Terkini

Tarik Ulur Museum Samarinda

person access_time 5 years ago
Tarik Ulur Museum Samarinda

Foto: Ika Prida Rahmi (kaltimkece.id)

Target peluncuran Museum Samarinda lepas dari target. Wali Kota Samarinda kecewa berat.

Ditulis Oleh: Ika Prida Rahmi
Kamis, 24 Januari 2019

kaltimkece.id Museum Samarinda dijadwalkan buka 25 Januari 2019. Namun mendekati hari-H, peluncuran malah dibatalkan. Persiapan belum matang. Pernak-pernik interior masih begitu dikeluhkan.

Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang sampai kecewa. Proyek tersebut sudah dari 2017. Tapi setelah inspeksi mendadak baru-baru ini, Museum Samarinda masih jauh dari siap. Pameran museum baru terisi pinjaman dari Balai Pelestarian Cagar Budaya atau BPCB Kaltim.

"Museum batal di-launching tanggal 25 (Januari 2019). Peralatan dan isi di dalamnya masih minim. Belum ada yang rapi pekerjaannya. Maket SMA 1 dan SMP 1 juga belum ada," kata Jaang.

Baca juga:
 

Musem Samarinda dibangun di Jalan Bhayangkara. Lokasi tersebut sebelumnya tempat SMA 1 dan SMP 1 Samarinda berdiri sejak 1953.

"Kalau di-launching terus besoknya tutup, untuk apa? Padahal untuk mengisi dan beberapa kebutuhan di situ tidak terlalu besar," tambah Wali Kota dua periode tersebut.

Jaang menyesalkan penundaan itu. Kekecewaan terhadap kinerja Dinas Kebudayaan Samarinda sebagai pengelola tak dapat disembunyikan. Lamban dalam bekerja.

"Ini lah pentingnya komunikasi. Saya lihat di Dinas Kebudayaan sangat kurang. Maket hanya Rp 80 juta, hanya satu disiapkan. Untuk apa? Kita kan malu," ungkap Jaang.

Menurut Jaang, maket SMP 1 dan SMA 1 Samarinda adalah unsur penting. Kedua sekolah tersebut salah satu sejarah Kota Tepian. Namun, demi memberi ruang terbuka hijau serta destinasi wisata berupa museum di Samarinda, lokasi sepasang sekolah yang bersampingan itu, dipindahkan ke Jalan Kadrie Oening, Samarinda Ulu.

"Saya pindahkan SMA 1 dan SMP 1 sebagai komitmen membangun hal baik di situ. Banyak alumni dari sana," sesal Jaang.

"Kadang-kadang saya datang melihat Taman Samarendah. Saya ingin buktikan kalau tujuan pemindahan itu untuk kebaikan. Akan jadi icon kota kita ke depan."

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan Samarinda Abdul Aziz, ada kesalahpahaman seputar beroperasinya Museum Samarinda. Fasilitas tersebut, kata dia, sejak awal belum berencana dioperasikan setelah rencana peluncuran semula. Beberapa barang bersejarah belum terpenuhi. Demikian juga instalasi elektronik yang juga belum siap.

Selain memamerkan beragam cagar budaya dalam bentuk fisik, Museum Samarinda menampilkan video dan foto bukti sejarah mulai masa pra-sejarah hingga era modern. Cagar budaya didapat dari berbagai sumber. Termasuk meminjam BPCB. Ada pula yang dipesan atau produksi ulang.

"Misalkan ada yang menyerahkan barang bersejarah, kalau bisa kita beli, ya, beli. Tapi ada yang tidak bisa kita beli karena pemiliknya tidak mau jual. Jadi kita minta difoto saja dan kita masukan dalam visual sehingga orang bisa lihat," terang Aziz.

Menurut Aziz, dibandingkan museum lain yang mengangkat sejarah, kemaritiman, atau seni, konsep dan isi Museum Samarinda gabungan dari beberapa jenis museum. Konsep tersebut memberi kesulitan tersendiri dalam persiapannya.

"Seperti Tenggarong, itu museum sejarah dan barangnya sudah lengkap. Mereka tinggal mengubah saja. Dari istana jadi museum. Kalau kita ini kan harus membangun dan mencari. Jadi memang bukan masalah. Ada miss saja," jelasnya.

Maket SMP dan SMA 1 Samarinda adalah salah satu barang pameran yang dipesan khusus. Satu maket diperkirakan menghabiskan dana Rp 85 juta. Secara keseluruhan, Pemkot Samarinda mengalokasikan Rp 2,3 milar kepada Dinas Kebudayaan untuk melengkapi interior museum.

"Kalau secara fisik software kami bisa selesai. Mungkin maksimal pertengahan tahun sudah bisa clear. Sekarang masih melatih tenaga kerja, Insha Allah kami upayakan secepatnya."

Dinas Kebudayaan Dievaluasi

Tertundanya pembukaan Museum Samarinda, membuat Dinas Kebudayaan harap-harap cemas. Pemkot telah memvonis instansi tersebut biang kerok keterlambatan. Kinerja Dinas Kebudayaan masuk agenda evaluasi.

"Bukan teguran saja, tapi ada evaluasi karena mengecewakan. Bapak (Syaharie Jaang) marah sekali," ungkap Sekertaris Kota Samarinda Sugeng Charuddin, sela Paripurna di DPRD Samarinda, Senin 22 Januari 2019.

Selain interior yang belum beres, sejumlah titik bangunan museum telah mengalami kerusakan. Ada panel yang terlepas, plafon berlubang terkena rembesan air, semen pembatas jalan terkelupas, hingga dinding retak.

Proyek senilai Rp 12 miliar tersebut dibangun Dinas Perumahan dan Permukiman Samarinda. Diserahterimakan kepada Dinas Kebudayaan pada akhir 2018. (*)

 

[RALAT] Di satu bagian dari naskah ini telah disunting. Pada infografis terdahulu, tertulis “Pemkot Samarinda memvonis Dinas Pariwisata [...] peluncuran museum.” Yang benar adalah Pemkot Samarinda memvonis Dinas Kebudayaan [...], sebagaimana tertulis dalam isi berita. Dinas Pariwisata sama sekali tidak berkaitan dengan pengelolaan Museum Samarinda. Redaksi memohon maaf atas kesalahan penulisan ini. Dan melalui ralat ini, kesalahan telah dipebaiki. [REDAKSI]

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar