Terkini

Penutupan Ratusan TPS Pinggir Jalan di Samarinda, Tantangan di 21 Hari Pertama untuk Biasakan Warga

person access_time 3 years ago
Penutupan Ratusan TPS Pinggir Jalan di Samarinda, Tantangan di 21 Hari Pertama untuk Biasakan Warga

Salah satu TPS yang telah ditutup, di Jalan DI Panjaitan. (giarti ibnu lestari/kaltimkece.id)

Penutupan TPS tak bisa dilakukan sembarangan. Diperlukan strategi untuk membuat program ini berhasil.

Ditulis Oleh: Giarti Ibnu Lestari
Jum'at, 12 Maret 2021

 

kaltimkece.id Puluhan tempat pembuangan sementara atau TPS di Samarinda telah ditutup. Namun tak sedikit warga kedapatan masih membuang sampah di tempat tersebut. Hal inipun jadi perhatian serius Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi Wongso.

Pemkot Samarinda di bawah kepemimpinan Wali Kota Andi Harun dan Wawali Rusmadi Wongso, mengemukakan lima program prioritas dalam 100 hari kerja pertama. Salah satunya penanganan kebersihan kota yang salah satu memprioritaskan jalan-jalan protokol bebas TPS.

Rabu pagi, 10 Maret 2021, Wakil Wali Kota Samarinda meninjau jalan di Kelurahan Sungai Pinang Dalam. Menyusuri jalur yang berdiri bak-bak besar TPS. Rusmadi dalam kesempatan tersebut, memastikan apakah dinas terkait yang telah diarahkan, sudah benar-benar menjalankan fungsi.

Sekira pukul 08.45 Wita, Rusmadi tiba di Jalan DI Panjaitan, Sungai Pinang Dalam. Terdapat dua TPS berada di pinggir jalan. Satu TPS dipenuhi gunungan sampah dan satu lagi tidak. Di depan TPS yang belum terisi sampah itu, terdapat sebuah baliho pemberitahuan jika TPS tersebut telah ditutup.

Dari baliho yang dibuat kecamatan tersebut, warga diminta beralih membuang sampah di TPS area kantor Dinas PUPR Samarinda dengan rentang waktu 18.00—06.00 Wita. Meski demikian, realita di lapangan hal tersebut tak begitu diindahkan warga. TPS tersebut masih saja jadi tujuan warga membuang sampah. "Dalam lima menit ini saya hitung sudah tujuh orang yang buang sampah," ucap Rusmadi Wongso selepas memantau TPS.

Eko Wahyudi merupakan salah satu warga yang terpantau membuang sampah di tempat dan waktu yang tak sesuai. Warga RT 05 Kelurahan Mugurejo, Kecamatan Sungai Pinang Samarinda, tersebut mengklaim bukannya tak menyadari waktu pembuangan yang telah ditentukan. Ia berdalih sehari sebelumnya hujan sehingga baru bisa membuang sampah keesokannya.

"Kemarin itu mau dibuang hujan. Di tempat saya (Mugirejo) banjir. Tidak bisa keluar. Jadi ini sekalian sambil berangkat kerja saya buang. Ditaruh di rumah bau. Sebenarnya saya sangat peduli dengan kebersihan kota. Mari sama-sama kita jaga kebersihan kota," ucap Eko Wahyudi.

Wakil Wali Kota Samarinda, Rusmadi Wongso, mengatakan bahwa peran warga Samarinda dalam mendukung kebersihan kota sangat penting. Tanpa dukungan warga, kerja pemerintah akan sia-sia. Karena kebersihan juga erat kaitannya dengan penanganan banjir.

Tanggapan DLH Samarinda

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda, Nurrahmani, mengatakan semula ada 96 TPS yang ditargetkan dibongkar. Belakangan daftar tersebut bertambah jadi 107 seiring permintaan warga yang diakomodasi. Sebanyak 30 di antaranya telah dibongkar.

"Kalau saya lihat semua mendukung. Cuma harapan warga jangan sampai ada permasalahan lahan dan lain-lain. Saya sampaikan, ini semua dilakukan dengan perencanaan, bukan sekadar bongkar. Karena 100 hari ini adalah peletakan pilarnya," ucap Nurrahmani.

"Kami tidak bisa menuntaskan semua persoalan. Tapi yang sudah dituntaskan lakukan dengan tuntas. Jangan ada tersisa," sambungnya.

Menurutnya, dalam kebijakan ini, faktor psikologis masyarakat juga harus diperhatikan. Setelah penutupan TPS, 21 hari pertama menjadi momentum untuk krusial untuk membiasakan warga tak lagi membuang di TPS tersebut. Sehingga perlu Ditempatkan anggota DLH yang menjaga TPS yang telah ditutup selama rentang waktu tersebut. Ia meyakini jika 21 hari TPS yang telah ditutup itu terus dijaga, maka program ini bisa berjalan baik.

"Dulu saya pernah memindahkan 115 TPS. Kalau dulu permintaan kepala dinas, kalau sekarang permintaan wali kota. Mustahil kalau enggak bisa," pungkas Nurrahmani. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar