Terkini

Jalan Lingkungan, Siasat ke APT Pranoto ketika Banjir

person access_time 5 years ago
Jalan Lingkungan, Siasat ke APT Pranoto ketika Banjir

Foto: Fachrizal Muliawan (kaltimkece.id)

Dari langit kembali ke langit. Hujan turun bikin genangan. Jalanan macet, penerbangan tertunda.

Ditulis Oleh: Fachrizal Muliawan
Rabu, 05 Desember 2018

kaltimkece.id Desember datang lagi. Periode padatnya aktivitas penerbangan sudah di depan mata. Bandara Aji Pangeran Tumenggung atau APT Pranoto dihadapkan akhir tahun pertamanya. Tapi, ancaman besar bukan datang dari udara.

Dioperasikan 24 Mei 2018, APT Pranoto terletak di Jalan Poros Bontang-Samarinda, Kelurahan Sungai Siring, Samarinda Utara. Dari ibu kota Kaltim, akses utama menuju bandara adalah Jalan DI Panjaitan. Celakanya, jalur tersebut salah satu langganan banjir di Samarinda.

Kekhawatiran publik akan sulitnya ke bandara muncul setiap hujan. Dan pemandangan itu terjadi, Senin 3 Desember 2018. Hujan hampir dua jam di Samarinda. Sejumlah ruas jalan tergenang.

Pantauan kaltimkece.id, genangan meninggi satu jam setelah hujan. Akses ke bandara benar-benar jadi korban. Jalan Gerilya tergenang sekitar 30 sentimeter. Sementara Jalan DI Panjaitan, tepat depan CItraland City Samarinda, digenang ketinggian 40 sentimeter. Kira-kira selutut orang dewasa.

Akibatnya, ruas Jalan Damanhuri, Gerilya, dan DI Panjaitan, terjadi antrean panjang. Bahkan di DI Panjaitan mengular hingga pukul 16.00 Wita.

Tumpukan kendaraan terjadi hingga depan Perumahan Bumi Sempaja, Jalan PM Noor, Kelurahan Gunung Lingai, Sempaja Utara. Mayoritas kendaraan roda empat ke atas. Kemacetan panjang di darat pun terasa sampai udara. Satu maskapai harus menunda penerbangan.

Diungkapkan Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) APT Pranoto Samarinda Dodi Dharma Cahyadi, pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan ID 7280 telat berangkat. Penundaan sampai setengah jam. “Maskapai memberikan kesempatan kepada penumpang yang diprediksi masih terjebak kemacetan,” ujarnya.

Menurut jadwal, pesawat berangkat pukul 14.45 Wita. Penerbangan baru dilakukan pukul 15.20 Wita. Beruntung, tak ada penumpang tertinggal akibat banjir.

Antisipasi atas kejadian begini mungkin bukan yang terakhir. Persoalan banjir belum tuntas. Pemerintah baru bisa bersiasat. Jalan alternatif terus dikemukakan. Meskipun secara teknis bukan jalan umum.

Diuraikan kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Perumahan Rakyat Kaltim Taufik Fauzi, pengerjaan jalan alternatif menuju bandara sudah dilakukan. Namun, dari 14 kilometer jalan plus dua jembatan, baru lima kilometer yang terbuka. Jalan yang sudah terbangun sekitar 400 meter di akses alternatif dari Batu Besaung hingga Sungai Siring. Pemprov bergumul agar kebutuhan anggaran dibiayai Pemerintah Pusat.

Baca juga:

 

Namun, publik tak bisa terus menunggu. Langit pun tak mungkin menahan hujan. Dinas Perhubungan (Dishub) Kaltim harus memutar otak. Jalan alternatif akhirnya mengemuka. Tapi hanya untuk sementara.

Tentu saja, karena secara teknis akses dimaksud merupakan jalan lingkungan. Jalur ini hanya diperuntukkan kendaraan pribadi.

“Jadi bila terjadi banjir di Jalan DI Panjaitan, kendaraan diarahkan ke Jalan PM Noor ke Perumahan BUMI Sempaja, kemudian menuju Perumahan Griya Mukti Sejahtera,” sebut Kepala Dishub Kaltim Salman Lumoindong.

Dari jalur tersebut, pengendara bakal keluar di pertigaan Lempake. Waktu tempuhnya sekitar 20-30 menit. Sedangkan durasi dari gerbang Perumahan BUMI Sempaja hingga APT Pranoto diperkirakan 45 menit. Itu bila kecepatannya 40-60 kilometer per jam.

Namun demikian, yang terjadi di lapangan tak semulus perkiraan. Pantauan kaltimkece.id, ketika macet mengular, jalur alternatif mayoritas dilewati sepeda motor. Tak banyak pengendara mobil tahu jalan alternatif itu. Padahal, keberadaannya penting sebagai pemecah macet. Terutama kala DI Panjaitan banjir.

Namun, menurut Salman, jalur alternatif sudah banyak diketahui publik. Opsi tersebut telah disosialisasikan mulai 20 November 2018. “Sejak penerbangan perdana Garuda Indonesia,” ujarnya.

Antisipasi sulitnya ke bandara sebenarnya mendapat perhatian serius. Sejumlah langkah mengemuka. Salah satunya fasilitas bus milik Damri. Dishub menyiapkan dua bus khusus melayani Bandara APT Pranoto. Dua unit lagi menyusul, menggenapi empat bus Damri ke bandara. Rute bus meliputi Terminal Sungai Kunjang-Terminal Lempake-Bandara APT Pranoto. "Kalau menggunakan bus Damri, banjir masih bisa dilewati. Bus ini kan tinggi, jadi bisa lewat," pungkas Salman. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar