Terkini

Berenang saat Arus Deras, Pemuda 19 Tahun Hanyut di Sungai Mahakam

person access_time 3 years ago
Berenang saat Arus Deras, Pemuda 19 Tahun Hanyut di Sungai Mahakam

Hari pertama pencarian korban tenggelam di Sungai Mahakam. (giarti ibnu lestari/kaltimkece.id)

Pemuda 19 tahun tersebut sebelumnya telah diperingatkan rekan-rekannya untuk tak berenang.

Ditulis Oleh: Giarti Ibnu Lestari
Selasa, 19 Januari 2021

 

kaltimkece.id Deras arus Sungai Mahakam pada Senin kemarin, 18 Januari 2021, menghanyutkan seorang remaja. Adalah Muhammad Alfayed yang berusia 19 tahun. Keberadaannya belum ditemukan hingga kini.

Awalnya pada hari itu, Alfayed pamit kepada orangtuanya untuk mengantar lamaran pekerjaan. Setelah lulus SMA dua tahun lalu, putra pasangan Dedi hariyadi (46) dan Ellis Purnama Wati (40) tersebut sampai saat ini belum memiliki pekerjaan.

Siang itu, selepas mengantar lamaran pekerjaan di suatu mini market, anak kedua dari lima bersaudara tersebut pun pulang. Namun setelah berganti celana, ia kembali pamit. “Dia hanya ganti celana. Setelah itu pamit lagi ke rumah temannya di Harapan Baru," ucap kakak perempuan Alfayed, Wanda Hamidah, kepada kaltimkece.id pada Selasa, 19 Januari 2021.

Di Harapan Baru, Alfayed bermaksud menemui empat temannya dari Muara Pahu, Kutai Barat, yang datang berlibur. Kelimanya berencana berenang di Sungai Mahakam. Mengambil tempat tepat di bawah Jembatan Mahakam yang akan disusuri dengan kapal ketinting.

“Kata temannya, Fayed yang ajak mereka berenang ke sungai tepat di bawah Jembatan Mahakam. Teman-temannya sempat mencegah tapi Fayed tetap berenang," lanjut Wanda.

Kepala Satuan Pol Air Polresta Samarinda, Ajun Komisaris Polisi Iwan Pamuji, mengatakan bahwa pihaknya menerima laporan seorang pemuda tenggelam di Sungai Mahakam pada Senin malam, sekira pukul 21.00 Wita. Alfayed dan empat temannya sempat berkumpul di kompleks ruko Jalan Untung Suropati, Kelurahan Karang Asam Ulu, Kecamatan Sungai Kunjang. Dari situ kelimanya bergeser menuju bantalan (beton) sekitar Jembatan Mahakam menggunakan kapal ketinting.

"Kejadiannya sekira pukul 18.30 Wita habis magrib. Mereka berlima dari rumah salah satu rekan menuju kompleks ruko setelah itu sekitar 10 menit, kalau menurut keterangan saksi tadi, baru pindah ke bantalan di Jembatan Mahakam," terang AKP Iwan Pamuji.

Fayed yang sangat ingin berenang saat itu berulang kali dilarang dan ditegur rekannya. Arus Sungai Mahakam sedang deras. "Teguran temannya tak diindahkan. Korban lantas nekat menanggalkan baju serta celananya lalu terjun hingga terseret arus sebelum tenggelam," jelas AKP Iwan Pamuji.

Detik-detik hanyutnya korban di Sungai Mahakam terekam video berdurasi 18 detik. Diambil menggunakan ponsel rekan korban. Dalam cuplikan tersebut, terlihat keempat teman korban mencoba menolong Fayed yang sudah terseret arus. Salah satunya kemudian menyalakan mesin ketinting dan dengan segera memutar ke arah korban yang terseret arus.

"Jadi agak telat. Sudah mendekati, korban hilang (tenggelam). Kurang lebih 5 sampai 10 menit. Karena posisi rekannya masih di atas bantalan jembatan. Turun ketinting, baru mau hidupkan mesin dan mengejar korban," imbuhnya.

Sementara itu Kanit Siaga SAR Samarinda, Riqi Efendi, menyebut bahwa pencarian korban belum dilakukan dengan proses penyelaman. Tim Basarnas bersama unsur SAR terus menyusuri sekitar tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi korban terakhir terlihat.

Tim SAR juga menyusuri titik lokasi yang kemungkinan jadi lokasi korban muncul ke permukaan. Tim turut dikerahkan memantau lewat darat. Pihaknya juga meminta otoritas perairan di Samarinda menginformasikan kepada kapal-kapal yang melintas jika melihat jasad mengapung.

"Tim juga menyisir menggunakan rubber boat. Alhamdulillah, cuaca cerah berawan, terus kami pantau dari atas (darat) dan air (menyisir sungai) sehingga memungkinkan mencari dengan pola yang ada," pungkas Riqi Efendi. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar