Terkini

Wagub Kaltim di Antara PKS dan Garbi

person access_time 5 years ago
Wagub Kaltim di Antara PKS dan Garbi

Foto Hadi Mulyadi: Disdik Kaltim

Langkah politik Garbi telah lama tercium. Namun para petinggi malu-malu untuk terbuka. Menunggu respons publik sebelum melangkah jauh.

Ditulis Oleh: Fachrizal Muliawan
Senin, 27 Mei 2019

kaltimkece.id Organisasi Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) jadi topik tersendiri jelang perhelatan Pemilu 2019 lalu. Gerakan yang disebut-sebut muncul setelah terendusnya konflik internal Partai Keadilan Sejahtera atau PKS. Maka tak heran jika gerakan ini disebut-sebut akan bertransformasi sebagai partai politik.

Garbi dibangun pentolan-pentolan PKS. Sebut saja Anis Matta, Fahri Hamzah, dan Mahfudz Siddiq, kesemuanya kader-kader populer. Ditemui kaltimkece.id pada Sabtu, 25 Mei 2019, Anis Matta, pendiri ormas dengan nuansa merah itu, menyebut peluang menjadi partai politik memang ada. "Namun, kami tak mau gegabah. Jadi tak akan terburu-buru," ujarnya.

Mantan presiden PKS itu menyebut langkah Garbi menjadi parpol, menunggu respons masyarakat. Bila disambut baik, tak menutup kemungkinan pendirian parpol dilakukan. "Yang jelas, Garbi kini ormas yang fokusnya pengembangan ide," ujarnya.

Di Kaltim, Garbi punya kesempatan bekembang pesat. Hipotesis itu ditarik lantaran Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi, duduk sebagai dewan pembina Garbi Kaltim. Kondisi ini bakal mendorong penerimaan positif masyarakat Kaltim terhadap Garbi. "Tentu akan berdampak positif dengan kehadiran Pak Hadi," ujarnya.

Terkesan Malu-malu

Dalam sesi wawancara tersebut, Anis membeber arah pemikiran yang akan disebarkan Garbi. Fokus mereka adalah mengembangkan narasi baru Indonesia. Dengan jargon nasionalisme, demokrasi, islam, dan kesejahteraan. Menurut Garbi, pemerintahan Indonesia kini hanya fokus program-program jangka pendek.

"Bukan program jangka panjang seperti pada era Presiden Soekarno dan Soeharto," ujarnya. Menurut Anis, bila terlalu fokus program jangka pendek, tak ada gambaran besar untuk pembangunan Indonesia.

Dari gagasannya, arah pemikiran Garbi memiliki kecenderungan politik. Namun apa yang diungkapkan sebatas sinyalemen. Termasuk sikap Garbi atas kubu politik nasional saat ini. Entah bergabung ke salah satu kubu, atau membangun poros baru. "Yang jelas kami fokus ke penyebaran idenya dulu," terang Anis.

Di Indonesia, deklarasi Garbi telah tersebar. Banyak kegiatan diikuti hingga ribuan massa. Modal menjadi parpol mulai terlihat. Tapi sekali lagi, Anis memilih tak menjawab rinci wacana tersebut.

Wagub di Antara PKS dan Garbi

Wagub Kaltim Hadi Mulyadi menyebut mendukung kehadiran Garbi di Kaltim. Ormas tersebut dinilai memiliki ide dasar semangat nasionalisme dan lebih plural. "Yang kalau saya lihat lebih bisa diterima masyarakat," ujarnya.

Isu yang berkembang saat ini, kader PKS ramai-ramai hijrah ke Garbi. Namun bagaimana dengan Hadi? Mantan anggota DPR RI itu menjawab Wagub Kaltim mulai Oktober 2018. Ia diusung PKS ketika maju dalam kontestasi Pilgub tahun lalu. Bahkan kini masih menjabat anggota dewan syuro DPP PKS.

“Saya memang diusung PKS, tapi transaksi saya dengan PKS sudah selesai. Sebagai pendiri PKS di Kaltim, semua hak dan kewajiban saya dengan PKS sudah saya jalankan,” ucap Hadi.

Hadi tak ambil pusing bila ada konsekuensi harus diterima kelak sama seperti kawan-kawannya yang merapat di Garbi. "Kalau jabatan saya sebagai dewan pembina Garbi Kaltim dianggap bermasalah, saya siap dengan konsekuensinya," pungkasnya. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar