Terkini

Berpulangnya Dahri Yasin, Politikus Senior Kaltim yang Dikenal Jago Lobi dan Santun

person access_time 3 years ago
Berpulangnya Dahri Yasin, Politikus Senior Kaltim yang Dikenal Jago Lobi dan Santun

Mendiang Dahri Yasin saat masih menjabat anggota DPRD Kaltim. (foto: humas DPRD Kaltim)

Dahri Yasin pergi pada usia 61 tahun. Meninggalkan sejuta kenangan manis dan harum semasa hidup.

Ditulis Oleh: Nalendro Priambodo
Selasa, 01 September 2020

kaltimkece.id Andi Harun sedang memeriksa dokumen ketika tiba-tiba seseorang pria masuk ke ruang kerjanya di Kantor DPRD Kaltim. Dengan senyum ia mempersilakan tamunya, Dahri Yasin, masuk dan berbincang.

Kedua politikus beda partai ini sudah sama-sama paham arah perbincangan politik. Firasat Andi segera berkata, tekad kuatnya menjadi ketua Komisi III DPRD Kaltim bakal kandas.

Pada 2009, Andi dan Dahri sama-sama ngotot memperebutkan kursi ketua Komisi III DPRD Kaltim. Andi kala itu terpilih lewat Partai Patriot Pancasila. Ia menilai distribusi jatah ketua komisi sebaiknya dibuat merata. Melibatkan sembilan partai lainnya. Bukan semata berdasarkan perolehan kursi.

Pada Pileg 2009, Partai Patriot Pancasila hanya berhasil mendudukkan tiga wakilnya di Karang Paci. Sementara Golkar berhasil meraih lima kursi. Menilai partainya punya hak mencalonkan Dahri sebagai ketua komisi.

Setengah jam berbincang, Andi segera luluh dengan permintaan Dahri yang kerap dia sapa dengan panggilan kanda itu. Di mata dia, sosok Dahri bisa jadi panutan. Hampir tak pernah berkonflik dan marah.

“Beliau tahu cara mengatasi dan tahu kunci saya. Beliau cuma bilang, saya tidak mau bicara materi. Saya hanya ingin seperti biasa. Bantu kandamu ini,” ucap Andi Harun kepada kaltimkece.id, Selasa, 1 September 2020, mengenang komunikasi politiknya waktu itu dengan Dahri Yasin.

Kesepakatan tercapai. Dahri menjadi Ketua Komisi III DPRD Kaltim periode 2009 sampai 2014. Andi Harun ditunjuk sebagai wakilnya. “Satu-satunya orang yang bisa meluluhkan saya di bidang komunikasi politik di DPRD Kaltim, ya, Pak Dahri Yasin,” ujar Andi Harun yang sempat separtai dengan Dahri di Golkar sebelum akhirnya berpindah menjadi ketua Gerindra Kaltim.

Semenjak itu, keduanya makin akrab. Saling mengenal satu sama lain. Belasan tahun berkawan, Andi memahami sosok Dahri sebagai politikus yang jago melobi, komunikasi lintas parpol, bahkan dengan musuh politik sekalipun. “Saya kalau bicara dengan beliau ga punya argumentasi apapun. Sampai saya bilang, kayaknya Pak Dahri ada jimatnya,” kata Andi setengah bercanda mengenang Dahri.

Senada, Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi mengutarakan sosok Dahri Yasin sebagai politikus santun, tak mudah marah dan supel. Bahkan, Hadi yang sempat menjadi anggota DPRD Kaltim dari Partai Keadilan Sejahtera, mengaku berkawan akrab dengan Dahri hingga sekarang. “Saya dua kali yang menikahkan anak beliau,” ucap Hadi Mulyadi yang kini menjabat Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Gelora Kaltim.

Ketua DPRD Kaltim, Makmur HAPK, Kaltim kehilangan sosok politikus senior yang banyak mewarnai perpolitikan Kaltim. “Beliau banyak jasanya membesarkan Golkar di Kaltim,” kata Makmur.

Sebagai penghormatan terakhir, pada rapat dewan bersama pejabat Pemprov Kaltim, ia memimpin prosesi mengheningkan cipta dan mengirim doa kepada almarhum Dahri Yasin.

Selain aktif di Partai Golkar, Dahri diketahui pernah menjadi Ketua Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Kaltim. Setelah tak lagi terpilih sebagai anggota DPRD Kaltim pada Pileg 2019 lalu, Dahri tetap aktif di partai berlogo beringin itu. Namanya kembali mencuat ketika menjembatani komunikasi politik ketika Gubernur Kaltim Isran Noor hendak mencalonkan diri sebagai Ketua Golkar Kaltim tahun 2020 lalu. Dahri juga diketahui mengetuai Asosiasi Pasar Batu Bara Domestik Kaltim. 

Dahri tutup usia Selasa, 1 September 2020 pagi. Almarhum sempat mendapatkan perawatan tim medis dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Inche Abdul Moeis Samarinda. Petugas yang mendapat telepon setengah jam sebelumnya dari pihak keluarga segera melakukan pemeriksaan dan resusitasi jantung dan paru-paru di kediaman Dahri. Selanjutnya, ia dibawa ke instalasi gawat darurat RSUD tersebut dan mendapatkan perawat serupa. Hingga akhirnya, ia mengembuskan napas terakhir pukul 07.55 Wita pada usia 61 tahun.

“Dilakukan pemeriksaan swab post mortem, hasilnya reaktif. Pasien dinyatakan sebagai kasus probable covid-19,” ucap Direktur RSUD Inche Abdul Moeis Samarinda dr Syarifah Rahimah Aydrus melalui keterangan tertulis yang diterima kaltimkece.id.

Disebutnya, keluarga setuju dilakukan pemulasaran berdasarkan protokol Covid-19 dan dimakamkan di pemakaman umum Raudathul Jannah, Jalan Serayu, Kelurahan Tanah Merah, Samarinda Utara hari itu juga. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

Ikuti berita-berita berkualitas dari kaltimkece.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar