Terkini

Branding Rp 600 Juta di Umur Baru Samarinda

person access_time 5 years ago
Branding Rp 600 Juta di Umur Baru Samarinda

Foto: Arsip kaltimkece.id

Menata citra kota yang usianya hampir 351 tahun memerlukan anggaran yang tak sedikit. Jalan menuju Samarinda sebagai smart city, dimulai Januari ini

Ditulis Oleh: Ika Prida Rahmi
Kamis, 17 Januari 2019

kaltimkece.id Samarinda menampilkan wajah baru untuk makin dikenal seantero nusantara dan dunia. Berburu identitas anyar seiring usia baru pada 21 Januari 2019. Tak main-main, mahar Rp 600 juta digelontorkan.

Pemkot Samarinda berusia 59 tahun 2019 ini, berbarengan hari jadi Samarinda ke-351. Pada momen spesial itu, diluncurkan branding kota bertajuk Magnificent Samarinda.

Branding kota sebenarnya sudah umum di Indonesia. Publik tentu akrab dengan Jogjakarta yang memunculkan branding Jogja Istimewa. Demikian pula Enjoy Jakarta milik ibu kota negara.

Samarinda tak mau ketinggalan. Mengambil tema kota bisnis yang berbudaya, branding Kota Tepian tampil dengan unsur tiga warna; merah, kuning, hijau.

Merah diartikan langkah maju, berani, ulet, dan gigih. Sedangkan hijau bermakna damai, nyaman, dan subur. Adapun kuning menandakan kejayaan, kemajuan, dan dinamis.

Kepala Badan Perencana Pendapatan Daerah atau Bappeda Samarinda Asli Nuryadin mengungkapkan, branding Samarinda diinisiasi Pemkot dengan kerja sama Citiasia Inc. Selain membuat logo, konsultan tersebutbertugas merancang dokumen bisnis branding Samarinda, seiring tender proyek senilai Rp 600 juta yang dimenangkannya.

“Sebenarnya ada tiga opsi branding. Alhamdullilah sudah dipilih dan ditentukan Pak Wali (Kota Samarinda Syaharie Jaang),” ucap Asli.

Baca juga:
 

Pemkot menggandeng sejumlah kabupaten/kota di Indonesia untuk mempromosikan branding baru Samarinda. Komunikasi telah dilakukan dengan pemerintah Bandung, Bali, hingga Banyuwangi. Salah satu yang diunggulkan adalah sarung samarinda.

“Kalau ada wisatawan dari Bali atau dari pulau lainnya berkunjung ke Kota Tepian, mereka sudah tahu di sini ada kerajinan tenun sarung samarinda.”

Branding yang saat ini mengemuka adalah bagian dari blue print city branding Samarinda yang dirintis 2017. Pemkot Samarinda terpilih bersama 99 kabupaten/kota lain dalam Gerakan Menuju 100 Smart City Indonesia.Gerakan itu mewajibkan kota memberi pelayanan kepada masyarakat berbasis digital. Sebanyak 25 dari kabupaten/kota terpilih, dicanangkan menjadi percontohan.

Praktis, ke-25 daerah itu mesti mempersiapkan layanan publik digital secara bertahap lebih dini. Salah satu yang mesti didulukan adalah dokumen perencanaan bisnis branding bidang pariwisata. Samarinda dimungkinkan menjadi rujukan pengembangan smart city nasional jika mengimplementasikan project sesuai bimbingan dan asistensi tim pakar Kementerian Kominfo RI.

"Dalam masterplan itu ada beberapa branding yang harus dibangun terlebih dahulu. Di antaranya smart government, smart branding, smart environment, smart sociality, dan smart economic," sebut Hari Kusdaryanto, chief strategic officer Citiasia inc, saat dihubungi kaltimkece.id, Rabu 16 Januari 2019.

Masa Depan Waterfront City

Dalam penerapannya, masterplan menjadi acuan program smart city lima hingga sepuluh tahun ke depan. Dari situ mengemuka strategi meningkatkan nilai daerah dengan berbagai cara. Di antaranya ekosistem pariwisata daerah secara integratif, ekosistem bisnis dan perdagangan, serta penataan wajah kota. "Seperti landmark yang bisa menjadi simbol-simbol, itu akan ditentukan," kata Kusdaryanto

Samarinda kaya keanekaragaman budaya. Kondisi ini jarang ditemukan di kota-kota lain. Praktis, keunikan itu bisa menjadi aset utama untuk ditonjolkan. Dari sudut pandang wisata, ini bisa menjadi daya tarik wisatawan. “Misalnya dilihat dari sudut kesenian, peninggalan arsitekturnya, religinya, kuliner, dan event lainnya.”

Masterplan smart city kelak menampilkan Samarinda sebagai waterfront city. Kawasan pinggir Sungai Mahakam bakal dipenuhi taman hingga pusat wisata kuliner. Segala keunggulan itu yang coba digambarkan dalam penempatan logo dan tagline Magnificent Samarinda.

Huruf M menjadi poin mencolok dari logo tersebut. Menurut Kusdaryanto, torehan warna merah dengan lengkungan hijau dan kuning di huruf M menjadi representasi jembatan sebagai icon Samarinda. Penyatuan dari rupa Jembatan Mahkota dan Mahulu. Unsur warnanya adalah khas Samarinda yang diambil dari logo Pemkot dan sarung samarinda. Tiga warna itu pula mengandung makna seperti disebutkan Kepala Bappeda Samarinda sebelumnya.

Meski demikian, sisi yang paling banyak mengandung filosofi dalam logo tersebut ada di huruf S. Dibuat dengan dasar segi enam, menggambarkan keberadaan enam kampung pada awal terbentuknya Samarinda. Kampung-kampung tersebut meliputi Pulau Atas, Mangkupalas, Karang Asam, Sambutan, Karang Mumus, dan Loa Bakung.

Enam kampung tersebut sekaligus lambing masyarakat Samarinda yang multietnik. Banjar, Kutai, Dayak, Jawa, Bugis, dan Tionghoa adalah penduduk yang umum ditemui pada masa-masa awal Samarinda. Dengan tagline Magnificent yang diartikan sebagai keindahan, lengkaplah pesan "indahnya" keanekaramagan budaya Samarinda. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar