Terkini

Longsor Masjid Dekat Proyek Drainase Sudah Diprediksi, Alokasi Rp 5 M Termasuk Ganti Rugi

person access_time 4 years ago
Longsor Masjid Dekat Proyek Drainase Sudah Diprediksi, Alokasi Rp 5 M Termasuk Ganti Rugi

Kondisi Masjid Babul Hafazah dekat proyek drainase yang mengalami longsor. (arditya abdul azis/kaltimkece.id)

Pemkot Samarinda telah memperkirakan proyek drainase di Jalan PM Noor mengancam bangunan Masjid Babul Hafazah.

Ditulis Oleh: Arditya Abdul Azis
Selasa, 03 Desember 2019

kaltimkece.id Burhanuddin berusaha khusyuk menunaikan salat subuh ketika merasakan adanya pergerakan tanah dari dalam Masjid Babul Hafazah. Hingga imam selesai memimpin salat, situasi itu masih terasa bahkan sampai dilanjutkan sesi doa wirid. Hingga tiba-tiba terdengar gemuruh dari pelataran masjid.

Sabtu subuh, 30 November 2019, Burhanuddin spontan beranjak dari deretan shaf. Diikuti jamaah lainnya berlarian keluar masjid. Dari depan pintu, terlihat sisi kanan masjid telah rusak karena tanah longsor. Bedug sudah terjatuh ke galian drainase. Tempat wudhu hancur karena tanah amblas. Sejumlah fondasi masjid nampak menggantung dan nyaris terikut pergerakan tanah.

"Kejadiannya sekitar pukul 05.30 Wita. Begitu kita lihat, sudah seperti ini (tanah longsor)," ucap Burhanuddin kepada kaltimkece.id, Senin, 2 Desember 2019.

Burhanuddin segera menghubungi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Samarinda. Ia menilai ada hubungan antara kejadian tersebut dengan pengerjaan drainase yang berlangsung di depan masjid. "Alhamdulillah langsung ditindaklanjuti," kata pria sekaligus ketua Masjid Babul Hafazah tersebut.

Sebelumnya, Burhanuddin dan warga sudah mewanti-wanti tanah masjid mengalami kelongsoran. Sudah ada pula kerusakan. Tapi pihak pengurus tidak mempermasalahkan. Apalagi sudah ada kesepakatan antara pengurus wasjid dan waga sekitar terkait pembangunan drainase pengendali banjir tersebut.

Dari kesepakatan itu juga ada pernyataan perwakilan Pemkot Samarinda siap bertanggung jawab apabila proyek memicu kerusakan bangunan masjid. Maka pemerintah akan siap bertanggung jawab memperbaiki seperti semula.

Dari pengamatan Burhanuddin, pengerjaan drainase di lingkungan tersebut memang cukup memakan waktu. Volume kendaraan menumpuk melintas Jalan PM Noor. Alat berat pengerjaan proyek pun sulit beraktivitas. Akibat banyaknya kendaraan melintas, para pekerja hanya punya empat jam setiap harinya untuk menghindari kemacetan panjang.

"Selama empat jam pekerjaannya harus menurunkan empat beton drainase. Karena Itu harus menutup jalan. Begitu sudah pasang baru kendaraan bisa lewat lagi,"

Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang didampingi sejumlah pejabat teras Samarinda telah meninjau Masjid Babul Hafazah. Dari hasil tinjauan dan laporan yang ia peroleh, Jaang menyebut kondisi masjid masih dalam aman untuk jemaah beribadah. "Setiap kerusakan kami akan kembalikan seperti semula," tegasnya.

Diungkapkan Jaang, pengerjaan proyek drainase tersebut menghabiskan dana hingga Rp 5,3 miliar. Sejauh ini masih diadang sejumlah kendala. Musim hujan di Samarinda belakangan, cukup berpengaruh. Pemindahan beton drainase dengan alat berat turut terkendala lalu lintas padat Jalan PM Noor.

"Di lapangan ini pekerja memindahkan dan memasang kembali dari pukul 12.00 hingga 16.00 Wita. Ini karena padatnya lalu lintas. Sehingga saya minta Dishub membantu kelancaran lalu lintas. Kalau biasanya hanya empat (beton) sehari, bisa sebulan selesainya," jelasnya.

Agar masjid tak mengalami kelongsoran lagi. Kini setiap tanah yang telah dikeruk, dipasang turap plat besi menahan pergerakan tanah. Hal itu juga agar mengantisipasi tanah longsor menyebabkan kerusakan fasilitas lainnya. Seperti pipa PDAM dan tiang  listrik. Jaang telah berkoordinasi dengan PLN dan PDAM untuk siaga setiap saat.

"Longsor sudah berusaha ditahan turap plat besi. Bisa berbahaya juga tuh karena ada pipa PDAM. Insya Allah, tidak akan lagi longsor). Pastinya kami akan antisipasi, seperti dari PLN apabila ada gangguan kami minta gerak cepat. Termasuk juga PDAM, karena disini banyak pipa," imbuhnya.

Sudah Diprediksi

Hero Mardanus, kepala Dinas PUPR Samarinda, menjelaskan bahwa proyek drainase tersebut melintas dari Jalan DI Pandjaitan hingga PM Noor. Bertujuan untuk mengurangi genangan banjir yang kerap terjadi di kawasan tersebut.

"Tujuannya untuk crossing jalan. Mengantisipasi air yang dari Citraland. Pembangunan drainase sekitar 100 meter," jelasnya.

"Kami harapkan drainase bisa berguna maksimal membuang air langsung ke sungai. 40 persen air bisa lebih cepat habis."

Pemkot Samarinda disebut sudah jauh-jauh hari mengantisipasi kejadian masjid mengalami longsor. Dalam hal ini, Dinas PUPR telah menyiapkan dana ganti rugi. "Masuk pendanaan anggaran pengerjaan drainase. Memang dana itu sudah disiapkan untuk mengantisipasi kejadian seperti ini. Memang ada perkiraan sudah pasti (longsor). Soalnya bagian sebelah kanan masjid ketika pengerjaan sudah kejadian. Makanya kami antisipasi itu," terangnya.

Rekayasa Lalu-Lintas

Hari Prabowo, kabid Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Dinas Perhubungan Samarinda, mengatakan bahwa dalam waktu dekat melakukan sosialisasi pengalihan lalu lintas di kawasan tersebut. Berlaku khusus kendaraan di atas roda empat atau truk pengangkut barang.

Hal itu untuk menghindari penumpukan kendaraan di kawasan proyek. Kendaraan besar tersebut, apabila ingin menuju jalan poros Samarinda-Bontang, diharuskan melalui Jalan PM Noor, kemudian belok kiri melewati Jalan DI Pandjaitan.

Namun sebaliknya, apabila kendaraan di atas roda empat dari arah Bontang menuju Samarinda, dialihkan pertama-tama melalui Jalan DI Panjaitan, kemudian ke Jalan A Yani, lalu belok kanan ke arah Jalan S Parman.  Selanjutnya ke Jalan M Yamin dan ke Jalan Wahid Hasyim. Kendaraan pengangkut barang yang masuk ke kota diharuskan melalui jalan Ring road.

"Tapi diupayakan mereka melewati pada malam hari, kalau siang hari takutnya repot lagi lalu lintas di situ makin macet. Jadi nanti secepatnya disosialisasikan," ucapnya.

Tidak menutup kemungkinan pula kendaraan bermotor dan roda empat di Jalan DI Panjaitan dan PM Noor diberlakukan sistem satu jalur ataupun buka tutup. "Demi kelancaran. Atau pengaturan buka tutup barangkali, yang bisa membuat kendaraan bisa terus berjalan," tambahnya.

Ia meminta warga menghindari atau memilih opsi melintas di jalan alternatif lainnya untuk menghindari penumpukan kendaraan di jalan tersebut.

"Beruntung Bandara (APT Praonoto) sedang ditutup sampai 15 Desember 2019. Jadi bagi masyarakat yang buru-buru ke bandara bisa dihindari untuk saat ini," pungkasnya. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar