Terkini

ABK Merokok, Kapal Berisi 300 Tabung Gas Meledak di Pelabuhan Sungai Kunjang

person access_time 4 years ago
ABK Merokok, Kapal Berisi 300 Tabung Gas Meledak di Pelabuhan Sungai Kunjang

Kondisi kapal setelah mengalami ledakan pada Rabu dini hari, 25 Desember 2019. (arditya abdul azis/kaltimkece.id)

Terdapat beberapa prosedur sebelum kapal angkutan dinyatakan layak berlayar. Diduga kelalaian ABK membuat KM Noor Dalia F3 meledak saat masih sandar di pelabuhan.

Ditulis Oleh: Arditya Abdul Azis
Kamis, 26 Desember 2019

kaltimkece.id Suara dentuman keras memecah kesunyian di tengah malam ketika Haidir baru saja terlelap. Segeranya ia bangkit dari kasur lalu mengintip ke jendela di belakang rumahnya. Suara itu rupanya berasal dari arah Pelabuhan Sungai Kunjang yang berjarak 100 meter dari rumahnya.

Asap sudah membumbung tinggi. Berasal dari kapal pengangkut barang yang sedang tambat di dermaga. Suara teriakan minta tolong lamat-lamat terdengar. Pria 42 tahun itu langsung berlari menuju pelabuhan.

Sesampainya di dermaga, ia menemukan dua pria sudah tergeletak dengan pakaian sobek-sobek dan mengalami luka bakar. Dengan sigap Haidir turut membantu sejumlah anak buah kapal (ABK) mengangkat kedua pria tersebut. Dibawa ke atas motor dan melarikannya ke rumah sakit terdekat.

"Suara ledakannya nyaring sekali. Karena ini malam Natal, saya sempat kira itu suara petasan. Ternyata kapal meledak. Ada dua orang mengalami luka bakar langsung dibawa ke rumah sakit," kata Haidir saat ditemui kaltimkece.id, Rabu dini hari, 25 Desember 2019.

Ledakan kapal pengangkut barang dengan nama KM Noor Dalia F3 tersebut terjadi pukul 00.00 Wita, Rabu dini hari, 25 Desember 2019. Berasal dari lambung kapal yang berisikan 300 tabung gas LPG berukuran 12 Kilogram. Diangkut Kapal KM Noor Dalia F3.

Kapal yang tambat di Pelabuhan Sungai Kunjang, Jalan Untung Suropati, tersebut rencananya menuju Kecamatan Long Iram dan Long Bagun, Kabupaten Mahakam Ulu, pada Kamis, 26 Desember 2019.

Akibat ledakan dahsyat yang terdengar hingga radius 5 kilometer tersebut, membuat hancur bagian lantai dasar dan lantai dua kapal KM Noor Dalia F3. KM Maranatha yang saat kejadian bersampingan ikut hancur terkena imbas ledakan. Serpihan bagian kapal bahkan ditemukan berserakan di sekitar dermaga.

Setelah kejadian ledakan, warga berbondong-bondong berdatangan di pinggiran dermaga. Ledakan kapal dilaporkan ke aparat kepolisian. Setelah garis polisi terpasang, sejumlah petugas juga meminta keterangan saksi. Tak lama kemudian, salah satu ABK Kapal KM Noor Budise turut dilarikan ke rumah sakit. Korban ketiga tersebut mengalami luka di dada akibat terkena serpihan pecahan kaca, efek ledakan Kapal KM Noor Dalia F3.

Ketiga korban diketahui bernama Budianur, 23 tahun, dan Ryan Ismi Zevinta, 21 Tahun. Merupakan ABK KM Noor Dalia F3. Adapun Boy, 30 tahun, ABK KM Budise.

Budianur dan Ryan dirawat intensif di Rumah Sakit Hermina. Dari penanganan awal dokter, Budianur mengalami luka bakar 40 persen. Sedangkan Ryan mengalami luka bakar 25 persen. Sedangkan Boy dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie.

Wahyudi, salah satu awak KM Noor Dalia F3, mengatakan bahwa saat kejadian sebagian besar ABK sedang beristirahat. Belum diketahui persis sebab pemantik ledakan di LPG, apakah diakibatkan api ataupun korslet mesin lampu. "Saya tidur di bagian belakang kapal, yang meledak bagian depan kapal," ucapnya.

Melihat kapal hancur, sontak Wahyudi berlari ke dermaga sembari teriak meminta tolong. Saat berada di atas anjungan, dua rekannya, Budianur dan Ryan Ismi Zevinta, telah tergeletak dengan luka bakar.

Saat kejadian di atas kapal ada lima ABK. Budianur dan Ryan saat itu memang berada di bagian depan kapal, tepatnya di kemudi kapal. "Makanya mereka yang mengalami luka berat," ucapnya.

Adapun KM Maranata yang tepat di sebelah KM Noor Dalia F3 merupakan pengangkut barang tujuan Melak. Hancur di bagian atas. Sedangkan empat kapal lainya yang sandar di depan KM Noor Dalia F3, mengalami imbas kerusakan di bagian kaca.

Rutin Pengecekan

Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan Samarinda, Teguh Setiawardana, yang berada di lokasi menyampaikan, ledakan diduga berasal dari tabung gas yang menjadi barang bawaan. Kapal tersebut dijadwalkan berangkat 26 Desember 2019 pukul 07.00 Wita. "Indikasi pertama ledakan dari tabung. Menyebabkan satu kapal lainnya jadi korban juga," ujarnya.

Teguh menjelaskan regulasi yang harus dilalui oleh kapal motor sebelum berangkat ke tempat tujuan, yaitu dengan melaporkan informasi kapal. Setelah itu pihak Dishub melakukan pengecekan. "Sebelum berangkat harus lapor dulu ke pengawas dermaga. Berapa jumlah barang yang dibawa, apa saja jenisnya, anggota kami pun akan mengecek keselamatannya. Ada ketentuan jika yang dibawa adalah tabung gas atau B3 (bahan berbahaya dan beracun), tidak serta-merta membawa seenaknya. Untuk mengamankan hal-hal yang tidak diinginkan, melapor. Baru kami yang menandatangani manifest keberangkatan," jelasnya.

Terkhusus kapal motor yang mengangkut barang, ada ketentuan berlaku untuk muatan kapal. Jika barang muatan melebihi kapasitas, petugas pengawas berhak mengeluarkan barang dari kapal. "Biasanya selain tabung gas ada bahan-bahan pokok juga yang dibawa untuk logistik, termasuk penumpang. Kapal itu ada garis selarnya. Kalau itu masuk ke air, maka barang harus dikeluarkan," ujarnya.

"Sebelum Natal kami selalu mengadakan ramcek (pengecekan) dari segi keselamatan, seperti life jacket, ring buoy (pelampung), apar (alat pemadam api). dan kelayakan kapal untuk berangkat. Nah ini terjadi insiden," tutupnya.

Disebutkan Kapolsek Kawasan Pelabuhan (KP) Samarinda, AKP Aldi Alfa Faroqi, setelah menerima laporan. pihaknya langsung melakukan penyelidikan dan olah TKP. Sejumlah saksi turut dimintai keterangan.

"Kami masih mengumpulkan data dari saksi-saksi dan informasi lainnya. Sumbernya kami belum tahu. Untuk korban sementara anggota kami sedang cek ke rumah sakit," singkatnya.

Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Arif Budiman setelah kejadian langsung melakukan tinjauan lokasi ledakan kapal. Dari keterangan yang ia peroleh, saat itu kapal KM Noor Dalia F3 membawa 300 tabung gas elpiji 12 Kilogram. ABK diketahui sedang merokok, yang mengakibatkan adanya sumber panas yang membuat tabung gas dilambung kapal meledak.

Ledakan tabung gas menghancurkan kapal KM Noor Dalia F3 dan Kapal KM Maranatha yang saat itu sedang tambat berdampingan. Namun kerusakan yang ditimbulkan dari  ledakan tak sampai mengakibatkan kedua kapal tenggelam. "ABK yang merokok menyulut tabung gas itu jadi sumber panas, jadi meledak," kata Arif.

Soal asal tabung LPG, lanjut Arif, juga masih didalami. Sejak peristiwa pada malam Natal ini terjadi, hingga kini belum ada ditemukan korban baru. Saat ini dua ABK yang menjadi korban masih menjalani perawatan. “Yang jelas ini ledakan tabung gas murni yang dijual untuk dipakai sehari-hari," pungkasnya. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar