Terkini

Museum Samarinda, Proyek Rp 12 M yang Rusak sebelum Diresmikan

person access_time 5 years ago
Museum Samarinda, Proyek Rp 12 M yang Rusak sebelum Diresmikan

Foto: Ika Prida Rahmi (kaltimkece.id)

Museum pertama di Samarinda segera dibuka untuk umum. Sayang, sebulan jelang peremian, noda-noda kerusakan tersebar di bangunan Rp 12 miliar ini.

Ditulis Oleh: Ika Prida Rahmi
Kamis, 24 Januari 2019

 

kaltimkece.id  Museum Samarinda didirikan sejak 2017. Baru jalan dua tahun, kondisinya sudah tak terurus. Kerusakan terlihat kasat mata di sejumlah bagian. Padahal, fasilitas Rp 12 miliar itu belum pernah digunakan.

Museum yang berdiri di atas lahan eks SMA dan SMP 1 Samarinda itu, baru dibuka untuk umum pertengahan Februari 2019. Dari pantauan kaltimkece.id pada Selasa siang, 15 Januari 2019, sejumlah kerusakan bisa dengan mudah ditemukan.

Dari depan kompleks museum, retakan konstruksi terlihat di jembatan kecil penghubung gedung dengan jalan masuk. Beberapa titik pembatas jalan juga retak dan terlepas dari sambungan.

Masuk lebih dalam ketika menaiki anak tangga gedung, pagar besi pembatas sudah terlepas sebagian dari sambungan teralis. Pun sejumlah sisi plafon yang terkelupas. Sedikitnya ada 10 papan dinding bangunan terkelupas, terbuka menganga lebar. Plafon pun berjamur dan ada yang jebol.

Di sisi kiri dan kanan bangunan di Jalan Bhayangkara, Kelurahan Bugis, Kecamatan Samarinda Kota itu, ada papan panel ornamen dari kayu menyerupai bentuk ketupat. Namun kondisinya sudah lepas dari sambungan. Dinding lantai sisi kiri gedung pun terdapat retakan memanjang menyerupai akar pohon. Di lantai dasar itu pula beberapa sudut tembok berwarna putih ada bekas jejak sepatu. Debu bertebaran dan dinding-dinding mulai berwarna cokelat.

Baca juga:

 

Atas kondisi itu, kaltimkece.id menghubungi Kepala Bidang Sejarah dan Tradisi Dinas Kebudayaan Samarinda, Slamet Diyono. Namun, untuk pertanyaan seputar kerusakan museum, Diyono menolak menjawab rinci. Museum baru diserahterima dari Dinas Permukiman atau Disperkim Samarinda pada Desember 2018.

"Anggaran perawatan baru bisa diajukan pada 2020. Untuk tahun ini enggak bisa karena kami baru menerima Desember kemarin. Jadi belum bisa diusulkan di 2019, karena anggaran tahun ini sudah selesai," terang Diyono.

Dikatakan Kepala Disperkim Samarinda Dadang Airlangga, museum pertama di Samarinda itu dibangun bertahap selama dua tahun. Dalam ketentuan pembangunan, ada klausul bahwa perawatan selama enam bulan sejak proyek rampung, dibebankan kepada kontraktor. Sayangnya, garansi itu habis Desember 2018.

Kerusakan yang saat ini tak tersentuh belum terpantau Disperkim Samarinda. Dugaan awal Dadang, kerusakan disebabkan sebagian bangunan yang terpapar langsung sinar matahari dan hujan. "Kalau memang ada kerusakan, nanti disinkronkan dengan Bappeda. Di anggaran (APBD) Perubahan akan kami alokasikan, apakah masuk di Dinas Cipta Karya atau kami," jelas Dadang.


Tak Usik Peresmian

Dinas Kebudayaan Samarinda sebagai pengelola museum menjadwalkan peresmian pada 25 Februari 2019. Sejumlah persiapan dilakukan. Desain interior sudah hampir selesai. Unit pameran yang belum terisi antara lain alat musik tradisional dan alat tenun sarung samarinda. Ada pula delapan komputer berisi sejarah Kota Tepian dan umum.

Nantinya, pembukaan awal museum menampilkan ratusan cagar budaya. Demikian juga cuplikan sejarah manusia pra-sejarah hingga modern berbasis digital. Museum Samarinda dirancang bertemakan classic dan modern.

Rupa-rupa museum di Indonesia terbagi dua kategori; khusus dan umum. Berhubung Samarinda belum memiliki sejarah khusus, Museum Samarinda pun diperuntukkan kategori umum. Informasi sejarah Indonesia dan dunia bisa diakses melalui komputer yang tersedia.

Dalam peluncurannya, museum ini akan memamerkan replika tugu Yupa, penanda peradaban kerajaan Hindu tertua di Nusantara. Berbagai fosil juga dipamerkan, bekerja sama dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya atau BPCB Kaltim. "Pameran BPCB berlangsung lima hari pada pembukaan museum," terang Diyono.

Begitu beroperasi, Museum Samarinda terbuka untuk umum pada Jumat dan Sabtu. Khusus Senin sampai Kamis, dibuka bergiliran untuk anak-anak PAUD, SD, SMP dan SMA. Ada 10 pegawai dipersiapkan melayani para pengunjung.

"Museum dibuka dengan jadwal bergiliran agar pengunjung yang datang cukup tempatnya. Karena museum di Samarinda ini tidak luas." (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

 

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar