Terkini

Persekusi Majelis yang Diduga Sesat, Dituduh Bertukar Pasangan, Bantah Langgar Ajaran Islam

person access_time 4 years ago
Persekusi Majelis yang Diduga Sesat, Dituduh Bertukar Pasangan, Bantah Langgar Ajaran Islam

Kediaman Aziz Wangge di Jalan Sultan Alimuddin. (arditya abdul azis/kaltimkece.id)

Majelis Rasulullah Assabatu Sahabah telah dilarang beraktivitas. Namun jemaahnya yang masih berkumpul meresahkan warga sekitar.

Ditulis Oleh: Arditya Abdul Azis
Selasa, 26 November 2019

kaltimkece.id Zulhan tengah menjemur pakaian ketika suara gaduh terdengar dari seberang rumahnya. Menghentikan sejenak kegiatannya, pemuda tersebut bergegas mencaritahu sumber keributan. Dari lantai dua rumahnya, ia melihat sang ayah dan pamannya sedang cekcok mulut.

Minggu, 24 November 2019, sekitar dua jam jelang tengah malam, Zulhan yang melihat kejadian itu, bergegas menuju rumah sang paman. Turut memboyong tiga suadaranya, bermaksud melerai apabila terjadi perkelahian.

Sesampainya di ruang tamu rumah adik kandung dari ibu Zulhan tersebut, sudah ada seorang aparat kepolisian beserta dua ketua RT Kelurahan Selili, Kecamatan Samarinda Ilir. Zulhan lantas menanyakan penyebab pertengkaran.

Oleh salah satu ketua RT, disebutkan bahwa Aziz Wangge, paman Zulhan, dilaporkan warga karena melakukan pertemuan dengan ketua Majelis Rasulullah Assabatu Sahabah. Kelompok tersebut belakangan diduga beraliran sesat. Menyimpang dari syariat ajaran agama Islam. Tak terima dengan tuduhan tersebut, Aziz Wangge balik menuding bahwa pelaporan tersebut didalangi ayah Zulhan.

"Jadi awalnya, pukul 22.00 Wita, ketua RT 31 dan 33 mendapatkan laporan warga. Bahwa di rumah paman saya itu, ada pertemuan majelis yang diduga menyimpang. Jadi, ketua RT memanggil bhabinkamtibmas untuk meminta keterangan paman saya," ungkap Zulhan saat ditemui kaltimkece.id dirumahnya, Jalan Sultan Alimuddin, Selili, Samarinda Ilir, Senin siang, 25 November 2019.

"Kebetulan, ayah saya ikut dan kebetulan juga ketua RT 33 itu kakak sepupu saya," sambung Zulhan

Saat itu di rumah Aziz Wangge terdapat Idwan bersama istrinya, Suriawati. Pasangan suami istri tersebut merupakan pengurus sekaligus ketua Majelis Rasulullah Assabatu Sahabah. Turut hadir dua jemaah lain dari majelis tersebut.

Warga rupanya resah dengan kehadiran Idwan dan Suriawati. Sepekan terakhir kerap berkunjung ke rumah Aziz. Khawatir jemaah dari Majelis Rasulullah Assabatu Sahabah kembali beraktivitas.

Suasana di rumah Aziz sempat mencekam. Puluhan warga turut mendatangi. Bahkan terjadi kontak fisik. Polisi akhirnya mengevakuasi lima jemaah majelis tersebut. Aziz, Idwan, Suriawati, dan dua jemaah lain dibawa ke Mapolsekta Samarinda Kota untuk dimintai keterangan.

Bukan yang Pertama

Sebelumnya, Minggu malam, 6 Oktober 2019, warga menggeruduk perkumpulan majelis tersebut di salah satu rumah jemaahnya, Jalan Damai, Kelurahan Sidodamai, Kecamatan Samarinda Ilir. Kelompok tersebut diketahui kerap menggelar perkumpulan dengan agenda pengajian tertutup. Setiap minggunya digelar berpindah ke rumah jemaah. Adapun Majelis Taklim Rasulullah Assabatu Sahabah berlamatkan di Jalan Otto Iskandar Dinata, Kelurahan Sungai Dama, Kecamatan Samarinda Ilir.

Warga menduga perkumpulan tersebut kerap bertukar pasangan antara jemaah majelis. Diperkuat temuan jemaah majelis Rasulullah Assabatu Sahabah berduaan dengan pasangan tidak resminya. Yang tidak lain, pasangan dari jemaah lainnya.

Perkumpulan tersebut juga sering mengadakan pengajian sampai dini hari. Biasanya pukul 22.00-04.00 Wita. Pengikutnya mencapai puluhan orang. Rata-rata warga Jalan Sultan Alimuddin, sebagian dari Jalan Damai.

Setelah perkumpulan tersebut dibubarkan pada 9 Oktober 2019, pemerintah bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Samarinda dan kepolisian, melakukan pertemuan dengan pihak majelis. Pertemuan turut dihadiri warga. Hasilnya, disepakati bahwa majelis Rasulullah Assabatu Sahabah tidak lagi diperbolehkan melakukan kegiatan. Menunggu dikeluarkannya keputusan MUI bahwa majelis yang berdiri sejak awal 2000 tersebut sesat atau tidak.

"Saat warga meminta penjelasan atas semua temuan-temuan itu, mereka tidak bisa jawab. MUI sudah melarang aktivitas mereka," ungkap Zulhan.

Mendadak Tertutup

Semenjak Aziz menjadi jemaah majelis tersebut, perilakunya jadi lebih tertutup. Kurang bersosialisasi. Baik kepada keluarga maupun tetangga. Juga tak pernah mengikuti kegiatan keagamaan seperti biasa. Lebih mengelompokkan diri. Hanya menghadiri kegiatan agama yang digelar jemaah majelis.

Selain Aziz, mantan ketua RT 33 dan dua saudara sepupu Zulhan juga bagian dari majelis tersebut. Aktivitasnya sudah sejak lama diduga menyimpang. Tapi warga baru bertindak setelah menemukan rangkaian keganjilan tadi.

"Jadi setiap melakukan kegiatan mereka selalu berpindah-pindah ke setiap rumah jemaah lainnya. Setiap menggelar pengajian dalam keadaan rumah tertutup, itu sampai subuh. Terkadang terdengar suara tangisan. Warga juga sering menemukan jemaah berboncengan dengan lain pasangannya, tetapi sesama jemaah. Kadang naik motor sampai berpelukan," ungkap Zulhan.

kaltimkece.id mendatangi Aziz Wangge untuk memintai keterangan terkait aksi persekusi tersebut. Namun ketika disambangi di kediamannya pada Senin siang, pintu rumahnya tak tertutup rapat dan tak terdengar aktivitas di dalamnya.

Cuma Bikin Kue

Kapolsekta Samarinda Kota, AKP Yuliansyah, mengingatkan warga untuk tak mudah tersulut emosi.  Terlebih main hakim sendiri. Demikian juga klaim soal aktivitas menyimpang sebelum diputuskan MUI.

"Akhirnya orang-orang tersebut kita undang ke Polsek. Kalau dari keterangan yang kami undang itu, jadi (kedatangan di rumah Aziz) bukan pengajian. Hanya bikin kue karena ada mau acara keluarga. Jadi salah paham saja itu," kata mantan Kasat Reskrim Polres Kutim tersebut.

Menurut Yuliansyah, tindakan persekusi tersebut adalah yang kesekian kali. Warga diimbau tak main hakim sendiri. Sementra MUI diharap segera mengambil sikap. “Sekarang MUI masih investigasi. Belum ada yang boleh menyatakan sesat atau tidak. Kepada pihak MUI, kami mengimbau untuk mengambil sikap apakah pengajian itu menyimpang atau tidak. Karena masyarakat berbeda-beda memandangnya," tambahnya.

Kesepakatan dengan MUI

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Samarinda Zaini Naim, menyebut pihaknya tak dapat sembarangan memvonis suatu kegiatan sesat atau tidak. “Mesti ada bukti dulu. Bukti pengajiannya. Kami panggil orangnya. Kalau sudah itu semua, baru bisa ditentukan benar atau tidak," kata Zaini Naim.

MUI Samarinda telah memanggil Suriawati selaku ketua Majelis Rasulullah Assabatu Sahabah. "Sudah dipanggil 12 November (2019). Begitu datang, ya, saya tanya macam-macam persoalan agama, sama laporan orang, yang katanya ajarannya tidak betul. Saya menghadapinya dengan seluruh pengurus MUI. Lalu dibuat surat pernyataan. Dengan materai Rp 6.000 ditandatangani oleh Ibu Suriawati," ungkapnya.

Zaini tidak menyatakan secara gamblang hasil penyidikan MUI Samarinda. Ia hanya menyebutkan bahwa Suriawati sebagai pimpinan majelis, tidak lagi melakukan kegiatan di dalam kelompok tersebut.

Lewat surat pernyataannya, Suriawati bersumpah tidak mengajarkan hal yang bertentangan dengan ajaran Islam. Ia juga menyangkal setiap tuduhan yang dialamatkan kepada majelis tersebut. Meski demikian, dalam pernyataan itu, ia meminta maaf jika kegiatan Majelis Rasulullah Assabatu Sahabah dianggap salah.

Adapun untuk persekusi pada Minggu malam itu, Zaini Naim belum mendapat laporan hingga kemarin. Ia meminta warga tidak main hakim sendiri. Apabila terbukti kembali melakukan kegiatan yang dilarang, cukup laporkan polisi atau MUI.

"Jangan ambil keputusan sendiri. Itu wilayah kepolisian. Urusan keamanan dan ketertiban. Dan belum tentu juga orang kumpul-kumpul melakukan itu. Jangan sembarang juga. Semua warga diperbolehkan berkumpul. Dalam peraturan boleh berserikat," urai Zaini.

Adapun Majelis Rasulullah Assabatu Sahabah disebut Zaini tak sepenuhnya menyimpang. Meskipun, disebutkan bahwa ada beberapa hal yang masih kurang lurus. "Tugas MUI meluruskan yang tidak lurus itu. Jangan asal main bilang sesat, kafir," pungkasnya. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar