Pariwara Mahakam Ulu

Wabup Mahulu Usulkan Kampung Miliki Mesin Sedot Air dan Pelatihan Personel Damkar

person access_time 3 years ago
Wabup Mahulu Usulkan Kampung Miliki Mesin Sedot Air dan Pelatihan Personel Damkar

Wabup Mahulu, Yohanes Avun meninjau lokasi kebakaran di Kampung Ujoh Bilang. (Humpro Pemkab Mahulu)

Perkampungan di Mahulu yang bersebelahan Sungai Mahakam memudahkan mesin penyedot air beroperasi.

Ditulis Oleh: Nalendro Priambodo
Selasa, 01 Juni 2021

kaltimkece.id Wakil Bupati Mahakam Ulu, Yohanes Avun mengusulkan setiap pengurus kampung menganggarkan belanja pembelian mesin penyedot air. Mesin yang tersambung ke sumber air terdekat ini diyakini menjadi alternatif mempercepat pemadaman api jika musibah kebakaran kembali terulang di permukiman. Wabup meyakini, kebakaran hebat yang menghanguskan 13 bangunan termasuk perkantoran pekan lalu harus dijadikan pembelajaran.

Usulan Wabup ini didasarkan atas beberapa pertimbangan. Pertama, keuangan Pemkab Mahulu yang masih terbatas belum memungkinkan membeli mobil pemadam di 50 kampung. Begitu pula, letak geografis kampung yang berjauhan ditambah minimnya akses transportasi jalan umum bakal menyulitkan mobil pemadam beroperasi maksimal untuk saat ini. Ketiga, letak perkampungan di Mahulu yang bersebelahan dengan sungai Mahakam dinilai memudahkan mesin penyedot air beroperasi cepat jika terjadi musibah kebakaran di perkampungan.

“Saat kejadian kebakaran tidak begitu repot. Tinggal ambil mesin penyedot air untuk menyiram kebakaran,” ujar Wabup Avun kepada kaltimkece.id, Senin 31 Mei 2021 di Samarinda. “Tinggal sedot air ke Sungai Mahakam dan tidak akan habis,” sambungnya.

Wabup mengusulkan penganggaran khusus pembelian mesin penyedot air tersebut bisa bersumber dari alokasi dana kampung (ADK). “Mungkin bisa di APBD perubahan atau APBD tahun 2022,” ujarnya.

Selain alat, wabup juga mengingatkan perlu adanya pendidikan bagi petugas pemadam kebakaran. Baik yang berada di dinas maupun relawan. Hal ini penting guna mengasah kompetensi petugas agar tidak banyak atau jatuh korban yang lebih banyak. “Mereka harus diajarkan bagaimana cara semprot kebakaran yang benar,” tandasnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Ketenteraman Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat Mahulu, Lawing Nilas menyampaikan saat ini jajarannya kekurangan personel pemadam kebakaran. Jumlah personel saat ini disebutnya hanya 18 orang yang sebagian besar berada di ibu kota Mahulu.

Pria yang sempat menjadi Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung (DPMK) Mahulu ini menyadari Mahulu perlu menambah personel pemadam kebakaran. Hal ini melihat kondisi geografis antar kampung di Mahulu yang sebagian besar hanya bisa dilalui sungai.

Mengatasi hal itu, jajarannya sedang berupaya berupaya membeli peralatan pemadam kebakaran. Langkah ini nantinya disinergikan dengan memberi pelatihan kepada para relawan yang berpotensi menjadi personel pemadam kebakaran.

“Minimal satu atau dua pemuda kampung. Kami akan diskusikan dengan DPMK mengenai anggarannya,” tandasnya. (*)

 

Dilengkapi oleh: Muhibar Sobary A
Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar