuktikan dengan menjadi satu-satunya daerah di Kaltim yang menyandang zona oranye. Catatan Satgas Covid-19 Kaltim, per 20 Agustus 2021 tersisa 36 orang yang dirawat. Jauh dibandingkan puncak pandemi gelombang dua mencapai 577 kasus pada 4 Agustus 2021 lalu. Berikut tujuh kunci keberhasilannya. 

“Kunci pertama adalah evaluasi dan pemetaan masalah penanganan Covid 19 yang terus menerus supaya bisa diambil langkah-langkah yang tepat untuk menekan kasus Covid 19,” ujar Ketua Satgas Covid-19 Mahulu, Bonifasius Belawan Geh melalui Ketua Tim Gerak Cepat (TGC) Penanggulangan Covid-19 Mahulu, drg Agustinus Teguh Santoso. TGC merupakan unit khusus di bawah Satgas Covid-19 Mahulu. 

Langkah ini bisa terlihat dalam berbagai rapat yang digelar Satgas Covid-19, TGC yang beranggotakan juga unsur TNI/Polri. Sebagai contoh, ketika kasus Covid-19 mulai merebak di kampung tetangga di Kabupaten Malinau Juni lalu, Ketua Satgas Covid-19 Mahulu, Bonifasius Belawan Geh langsung menggelar rapat intensif membahas strategi membendung kasus impor dari desa tetangga. 

Dalam rapat tersebut, disepakati membuat Pos Wasdalkes di kilometer 83 dekat kampung Mahak Baru. Tak sampai di situ, guna menanggulangi potensi lolosnya pelaku perjalanan yang tak taat aturan bebas Covid-19 di tengah serbuan varian Delta yang lebih ganas, Satgas Covid-19 Mahulu juga telah memperkuat petugas jaga di Pos Mamahaq Teboq Kecamatan Long Hubung. 

Dalam banyak kejadian, evaluasi dan pemetaan terus menerus ini dilanjutkan dengan penerbitan instruksi bupati Mahulu tentang penanganan Pandemi Covid-19 terbaru. 

Kunci ketiga yang tak kalah penting adalah penerapan sistem buka tutup kawasan Mahulu. Sistem ini sudah diberlakukan sejak 2019 ketika Covid-19 mulai masuk ke Indonesia dan Kaltim. 

Di awal penerapan, dibuat sistem dua minggu buka dan dua minggu tutup. Setiap orang yang hendak masuk ke Mahulu wajib menunjukkan tes antigen dan PCR dengan hasil negatif Covid-19 di Pos Wasdalkes. Di awal masa pandemi, sistem ini berhasil mempertahankan Mahulu bebas Covid-19 selama enam bulan. 

Ketika benteng pertahanan tak kasat mata mulai berlubang karena adanya dugaan orang yang melewati jalan tikus dan sengaja masuk tanpa hasil tes antigen dan PCR, tim bergegas menambal lubang tersebut. 

“Kami apresiasi atas dukungan Polres Kubar yang mengirim Team khusus untuk membantu pengamanan di Pos utama masuk ke Mahulu yaitu di Pos Wasdalkes Sungai Mamahak Teboq dan Pos KM 12 di Long Hubung sebagai Pos penyekatan,” ujar Teguh kepada kaltimkece.id, Kamis, 20 Agustus 2021.

Sistem buka tutup di Mahulu juga semakin disesuaikan dengan kondisi perkembangan pandemi di dalam dan luar Mahulu. Saat ini, dibuat sistem tiga minggu masa tutup dan satu minggu masa buka dalam sebulan. 

Dalam kesempatan wawancara sebelumnya, waktu tutup tiga minggu untuk memberikan waktu bagi pasien dan warga menyembuhkan diri sekaligus menguatkan kekebalan. Mengingat, masa inkubasi dan penyembuhan pasien memakan waktu sedikitnya 14 hari. 

Jika tidak ada kasus baru yang masuk dibawa oleh pelaku perjalanan, maka ada kesempatan bagi penduduk di dalam Mahulu, khususnya yang sedang dirawat sembuh. Selain itu, kasus baru akan ditekan. Ujung-ujungnya, kasus bisa ditekan, jumlah pasien sembuh meningkat. 

“Dari pengamatan saya, ketika kasus meningkat kemudian kita jalankan masa tutup, selesai masa tutup banyak kasus berkurang,” ujar Teguh. 

Memang lanjut Teguh, sistem buka tutup tidak bisa menangkal 100 persen Covid-19 masuk ke Mahulu. Namun, paling tidak sistem ini mampu mengurangi signifikan kasus. Sebab, sudah banyak pelaku perjalanan yang hendak masuk ke Mahulu diwajibkan karantina atau isolasi mandiri karena hasil swab PCR dan antigen hasilnya positif. 

“Banyak juga yang pelaku perjalanan yang menunda perjalanan karena tahu informasi Mahulu dalam masa tutup,” ungkapnya. 

Kunci keempat terletak pada kesadaran masyarakat menaati prokes dan mau memeriksakan diri jika timbul gejala yang menjurus ke Covid-19. 

Kelima adalah semangat para tenaga kesehatan yang dinilai pantang menyerah dan terus menangani kasus Covid-19. Walaupun harus dibayar mahal dengan banyaknya tenaga kesehatan di Mahulu yang terpapar Covid-19. 

“Ibarat mati satu tumbuh seribu,” ucapnya memberi perumpamaan. 

Keenam, peran pemangku kebijakan dari organisasi perangkat dinas terkait seperti ; Dinas Ketenteraman Umum yang membawahi Satuan Polisi Pamong Praja, Dinas Perhubungan, admin pengurusan surat izin masuk dan keluar (Simas dan Sika) serta OPD lain. 

“Mereka tidak lelah bekerja untuk mendukung penanganan kasus Covid-19 di Mahulu,” sambungnya. 

Kunci terakhir, dukungan penuh dan kuat dari bupati beserta wakil, DPRD, Sekretaris Kabupaten dan seluruh jajarannya yang bertekad memulihkan Mahulu kembali ke zona hijau.

Tak ketinggalan, apresiasi juga diberikan kepada TNI/Polri yang aktif membantu dalam kegiatan serbuan vaksinasi Covid-19 dan mengamankan pusat-pusat karantina sekaligus aktif dalam kegiatan tracing-dan tracing kasus Covid-19 di Masyarakat.  (*)

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar