Terkini

Detik-Detik Yusuf Menghilang, Pintu dan Pagar Setengah Terbuka, Keluarga Tuntut Tanggung Jawab

person access_time 4 years ago
Detik-Detik Yusuf Menghilang, Pintu dan Pagar Setengah Terbuka, Keluarga Tuntut Tanggung Jawab

PAUD tempat Yusuf hilang (foto: Giarti Ibnu Lestari/kaltimkece.id)

Kepolisian terus mendalami penyebab Yusuf meninggal. Keluarga meminta PAUD bertanggung jawab.

Ditulis Oleh: Giarti Ibnu Lestari
Senin, 09 Desember 2019

kaltimkece.id Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Jannatul Athfaal memiliki pekarangan sempit. Pagar PAUD sekaligus tempat penitipan anak itu bercat hijau dan kuning. Bangunannya berlantai dua dan bercat kuning dan biru.

Senin, 9 Desember 2019 pukul 09.00 Wita, PAUD yang menjadi lokasi hilangnya Ahmad Yusuf Ghozali, 4 tahun, dipenuhi 25 anggota kepolisian. Beberapa orang terlihat hilir mudik di tiga ruangan yang bersekat. Di Jalan Abdul Wahab Syahrani, RT 12, Kelurahan Gunung Kelua, Samarinda Ulu, itulah diadakan pra-rekonstruksi hilangnya Yusuf. Pra-rekonstruksi sekitar 30 menit tersebut melibatkan lima pengajar dan pengasuh PAUD.

Dari 22 adegan pra-reka ulang, detik-detik Yusuf menghilang diketahui. Bermula dari ruangan yang menjadi tempat Yusuf terakhir kali terlihat pada Jumat, 22 November 2019. Di dalam ruangan, ada dua pengasuh dengan tujuh anak termasuk Yusuf. Kedua pengasuh adalah Bunda Yanti dan Bunda Lina. Ketika mendekati waktu memandikan anak-anak, Bunda Lina pergi ke kamar kecil serta menitipkan Yusuf kepada Bunda Yanti. Bunda Lina pergi sejenak selama 5 menit.

Dalam rentang 5 menit itu, Mardiana selaku kepala PAUD datang. Ia menanyakan mengapa hanya satu pengasuh yang ada di ruangan. Bunda Yanti memberikan penjelasan. Saat itu, Bunda Yanti sedang memberikan susu kepada seorang anak. Tiba-tiba, terdengar suara tangisan dari ruang bayi. Mardiana lantas pergi ke ruang sebelah untuk membantu membuat susu. Pada waktu bersamaan, Bunda Yanti yang sedang berfokus memberi susu tak menyadari Yusuf sudah tidak ada di tempat. Sampai beberapa saat kemudian para pengasuh menyadarinya.

Pada saat yang sama, pintu ruang pengawasan tertutup rapat. Namun, ada pintu penghubung ke sebelah yakni ruang kepala sekolah. Pintu ruang kepala sekolah itu terbuka dan langsung berhadapan dengan pagar. Adapun kondisi pagar, sudah terbuka setengah.

Di luar pagar, terbentang jalan cor beton selebar 3 meter. Hujan baru saja mengguyur kawasan tersebut. Di satu sisi jalan cor itu, terdapat parit sedalam sekitar 1 meter dengan lebar sekitar setengah meter yang penuh dengan air. Jarak parit dari pagar PAUD kurang lebih 10 meter. Parit ini terhubung ke parit yang lebih besar dan dalam di tepi Jalan AW Syahranie, dengan jarak 20-an meter. Jalan AW Syahranie saat itu sudah terendam setinggi mata kaki orang dewasa. Salah satu dugaan yang mengemuka adalah Yusuf terperosok di salah satu dari dua saluran ini. 

Baca juga:
 

Ernawati, 31 tahun, adalah warga yang tinggal di samping PAUD. Ia membenarkan bahwa parit di depan PAUD terisi penuh selepas hujan deras. Namun, Ernawati mengaku tidak tahu dan tidak melihat ada anak yang keluar dari PAUD ketika itu.

Kepala Satuan Reserse Kriminal, Kepolisian Resor Kota Samarinda, Ajun Komisaris Polisi Damus Asa, mengatakan bahwa pra-rekonstruksi ini untuk pemeriksaan kembali. Sampai sejauh ini, petugas belum menemukan tanda-tanda Yusuf merupakan korban kriminal.

AKP Damus Asa juga menjelaskan, meskipun keluarga menolak autopsi, polisi tetap memeriksa kembali. Polisi perlu memastikan jenazah yang ditemukan pada Ahad, 8 Desember 2019, adalah benar Ahmad Yusuf Ghozali. Polisi sudah mengambil beberapa sampel untuk kepentingan penyelidikan.

"Saat ini masih diselidiki anak tersebut meninggal secara wajar atau tidak. Kami berkoordinasi dengan dokter. Sudah delapan saksi diperiksa, belum ada penetapan tersangka," urai perwira balok tiga tersebut.

Tuntutan Keluarga

Senin, 9 Desember 2019, pukul 11.30 Wita, ayah Yusuf bernama Bambang Sulistyo bersama kedua kakak ipar mendatangi PAUD Jannatul Athfaal. Mereka mempertanyakan tanggung jawab PAUD tersebut.

"Kami belum tahu pasti (penyebab Yusuf meninggal). Tapi, alhamdulillah anak saya sudah ditemukan. Saya dan keluarga besar sangat berduka. Kami menerima keadaan Yusuf. Cuma, yang saya pertanyakan, iktikad baik PAUD ini. Saya tunggu dari tadi malam (Minggu malam) mereka mengucapkan bela sungkawa. Harusnya, ada pembicaraan dengan kami,” ucap Bambang.

Ia mempertanyakan yang terjadi sampai anaknya bisa lepas dari pengawasan. Hal itulah yang mengakibatkan nyawa Yusuf tak terselamatkan. Menurut Bambang, PAUD telah mengatakan bahwa ada faktor kelalaian. PAUD, sebutnya, menyadari hal itu dan siap bertanggung jawab.

“Kami ingin bentuk pertanggungjawaban total. Bukan hanya materi, tapi moral. Di sini ‘kan lembaga pendidikan. Di mana iktikad baik mereka? Kredibilitas mereka dipertanyakan, kok, bisa sangat teledor? Semua hal, sekecil apapun, membuat kami curiga karena Yusuf hilang di sini. Tidak mungkin kami cari di tempat lain,” tegas ayah mendiang Yusuf.

Bambang juga berharap kepolisian bekerja lebih keras. Sudah ada titik terang dari penemuan jenazah Yusuf. Tinggal mencari penyebabnya.

“Saya sangat mengharapkan itu. Saya juga tidak bisa bilang saya tidak kecewa. Saya sangat kecewa,” sambungnya.

Kepala PAUD Jannatul Athfaal, Mardiana, tidak berbicara banyak ketika dikonfirmasi mengenai permintaan tanggung jawab dari keluarga Yusuf. Ia hanya bercerita mengenai kabar penemuan jenazah balita yang mengapung di sungai di Jalan Pangeran Antasari II. Kabar itu ia terima dari grup WhatsApp orangtua murid PAUD.

Mardiana lalu bergegas menuju kamar jenazah RSUD Abdul Wahab Sjahranie. Saat itu, ia bertemu ayah Yusuf, Bambang Sulistyo.

"Perasaan saya sudah tidak karuan. Bapaknya (Yusuf) menjawab belum tahu pasti. Tadi malam belum sempat ke rumah duka dan pemakaman. Saat di kamar mayat, saya ditelepon suami. Ada polisi datang ke rumah. Jadi, saya lewat WhatsApp meminta maaf. Bukan kehendak kami mau seperti ini. Turut berduka cita. Kami di sini terus berdoa bersama dan yasinan," jelasnya.

PAUD dan penitipan juga diliburkan sepekan setelah Yusuf menghilang. PAUD baru aktif seminggu setelahnya. “Untuk hari ini (Senin), kami pulangkan siswa PAUD dan anak yang dititipkan karena adanya pra-rekonstruksi,” jelas Mardiana.  

Pencarian Anggota Tubuh

Jenazah Yusuf ditemukan tidak lengkap. Sungai Karang Asam Kecil pun mulai disisir untuk menemukan bagian tubuh tersebut. Adalah Relawan Samarinda, yang mulai menyisir sistem drainase tersebut sejak pukul 10.00 hingga 17.00 Wita pada Senin, 9 Desember 2019.

Perwakilan Relawan Samarinda, Joko Iswanto, mengatakan penyisiran berlangsung di sepanjang 5 kilometer aliran anak sungai. Mulai titik diduga anak itu jatuh di parit tepi Jalan AW Syahranie hingga lokasi jenazah ditemukan. (*)

Editor: Fel GM

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar