Ekonomi

Bukan Hanya Teror Warganya, Virus Corona Turut Ganggu Perekonomian Kaltim

person access_time 4 years ago
Bukan Hanya Teror Warganya, Virus Corona Turut Ganggu Perekonomian Kaltim

Kepala BI Perwakilan Kaltim, Tutuk SH Cahyono. (arditya abdul azis/kaltimkece.id)

Perekonomian Kaltim yang masih ditopang batu bara, membuatnya cukup bergantung kondisi Tiongkok sebagai negara dengan permintaan emas hitam tertinggi.

Ditulis Oleh: Arditya Abdul Azis
Jum'at, 13 Maret 2020

kaltimkece.id Sama seperti tahun sebelumnya, pertumbuhan Ekonomi Kaltim 2020 masih ditopang lapangan usaha pertambangan batu bara. Pada kurun waktu 2019, pertumbuhan ekonomi Kaltim tercatat tumbuh 4,77 persen (year of year/yoy). Meningkat dari 2,67 persen (yoy) tahun sebelumnya.

Akan tetapi, seperti yang diprediksikan, awal tahun ini akan lebih rendah. Sebagai negara dengan jumlah permintaan tertinggi untuk hasil pertambangan batu bara, Tiongkok memiliki potensi menurunkan permintaan batu bara.

Terlebih, dengan berlanjutnya implementasi pembatasan impor pada beberapa pelabuhan utama di Tiongkok. Dengan merebaknya Covid-19 atau virus corona di Tiongkok, menurunkan perekonomian negeri berjuluk Tirai Bambu tersebut. Kasus ini pula dapat menurunkan volume perdagangan Tiongkok.

Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kaltim, Tutuk SH Cahyono, mengungkapkan bahwa tingginya permintaan negara mitra didukung cuaca yang lebih kondusif, mendorong percepatan lapangan usaha pertambangan di Kaltim.

 “Namun demikian, pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi tertahan oleh pengerjaan konstruksi proyek strategis yang telah selesai,” ucapnya, Jumat siang, 13 Maret 2020, di Kantor BI Perwakilan Kaltim, Jalan Gajah Mada, Samarinda.

 “Di sisi pengendalian harga, tekanan inflasi Kaltim 2019 tercatat lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Yakni sebesar 1,66 persen (yoy). Inflasi yang lebih rendah bersumber dari tarif angkutan udara yang mereda pada pertengahan kedua 2019,” lanjutnya.

Penyesuaian harga yang tidak dilakukan untuk cukai dan harga jual eceran rokok, dikatakan pula oleh Tutuk, menjadi salah satu indikator inflasi yang lebih rendah. Meski perekonomian Kaltim rendah, Kaltim tidak perlu khawatir. Pasalnya, perkiraan perekonomian tumbuh tetap ada.

 “Tapi secara menyeluruh, perekonomian Kaltim pada tahun 2020 diperkirakan akan tumbuh pada rentang 3,2-3,6 persen (yoy),” tutupnya. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar