Terkini

Setiap Bulan, Rata-Rata 110 Pasien Baru Dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa

person access_time 5 years ago
Setiap Bulan, Rata-Rata 110 Pasien Baru Dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa

Dalam sebulan, ratusan pasien baru dirujuk ke rumah sakit jiwa. (ilustrasi: freepik)

Masalah kejiwaan juga persoalan serius. Sepanjang tahun, ratusan orang gantian masuk rumah sakit jiwa.

Ditulis Oleh: Giarti Ibnu Lestari
Kamis, 12 September 2019

kaltimkece.id Samarinda dihebohkan aksi perempuan tanpa busana melintas di jalan umum, 9 September 2019. Setelah ditelusuri, sosok tersebut adalah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Berulang kali dirawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Atma Husada Mahakam Samarinda.

Yl adalah sosok yang menghebohkan tersebut. Perempuan usia 37 tahun. Sudah lima tahun terakhir mengidap gangguan jiwa. Dalam kurun waktu tersebut, telah bolak-balik rumah sakit jiwa sampai 20 kali.

Seperti diungkapkan Wakil Direktur Pelayanan Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Atma Husada Mahakam Samarinda, dr jaya Mualimin. "YI baru pulang dari RSJ pada 1 September 2019. Seharusnya melalukan check up kembali pada hari ketujuh setelah pulang. Untuk memantau sekaligus memastikan perkembangan pengobatan setelah kembali ke lingkungan keluarga dan sosial,” sebutnya.

Baca juga:
 

Namun demikian, hingga hari ketujuh Yl tak kunjung kembali. Baru pada 9 September 2019 ia datang. Namun dengan diantar keluarga, petugas Dinas Sosial Samarinda, dan Satuan Polisi Pamong Praja Samarinda.

Penanganan ODGJ memang tak bisa dalam waktu singkat. Setidaknya perlu 20-30 hari perawatan. Yl sendiri adalah pasien BPJS Kesehatan. Bagian dari 75 persen pasien rumah sakit yang juga menggunakan jaminan kesehatan nasional tersebut. Sebagian lagi dirawat dengan program jaminan kesehatan daerah. Baik melalui dinas sosial maupun dinas kesehatan setempat. Meski ada juga yang berobat secara umum.

Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Atma Husada Mahakam Samarinda hingga kini telah menangani 40 ribu pasien. Saat ini berisi tujuh dokter spesialis kejiwaan. Salah satunya khusus remaja. Sedangkan enam spesialis lain adalah saraf, radiologi, patologi klinik, rehabilitasi medik, dan penyakit dalam. Didukung pula tenaga medis meliputi 10 dokter umum dan 160 perawat. “Dokter dan perawat dibagi tiga shift. Yakni pagi, sore, dan malam,” terang Jaya.

Per 12 September 2019, RSJD Atmad Husada Mahakam dihuni oleh 164 pasien rawat inap. Menjalani pengobatan di ruang perawatan yang masing-masing berisi 40 pasien. Dari kalkulasi Jaya, rata-rata per bulan RSJD menangani 110 pasien baru. Maka, selama Januari hingga Agustus 2019, pasien yang tertangani mencapai 880 orang.

“Khusus orang yang mengalami gangguan jiwa di pinggir jalan, pihak RSJ tak boleh sembarangan menangani. Mereka harus berkoordinasi dengan dinas sosial setempat,” terang Jaya.

Meski demikian, RSJD telah merencanakan sistem jemput bola. Diterapkan untuk ODGJ terlantar. Dijalankan dengan kolaborasi bersama dinas sosial, dinas kesehatan, dan Satpol PP. Publik juga bisa terlibat. Dengan melaporkan ketika mengetahui keberadaan ODGJ terlantar.

“Nantinya, jika perawatan di RSJ sudah 20 atau 30 hari, pasien yang telah dikembalikan ke keluarga akan terus dipantau. Wajib melakukan check up rutin,” lanjutnya.

Pada tujuh hari pertama kepulangan, pasien wajib diawasi penyembuhannya. Terutama dalam konsumsi obat. Bagi kategori penderita gangguan jiwa berat, obat mesti dikonsumsi seumur hidup. Di sini peran keluarga begitu dibutuhkan. Terlambat sehari saja, risiko kumat membesar.

Secara teknis, RSJD adalah pihak yang menentukan seorang pasien bisa dipulangkan atau tidak. Namun, tahapan ini nyatanya tak semudah itu. Kerap didapati keluarga pasien yang ternyata telah pindah kediaman. Begitu pula lingkungan yang menolak kepulangan pasien dengan pura-pura tak kenal. Di tengah kondisi tersebut, pasien mau tak mau kembali ke rumah sakit.

Sementara ini, RSJD Atma Husada memiliki tempat penampungan. Di fasilitas itulah pasien dirawat dan dibina seperti seorang keluarga. Di samping tempat melakukan aktivitas pengobatan di rumah sakit. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar