Terkini

Belum Melapor RT dan Tak Punya Medsos, Terduga Teroris Tinggal di Bekas Kandang Ayam

person access_time 4 years ago
Belum Melapor RT dan Tak Punya Medsos, Terduga Teroris Tinggal di Bekas Kandang Ayam

Rumah kontrakan salah satu terduga teroris yang diamankan di Samarinda. (giarti ibnu lestari/kaltimkece.id)

Salah satu terduga teroris yang diamankan, dikenal sangat terbuka kepada orang sekitar tempatnya mengontrak.

Ditulis Oleh: Giarti Ibnu Lestari
Kamis, 21 November 2019

kaltimkece.id Kilau sinar matahari terpantul dari jejeran seng putih. Didirikan jadi pagar pembatas yang membentuk huruf L. Dilengkapi pintu yang juga berbahan seng selebar satu meter. Di sebelah kanannya, tampak jendela rumah kontrakan terbuka lebar. Rumah tersebut adalah tempat tinggal FQ. Salah terduga terorisme yang diamankan anggota Detasemen Khusus 88 Anti-Teror di Samarinda.

Selasa, 19 November 2019, rumah kontrakan di Jalan Sultan Alimudin, Gang Ketapang, RT 38 Kelurahan Selili, Kecamatan Sambutan, tersebut menjadi satu dari tiga tempat yang digerebek aparat di Samarinda. Media ini mendatangi kembali lokasi itu sehari setelah penggerebekan. Mendalami sosok FQ yang disebut-sebut bagian dari jaringan terorisme di Kota Tepian.

Rumah kontrakan tersebut memiliki empat pintu. Masing-masing kamar selebar tiga meter dengan panjang lima meter. Dari luar, jendela rumah yang terbuka lebar menampilkan jelas isi ruang tengah kontrakan tersebut. Tampak kandang ayam kosong tengah ruangan. Seperti kandang untuk ayam yang baru memetes. Masih ada lampu yang menyala. Lantainya berbahan kayu tanpa alas karpet. 

Antara ruang tamu, tengah, dan dapur disekat dinding kayu. Sepasang gelas kecil kopi masih tersisa di ruang tamu. Terlihat sepotong karpet kecil digelar tak beraturan. Jendela kaca di samping pintu masuk tertutup tirai biru tua.

Iwan, 29 tahun, adalah salah satu tetangga FQ. Menempati pintu keempat di kontrakan tersebut. Paling ujung. Ia masih tak menyangka teman akrabnya diduga bagian dari jaringan terorisme. "Orangnya baik sekali,” jelas Iwan.

FQ belum genap satu bulan tinggal di kontrakan tersebut. Kamar yang ditempati  dulunya kandang ayam.

"Terakhir saya ketemu Selasa pagi (19 November 2019). Terlihat seperti hari-hari biasanya. Sebelum berangkat kerja pukul 08.00 Wita, bermain bersama anak bungsu saya. Hampir tiap hari bermain dan bercanda dengan anak saya. Saat berangkat kerja, FQ menumpang motor Asmi, tetangga samping kamarnya," kisah Iwan.

Berdasarkan cerita Asmi kepada Iwan, selepas siang pada Selasa itu, FQ mengantar air galon ke pelanggan tapi tak lagi terlihat hingga sore. Asmi akhirnya pulang sendiri.

Di lingkungannya, FQ dikenal sangat terbuka. Kerap berbagi soal ilmu agama. Tapi tak banyak cerita tentang keluarga.

"Yang saya tahu dia berasal dari NTT (Nusa Tenggara Timur). Pernah kerja di sebuah warung kebab di Samarinda. Katanya merantau ke sini untuk biaya pernikahan,” jelas Iwan.

FQ berencana menikah tahun depan kemudian memboyong istrinya ke Samarinda. “Pintu rumahnya tidak pernah terkunci. Saya keluar-masuk rumahnya. Saat istirahat makan siang, dia pulang untuk makan. Saya yang masak makanan untuknya. Kadang-kadang istri saya," tambah Iwan.

FQ memiliki postur tubuh tinggi. Tidak terlalu kurus atau gemuk. Warna kulitnya khas orang NTT. Sehari-hari akrab dengan kaos oblong, celana kain, dan topi. Sedangkan alas kaki biasanya sandal jepit.

Pernah sekali waktu Iwan menanyakan akun media sosial FQ agar turut berkawan di dunia maya. Tapi, FQ mengaku tidak memiliki. FQ juga belum melapor sebagai warga baru kepada ketua RT. "Saya mau temanin dia (lapor diri). Rencananya hari ini (Rabu, 20 November 2019)."

Penggerebekan Densus 88

Kabid Humas Polda Kaltim, Kombes Pol Ade Yaya Suryana, akhirnya buka suara atas penggeledahan tiga lokasi di Samarinda pada Selasa itu. Yang tak lain merupakan penggerebekan dari tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-Teror Mabes Polri. "Semua otoritasnya di Mabes Polri,” jelas perwira melati tiga itu.

Kabar beredar, tiga terduga teroris diamankan dalam penggerebekan tersebut. Namun Ade Yaya belum bisa mengonfirmasi. “Awalnya ada tiga orang. Tapi saya belum tahu statusnya apa. Apakah dari jumlah itu ada penambahan atau pengurangan," lanjutnya.

Atas penangkapan tersebut, Ade Yaya  mengimbau masyarakat untuk semakin waspada. Mengantisipasi aktivitas mencurigakan di sekitar. “Adanya kegiatan seperti ini jangan terlalu khawatir. Tetap tenang. Jika ada orang asing dan hal-hal mencurigakan, segera lapor ke kantor polisi terdekat," pungkasnya.

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar