Terkini

Kronologis Musafir Gadungan Aniaya Mahasiswi saat Salat

person access_time 5 years ago
Kronologis Musafir Gadungan Aniaya Mahasiswi saat Salat

Foto: Fachrizal Muliawan (kaltimkece.id)

Musafir gadungan mencoba merampok dan melakukan penganiayaan di masjid. Korbannya mahasiswi usia 20 tahun. Pelarian dilakukan dengan membawa kabur motor teman lama.

Ditulis Oleh: Fachrizal Muliawan
Minggu, 30 Desember 2018

kaltimkece.id Medio Desember 2018, Masjid Al Istiqomah di Jalan Pangeran Antasari, Samarinda Ulu, kedatangan sosok yang masih sangat asing. Muhammad Juhairi datang dengan klaim sebagai musafir. Bermaksud menumpang untuk semalam.

Zaidi Rahman adalah penjaga yang menerima kedatangan pria asal Sangasanga, Kutai Kartanegara, tersebut. KTP diserahkan sebagai syarat administrasi. Juhairi pun dipersilakan menginap.

Dari rencana awal semalam, keberadaannya di masjid pinggir jalan protokol Kota Tepian itu malah keterusan. Kurang-lebih sampai sepekan. Pengurus masjid tak masalah. Justru merasa terbantu.

Juhairi dinilai aktif dan rajin. Ia juga yang merawat Zaidi saat jatuh sakit. Termasuk mendampingi kala pengobatan di rumah sakit.  Atas perilaku baiknya, pintu masjid terus terbuka bagi pria 45 tahun tersebut.

Namun, citra positif yang dibangun selama sepekan, sirna dalam sekejap. Tak ada yang menyangka kesucian rumah Tuhan dinodai aksi brutal. Klaim musafir pada awal perjumpaan ternyata hanya kedok.

Dianiaya pada Rakaat Pertama

Merrisa Ayu Ningrum baru menuntaskan perkuliahan ketika tiba di Masjid Al Istiqomah, Jumat siang, 28 Desember 2018. Saat itu ia dalam perjalanan pulang dan memutuskan singgah karena waktu Zuhur hampir habis.

Kondisi saat itu sedang sepi. Jamaah telah menunaikan salat Jumat lebih satu jam sebelumnya. Hanya sosok pria berbadan tegap terlihat di lingkungan masjid. Kepada pria tersebut, Merissa menanyakan posisi toilet. “Setelah dari toilet, saya masuk ke masjid menaruh barang-barang, baru mengambil air wudhu,” terang Merissa kepada kaltimkece.id, Sabtu sore, 29 Desember 2018.

Mahasiswi tersebut kembali berpapasan dengan pria tadi begitu menyelesaikan wudhu. Tapi kali ini, giliran si pria yang bertanya. “Mbak sendiri saja, kah?” Merissa mengiyakan. Ia memang datang seorang diri.

Tak ada perasaan curiga. Ia melanjutkan langkah ke dalam masjid.

Mukena telah dikenakan, Merrisa memulai salat. Namun, ketika baru melakukan takbiratul ihram dan bersedekap di rakaat pertama, hantaman keras menghujam bagian belakang kepalanya. Balok dengan panjang sekira 30 sentimeter menghantam tepat di tengkuk kepala. Merissa roboh tapi tetap sadar.

Perlawanan dilakukan sebisanya. Posisi Merissa tidak menguntungkan. Pandangan mata terhalang mukena. Hantaman benda tumpul pun sekali lagi menghujam tanpa adangan berarti. Lagi-lagi diarahkan ke kepala. Perempuan 20 tahun itu masih tetap sadar. “Di tengah kondisi itu saya sempat teriak minta tolong dua kali,” ujarnya.

Jeritan Merissa didengar Sukiman. Salah satu pengurus masjid tersebut ketika itu sedang beristirahat di rumah penjaga. Namun, ketika sampai ke sumber keributan, pelaku pemukulan sudah kabur.

Merrisa kesulitan menjelaskan. Ia masih sempoyongan. Kepalanya benjol dan ada pendarahan di bagian belakang kuping. “Saya hanya bisa jawab, saya dipukul orang,” tuturnya.

Manfaatkan Situasi Sepi

Dari pantauan kaltimkece.id, Masjid Al Istiqomah memiliki empat titik terpantau closed circuit television  atau CCTV. Dua di dalam masjid menyorot bagian belakang saf laki-laki dan perempuan. Satu titik lain di lorong masjid dan kamera terakhir memantau tempat parkir. Empat kamera pemantau dipasang dua bulan lalu.

Dari rekaman CCTV yang dicek pengurus masjid, diketahui jika pelaku penganiayaan adalah Juhairi. Waktu tertera dalam rekaman kejadian sekitar pukul 14.30 Wita. “Itu masih masuk waktu Zuhur,” ungkap Muhammad Elansyah, ketua Pengurus Masjid Al Istiqomah.

Juhairi terpantau mondar-mandir sebelum melakukan penganiayaan. Gelagatnya seperti memastikan keadaan aman untuk melancarkan aksi. Biasanya rotasi jamaah salat tak pernah putus. Namun siang itu jamaah pria sudah melaksanakan salat Jumat. “Makanya sisa jamaah perempuan melaksanakan Zuhur,” tutur Elansyah.

Modus penganiayaan oleh Juhairi belum dapat disimpulkan. Namun dari pengamatan CCTV, warga Kukar tersebut diduga hendak melakukan pencurian dengan melumpuhkan korbannya terlebih dahulu. Merrisa melaporkan kejadian itu kepada Mapolresta Samarinda sehari setelah kejadian.

Pengurus masjid mendapat pelajaran besar. Petugas keamanan segera direkrut. Pos keamanan juga akan dibangun. Jangan sampai kejadian serupa terulang lantaran masjid kosong. Masjid mestinya tempat bagi jamaah merasa aman. “Jangan sampai masjid jadi sepi karena kejadian ini,” imbuhnya.

Bawa Kabur Motor Teman Lama

Kejahatan Juhairi tak berhenti di Merissa. Sabtu pagi, 29 Desember 2018, ia mendatangi WS di Kelurahan Jawa, Sangasanga. Juhairi dan WS sudah lama saling kenal tapi tak berteman baik. Keduanya pernah bekerja di perusahaan tambang yang sama di Sangasanga. “Meski kami sama-sama warga Sangasanga, kami baru kenal ketika bekerja di sana,” terang WS saat dihubungi kaltimkece.id. Atas kepentingan privasi, WS meminta identitasnya disamarkan.

Pagi itu, Juhairi tiba di rumah WS dengan kebingungan. Gelagatnya linglung tak jelas. “Dia bilang mau pinjam sepeda motor, mau datangi ibunya. Hanya 15 menit,” ungkap WS.

Melihat teman lama kesusahan, WS iba. Dipinjamkanlah skuter matik Yamaha Mio GT. Baru setahun kendara itu dibelinya.

Tiga jam berlalu, Juhairi tak kunjung kembali. Motor WS entah di mana rimbanya. Rasa panik dan curiga mulai muncul. Jangan-jangan motornya dibawa kabur. Tapi ia tetap berpikir positif.

Segala curiga baru terjawab begitu WS mendapati unggahan video di grup media sosial. Dalam tayangan tersebut, Juhairi tampak melakukan percobaan pencurian dengan kekerasan. WS langsung menduga motornya dibawa kabur menghindari kejaran setelah video penganiayaannya viral.

Tak banyak pikir, WS melaporkan kejadian itu ke Polsek Sangasanga. Ia tak menyangka. Juhairi tak menunjukkan gelagat mencurigakan selama satu tempat kerja dengannya. “Lama tak bertemu, malah bawa kabur kendaraan saya,” sesalnya. (*)

 

Dilengkapi oleh: Ika Prida Rahmi

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar