Terkini

Detik-Detik Ledakan Dahsyat dari KM Amelia

person access_time 5 years ago
Detik-Detik Ledakan Dahsyat dari KM Amelia

Foto: Fachrizal Muliawan (kaltimkece.id)

Ledakan terdengar hingga delapan kilometer. Kedahsyatan petaka itu ikut meretakan dinding rumah-rumah sekitar.

Ditulis Oleh: Fachrizal Muliawan
Rabu, 06 Februari 2019

kaltimkece.id Jam dinding dermaga PT SIE Mahakam di Jalan KH Mas Mansyur, Sungai Kunjang, menunjukkan pukul 21.10 Wita, Selasa malam, 5 Februari 2019. Seperti biasa, Alimin, penjaga dermaga, bersama dua kawannya, Saidi dan Iwan, bercengkerama sekitar 20 meter dari bibir dermaga, tepat depan mess perusahaan.

Duaarr … suara ledakan tiba-tiba terdengar. Obrolan ketiganya terhenti seketika. Ledakan dahsyat terjadi di ujung dermaga. Hujan material kayu menghujam setelahnya. Ledakan berasal dari KM Amelia, satu dari dua kapal yang tambat di dermaga SIE Mahakam.

“Semua langsung kabur menyelamatkan diri, termasuk keluarga saya yang saat itu berada di mess,” tutur Alimin. “Dari buritan terlihat asap mengepul,” tambahnya.

Selain kayu, ledakan membuat muatan tabung gas elpiji dan tubuh anak buah kapal KM Amelia terlempar ke udara. Informasi yang dihimpun media ini, lima dari enam awak kapal atau ABK sedang beristirahat di atas kapal tujuan Bidukbiduk, Kabupaten Berau tersebut. Mereka adalah Ramadan alias Madan, Muchtar, Ningsih, Arman, dan Jamaluddin. Sedangkan seorang ABK bernama Alam keluar kapal sebelum kejadian.

Hingga berita ini diturunkan, tubuh Jamaluddin dan Arman belum ditemukan. Sementara Madan dan  Muchtar dilarikan ke Rumah Sakit Dirgahayu, sekitar 6 kilometer dari kejadian. Sedangkan Ningsih ke Rumah Sakit Hermina, berjarak sembilan sampai 10 menit dari lokasi ledakan.

Muchtar dan Ningsih mengalami luka bakar dan patah kaki. Sementara Madan mengembuskan napas terakhir sekitar pukul 23.45 Wita setelah perawatan di rumah sakit. Madan menderita luka bakar lebih 70 persen di sekujur tubuhnya.

Media ini menemui Alam di lokasi kejadian beberapa saat setelah ledakan. Pria 40 tahun itu sempat dikabarkan berada dalam kapal sebelum ledakan terjadi. Ia bertugas sebagai kepala kamar mesin (KKM) di KM Amelia. Kapal dengan kapasitas 50 ton tersebut memuat gas elpiji, sembako, serta cat plus thiner. Aroma cat bercampur gas memang begitu terasa di dermaga tersebut.

Menurut Alam, beberapa jam setelah kejadian, jadwal keberangkatan kapal ke Bidukbiduk belum diketahui. Kargo belum terisi. Menurut rencana, beras dan sembako lainnya baru dimuat Rabu, 6 Februari 2019. “Yang baru datang gas elpiji dan cat yang dimuat Selasa pagi dan air mineral botolan pada siang hari. Itu pun belum selesai,” ucapnya.

Dengan tatapan nanar, Alam mengkhawatirkan nasib dua rekannya yang hingga Rabu dini hari belum ditemukan. Selain itu, uang senilai Rp 40 juta yang tersimpan dalam kapal ikut hilang. Diduga tenggelam bersama KM Amelia. Tas tempat uang disimpan ditemukan mengapung dalam keadaan kosong.

Selain KM Amelia, ledakan menyebabkan KM Tanjung Mas yang baru menyelesaikan perjalanan dari kawasan hulu Mahakam, ikut karam. Tak ada petugas saat KM Tanjung Mas tenggelam. Kapal yang biasa mengangkut pupuk tersebut belum diisi muatan.

Ledakan juga menyebabkan sebagian dermaga dan kantor PT SIE Mahakam rusak. Efek ledakan ikut menyebabkan kaca di rumah-rumah penduduk dalam radius 1,5 kilometer pecah. Sebagaian dinding rumah retak. Suara ledakan bahkan terdengar hingga Samarinda Seberang dan Loa Duri, Kutai Kartanegara, sekitar delapan kilometer garis lurus dari lokasi kejadian.

Masih Diselidiki

Penyebab utama ledakan KM Amelia tetap simpang siur. Informasi beredar, ada kebocoran tabung gas elpiji yang dimuat di atas kapal. Dari pantauan kaltimkece.id, tabung gas dalam muatan kapal memiliki ukuran bervariasi. Ada tiga, lima, 12, dan 15 kilogram. Beberapa tabung ukuran tiga kilogram tampak bocor.

Tabung gas tersisa diamankan kepolisian. Lokasi kejadian telah diberi batas garis polisi. Dari penelusuran lapangan, sebelum ledakan ada salah seorang ABK menyalakan pompa air untuk menguras air dari lambung kapal. Setelah itu ledakan terjadi.

Menurut Kepala Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu Polresta Samarinda Iptu Hardi, penyebab ledakan masih perlu ditelusuri. Kepolisian sedang melakukan pendataan. “Makanya, beberapa pihak, dalam hal ini saksi mata, dipanggil untuk dimintai keterangan,” tuturnya.

Dikatakan Kepala Unit Siaga SAR Samarinda Dede Hariana, proses pencarian korban hilang dihentikan pukul 23.00 Wita. Kondisi dianggap tak memungkinkan. Pada Rabu pagi, dibangun posko pencarian di dermaga PT SIE Mahakam. “Pencarian pada malam hari risikonya lebih tinggi. Kami tak mau pencarian korban malah menimbulkan korban baru,” pungkasnya. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar