Terkini

Jembatan Mahkota IV Urai 20 Persen Kemacetan, Penerangan hingga 44 Ribu Watt

person access_time 4 years ago
Jembatan Mahkota IV Urai 20 Persen Kemacetan, Penerangan hingga 44 Ribu Watt

Rupa Jembatan Mahkota IV dilihat dari tepi Sungai Mahakam. (wahyu musyifa/kaltimkece.id)

Tujuh tahun ketika proyek ini dimulai. Akhirnya resmi juga dioperasikan.

Ditulis Oleh: Nalendro Priambodo
Jum'at, 03 Januari 2020

kaltimkece.id Sekitar 50 meter dari bentang utama Jembatan Mahkota IV, Gubernur Kaltim Isran Noor menekan tombol di telepon seluler. Seketika, 170 rangkaian lampu light emitting diode atau LED menyinari sekujur bentang jembatan sepanjang 220 meter yang membelah Sungai Mahakam tersebut. Pengujian lampu tematik senilai Rp 13 miliar itu menandai dibukanya akses lalu lintas keesokan harinya. Penantian panjang memecah kemacetan ibu kota provinsi sejak pertama kali dibangun 2012 lalu.

“Ini, bisa diprogram dari jarak jauh. Dari Eropa bisa, dari Amerika bisa,” celetuk Isran setengah bercanda setelah peresmian, Kamis, 2 Januari 2020 malam.

Perangkat lampu tematik yang didatangkan dari Tiongkok dan Meksiko tersebut memiliki daya 33 ribu watt. Sementara penerangan lampu jalan sebesar 11 ribu watt. Totalnya 44 ribu watt daya yang digunakan menerangi jembatan itu. Lantaran baru pertama kali dinyalakan, Pemprov Kaltim masih menghitung biaya bulanan konsumsi listrik jembatan.

Meskipun sempat didera defisit anggaran beberapa tahun sebelumnya, Isran bersyukur jembatan yang dibangun Pemprov Kaltim tujuh tahun silam itu rampung juga. Harapannya, infrastruktur penghubung Samarinda dan kota lainnya, termasuk ibu kota negara ini, bisa mengurai kemacetan. Sedianya, Jembatan Mahkota IV dibuka satu jalur dari Samarinda menuju seberang. Sementara Jembatan Mahakam 1 digunakan sebaliknya, dari arah luar kota ke Samarinda.

 “Uji coba open traffic ini tidak bisa dilewati kendaraan di atas 10 ton. Hanya bisa di bawah 8 ton,” kata Isran.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Perumahaan Rakyat (DPUP2R) Kaltim, Taufik Fauzi, menyampaikan pembukaan lalu lintas di Jembatan Mahkota IV tersebut sesuai persetujuan Dirjen Bina Marga selaku Ketua Komisi Keamanan Jembatan Terowongan dan Jalan (KKJTJ).

“Jembatan Mahkota IV bisa open traffic buat roda dua, empat dan bus penumpang (sementara) di bawah 8 ton,” kata Taufik pada kesempatan sama.

Sebelumnya komisi ini sudah melakukan sejumlah uji beban di jembatan tersebut 22 Desember 2019 lalu.  Sambil pembukaan, Pemprov Kaltim menunggu hasil pleno tim ahli dari KKJT berisikan 33 orang dari berbagai bidang konstruksi dan keselamatan. Hasil catatan pleno disampaikan ke Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, ditindaklanjuti hingga penerbitan sertifikat laik fungsi. “Paling cepat satu bulan sejak proses pengujian jembatan 22 Desember 2019 lalu,” ungkap Taufik.

Urai Kemacetan Ibu Kota

Kehadiran jembatan kembar Mahkota 1 dan IV diharapkan membantu konektivitas dan mengurai kemacetan Samarinda. Baik kendaraan dari dan menuju ibu kota provinsi Kaltim maupun ke ibu kota negara (IKN) di Sepaku. Sebelum Jembatan Mahkota IV hadir, jembatan Mahkota 1 penuh sesak kendaraan. Tak heran, kepolisian terpaksa membuat sistem buka tutup atau bergantian melintas di jam padat, pagi dan sore hari.

Walaupun belum menghitung riil lalu lintas harian di Jembatan Mahkota 1, DPUP2R Kaltim memperkirakan ada 8 ribu kendaraan bermotor yang melintas di jembatan yang diresmikan Presiden Soeharto 33 tahun silam ini. Angka itu, ia perkirakan dari jumlah rerata pengguna tol dari Samarinda ke Balikpapan. “Kalau nanti saat IKN dimulai, bisa bertambah lagi,” ucap Taufik.

Kepala Bidang Bina Marga DPUP2R Kaltim, Irhamsyah menambahkan, animo masyarakat yang ingin masuk ke Samarinda cukup tinggi. Meski begitu, lalu lintas masih bisa dipecah dengan alternatif rute dan jembatan lain. Semisal Jembatan Mahkota II yang bisa langsung terhubung ke Tol Balikpapan-Samarinda.

“Sementara, perkiraan kami 20 persen kendaraan bisa terurai,” ucap Kepala Polrestabes Kota Samarinda, Kombes Pol Arif Budiman. Wakasat Lantas Polrestabes Samarinda, AKP Noordianto menambahkan, ada dua jenis lajur di Jembatan Mahkota IV. Lajur kiri dan kanan untuk pengendara sepeda motor dan lajur tengah untuk kendaraan roda empat. Dari sisi Samarinda, lajur kanan sepeda motor untuk rute Samarinda Seberang. Sementara lajur kiri ke arah Jalan APT Pranoto. Untuk keselamatan, pengendara diimbau tak memacu kendaraan di atas 40 kilometer per jam.

Dilengkapi Instrumen Digital Kesehatan Jembatan

Berdiri berdampingan, Jembatan Mahkota I dan IV punya nasib berbeda. Sedikitnya, ada lebih dari 16 kali kejadian struktur Jembatan Mahkota 1 ditabrak ponton batu bara sampai pengangkut kayu. Akibat kejadian itu, Balai Pelaksana Jalan dan Jembatan (BPJN) XII mengkategorikan jembatan masuk stadium 3, alias butuh perbaikan dan perawatan.

Meminimalisir insiden serupa DPUP2R merancang Jembatan Mahkota IV lebih baik. Salah satunya, merancang kolong jembatan dua kali lebih lebar dari kembarannya. Yakni 220 meter. “Ini antisipasi insiden tabrakan kapal. Dari arah hilir memang lebar. Kalau dari arah hulu masih sempit. Makanya, akan dibangun pengamanan jembatan oleh BPJN,” ucap Kepala Bidang Bina Marga DPUP2R Kaltim, Irhamsyah.

Sementara dari sisi pengawasan dan peringatan dini, disiapkan dua kamera closed circuit television (CCTV) yang memantau pergerakan di kolong jembatan. Beberapa buah disiapkan di atas struktur jembatan membantu segala pergerakan di bentang jembatan. Tak sampai di situ, dibenamkan sejumlah instrumen pemantau kesehatan jembatan di beberapa titik struktur rangka bangunan. Perangkat ini, bersama pemantau lampu tematik bakal terhubung dalam satu paket monitor. Lewat perangkat serba digital ini kesehatan jembatan bisa terpantau per jam. Direncanakan dibuat pos pantau tak jauh dari jembatan. “Jika terjadi benturan dan ledutan tinggi bisa termonitor per jamnya,” ucap Irhamsyah.

Jembatan ini menggunakan teknologi rangka pelengkung penerus yang terhubung ke fondasi. Panjang bentang 220 meter. Tingginya 22 meter dan lebar 16,9 meter. Desain ini, dikatakan Irhamsyah bisa bertahan 100 tahun dengan perawatan. Dipilihnya desain pelengkung agar bangunan terlihat artistik mirip jembatan di Australia. Adapun anggaran jalan pendekat sisi Samarinda Kota senilai Rp 222,7 miliar dan sisi Samarinda Seberang Rp 228,8 miliar. Sementara bentang tengah sekitar Rp 184,2 miliar. Total keseluruhan penyelesaian jembatan dan perlengkapan ditaksir Rp 800-an miliar dari APBD Kaltim.

“Jembatan ini lebih kuat, bisa menampung 1080 ton,” tandasnya. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar