Pariwara Mahakam Ulu

Upaya Keras Bupati Mahakam Ulu Membuka Isolasi, Bangun 110 Km Jalan, Sudah Beraspal 17 Km

person access_time 4 years ago
Upaya Keras Bupati Mahakam Ulu Membuka Isolasi, Bangun 110 Km Jalan, Sudah Beraspal 17 Km

Bupati Mahakam Ulu Bonifasius Belawan Geh memeriksa jalur aspal di Ujoh Bilang (foto: kaltimkece.id)

Pemkab Mahakam Ulu tengah berupaya keras membangun jalan menuju Kutai Barat. Langkah utama membuka keterisolasian kabupaten. 

Ditulis Oleh: Adolf Reisha Ding
Jum'at, 29 November 2019

kaltimkece.id Pandangan mata Bonifasius Belawan Geh jauh ke depan. Dengan mantap, Bupati Mahakam Ulu ini menaiki sepeda motor trail. Kendaraan roda dua itu kerap dipakainya mengunjungi kampung-kampung di Mahakam Ulu. Bupati Boni memang gemar menjelajah hutan untuk berburu atau sekadar menengok ladang sejak muda.

Kali ini, urusan orang nomor satu di Mahulu itu sedikit berbeda. Kendaraannya diarahkan ke jalan beraspal. Jalan ini terbentang di Kampung Ujoh Bilang, Kecamatan Long Bagun, yang merupakan ibu kota Kabupaten Mahulu. Ruas jalan ini mencatatkan sejarah sebagai jalur pertama di sepenjuru Mahulu yang berasapal. Panjang jalan yang telah menghitam itu menghubungkan dua kampung utama di Kecamatan Long Bagun yakni Ujoh Bilang dan Long Bagun.

“Pembangunan jalan aspal ini bertahap. Keterbatasan dana membuat kami baru bisa mengaspal jalan di Ujoh Bilang,” ujar Bonifasius Belawan Geh.

Pembangunan infrastruktur adalah target utama Boni yang menjabat sebagai Bupati Mahulu periode 2016-2021. Upaya kabupaten termuda di Kaltim tersebut beragam caranya. Selain optimalisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), lobi-lobi ke Pemerintah Pusat juga dilakukan.

“Jika hanya mengharapkan anggaran daerah, pembangunan di Mahakam Ulu berjalan sangat lambat. Sebagai Kabupaten termuda, kami perlu dukungan dari banyak pihak, termasuk Pemprov Kaltim dan pemerintah pusat,” tutur Bonifasius.

Sejak ditetapkan sebagai daerah otonomi baru pada 2013, Kabupaten Mahulu menghadapi masalah infrastruktur yang sangat besar. Kabupaten yang luas wilayahnya 20 kali dari Samarinda ini sama sekali tidak memiliki jalan darat yang terhubung ke ibu kota provinsi. Keadaan itu membuat pergerakan manusia maupun barang hanya mengandalkan transportasi sungai. Moda transportasi yang makan biaya dan waktu.

Langkah utama membuka isolasi Mahakam Ulu dengan daerah lain adalah membuka dan meningkatkan jalan dari Kutai Barat. Jarak antara Kecamatan Tering di Kubar dengan Ujoh Bilang di Mahulu sebenarnya tidak terlalu jauh, hanya 110 km. Jarak ini setara Balikpapan-Samarinda.

Meski demikian, membangun jalan di kabupaten termuda ini tidak mudah. Harga material penunjang pembangunan sangat tinggi ditambah mobilisasi peralatan dan bahan dari Samarinda, atau minimal dari Kutai Barat. Harga kebutuhan pembangunan jalan untuk kualitas aspal di Mahulu seharga Rp 5 miliar untuk setiap kilometer. Sementara di daerah lain, seperti Samarinda, hanya Rp 1 miliar per kilometer.

“Lokasi kami di wilayah hulu, jauh dari sumber material. Harga pembangunan setiap kilometer, bisa lima kali lipat dari daerah lain seperti Samarinda atau Balikpapan,” terang Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Mahakam Ulu, Solman.

Saat ini, Pemkab Mahulu melalui Dinas PUPR berfokus membangun jalan dan jembatan. Hingga November 2019, sepanjang 110 kilometer jalan poros dari Kutai Barat-Ujoh Bilang (Mahulu) telah dibangun. Sepanjang 17 kilometer di antara jalur itu telah diaspal.

“Nantinya, semua jalan di dalam kota diaspal termasuk dua jembatan di Ujoh Bilang Ilir,” tambah Kepala Bidang Bina Marga, Dinas PUPR Mahulu, Decty Toge Manduli. Menurutnya, dari empat jembatan yang ditargetkan, tiga telah rampung. Ketiganya berdiri di Sungai Betong, Sungai Pusu, dan Sungai Betuan.

“Tersisa jembatan Long Melaham yang masih digenjot sekarang,” tambahnya.

Pemkab juga intensif melobi pemerintah pusat untuk membantu pembangunan infrastruktur. Pada akhir Juli 2019, Bupati Bonifasius dan jajaran menyambangi tiga lembaga di Jakarta. Yakni Badan Litbang di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), serta Badan Pengkajian dan  Penerapan Teknologi (BPPT).

Baca juga:
 

Ketika datang ke Kementerian ESDM, Bonifasius disambut Kepala Badan Litbang Dadang Kusdiana, Kepala Deputi Bidang Pengelolaan Potensi Kawasan Perbatasan BNPP Boytenjuri, serta Kepala Badan BPPT Hammam Riza. Bupati memberikan gambaran kepada mereka mengenai sejumlah hal. Mulai kondisi geografis kabupaten hingga kondisi dan kebutuhan infrastruktur di Mahakam Ulu.

“Terutama di bidang infrastruktur dasar, sarana dan prasarana di Mahakam Ulu masih sangat minim dan tertinggal,” katanya. Bupati menjelaskan, untuk membangun Kabupaten Mahakam Ulu, perlu dukungan dari pemerintah pusat dan kementerian terkait melaksanakan percepatan pembangunan.

Selain jalan, salah satu sarana dan prasarana kebutuhan dasar masyarakat yang sedang dibangun adalah instalasi air bersih. Masyarakat selama ini masih menggunakan Sungai Mahakam, sumur, dan mata air dari dataran tinggi untuk mendapatkan air bersih. Bidang Cipta Karya, Dinas PUPR Mahulu, melalui Seksi Air Minum, menyiapkan pembangunan sistem penyaluran air minum (SPAM). Salah satunya adalah SPAM Ujoh Bilang yang disiapkan dengan debet air 5 liter per detik.

Jiu, pelaksana tugas kepala Seksi Air Minum, Bidang Cipta Karya, Dinas PUPR Mahulu, menjelaskan bahwa pembangunan instalasi sudah selesai. Pipa penyalur itu sepanjang 1,2 kilometer. Sementara yang sedang dikerjakan adalah rakit untuk mesin penyedot air. Berdasarkan kontrak yang dimulai pada 15 Juli 2019, pekerjaan ini diperkirakan selesai Desember 2019 sesuai waktu pelaksanaan 150 hari.

“Tahun depan, dua SPAM dibangun di Datah Bilang (Kecamatan Long Hubung) dan Mamahak Besar (Kecamatan Long Bagun). Daya sedot juga 5 liter per detik,” tutupnya. (*)

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar