Pariwara Pemkab Berau

Distanak Masifkan Pemberian Vaksin Rabies ke Binatang Peliharaan

person access_time 1 year ago
Distanak Masifkan Pemberian Vaksin Rabies ke Binatang Peliharaan

Petugas medik Dinas Pertanian dan Peternakan Berau saat memberikan vaksin rabies kepada hewan peliharaan. FOTO: ISTIMEWA.

Vaksin tidak hanya terpusat di Tanjung Redeb saja, tapi hingga ke kecamatan-kecamatan jauh.

Ditulis Oleh: PARIWARA
Kamis, 22 Juni 2023

kaltimkece.id Mengantisipasi penularan rabies di Kabupaten Berau, Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) terus memasifkan vaksin rabies ke binatang ternak. Virus rabies pernah teridentifikasi di Kabupaten Berau pada 2013 lalu. 

Kala itu, hasil laboratorium dari sel otak anjing yang sempat mengigit salah satu warga Berau, terkonfirmasi positif rabies. Medik Veteriner Muda Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak), Iwan Kadianto menjelaskan, salah satu cara mengantisipasi penyebaran rabies dengan melakukan vaksin pada binatang peliharaan. 

Diterangkannya, ada sejumlah binatang peliharaan maupun liar yang bisa menularkan rabies. Di antaranya kucing, anjing, kera, hingga tikus. 

"Untuk sementara, sasaran vaksin itu untuk kucing dan anjing peliharaan. Karena itu yang paling rawan," katanya pada  Rabu, 21 Juni 2023.

Penyuntikan vaksin terhadap kucing. FOTO: ISTIMEWA. 

Dirinya menjelaskan, pemberian vaksin sendiri tidak hanya terpusat di Kota Tanjung Redeb saja. Tapi juga hingga ke kecamatan-kecamatan jauh. Bahkan, pihaknya juga menyiapkan 336 dosis vaksin rabies untuk mendukung pembebasan rabies di Kecamatan Pulau Derawan. 

"Seperti di Kampung Tanjung Batu, Kasai, Semanting dan Kampung Batumbuk. Sebenarnya, program pemberian vaksin ini sudah kami lakukan dari tahun ke tahun, ke sejumlah wilayah di Berau" ujarnya. 

Adapun untuk kucing maupun anjing liar, untuk sementara belum menjadi prioritas. Pasalnya, selain sulit untuk ditangkap, juga dapat membahayakan petugas. 

"Jadi fokus kami sementara ini binatang yang dipelihara," ujarnya. 

Dikatakan Iwan Kadianto, kasus rabies yang sempat ditangani pihaknya terjadi antara tahun 2013 dan 2014. Saat itu, ada surveilans yang mengambil sampel otak anjing untuk diperiksa di laboratorium, dan hasilnya positif. 

"Anjing itu sudah sempat menggigit orang, tapi sebelum bergejala sudah diberi vaksin anti rabies (VAR) khusus untuk manusia. Sehingga kondisinya tetap aman," jelasnya. 

Penyuntikan vaksin terhadap anjing. FOTO: ISTIMEWA. 

Untuk itu, Iwan mengimbau kepada masyarakat, apabila menjadi korban gigitan anjing, kucing maupun kera, segera mendatangi fasilitas kesehatan terdekat. Apalagi, binatang tersebut menunjukkan prilaku yang tidak biasa. 

Secara umum, ciri-ciri hewan terjangkit rabies, binatang peliharaan tidak dalam kondisi sehat, sulit menelan, air liur berlebihan, dan sangat agresif. Selain itu, juga mengalami perilaku menggigit objek imajinatif (fly biting), lebih jinak dari yang diperkirakan, dan sulit bergerak atau lumpuh. 

Pada kelelawar, hewan ini lebih banyak di tanah ketimbang bergelantung di pohon atau objek yang tinggi. 

"Apabila tergigit segera datang ke Puskesmas terdekat untuk diberikan VAR. Jangan menunggu bergejala baru minta ditangani. Lebih cepat lebih baik," pungkasnya.(adv/pemkabberau)

shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar