Ekonomi

Dari 15 Jadi Hanya 3 Kali Produksi Dalam Sebulan, Usaha Amplang Pincang karena Pandemi

person access_time 4 years ago
Dari 15 Jadi Hanya 3 Kali Produksi Dalam Sebulan, Usaha Amplang Pincang karena Pandemi

Sektor usaha amplang di Samarinda mengalami penurunan produksi. (giarti ibnu lestari/kaltimkece.id)

Para pengusaha amplang benar-benar ketetaran dibuat pandemi Covid-19. Permintaan merosot drastis. Tak lagi ada pengiriman ke luar daerah.

Ditulis Oleh: Giarti Ibnu Lestari
Kamis, 24 September 2020

kaltimkece.id Pandemi Covid-19 di Samarinda sejak Maret 2020, berdampak signifikan di berbagai bidang usaha. Tak terkecuali sektor kuliner. Situasi ini rupanya di luar prediksi Dinas Perindustrian Samarinda.

“Awalnya kami prediksi tidak terlalu signifikan penurunan di sektor makanan dan minuman. Namun ternyata ada beberapa industri makanan terdampak luar biasa. Salah satunya usaha amplang," ucap Kepala Disperin Samarinda M Faisal.

Sektor kuliner awalnya diyakini tak terlalu terdampak pandemi Covid-19. Mengingat makanan merupakan kebutuhan primer. Apalagi banyak pengusaha kuliner juga menerapkan strategi pemasaran online.

“Pastinya ini imbas menurunnya kunjungan ke Samarinda dan terpuruknya sektor pariwisata di semua daerah. Sehingga kebutuhan akan oleh-oleh makanan berkurang signifikan,” jelasnya.

Hal tersebut terungkap dengan gamblang dari kunjungan pembinaan Disperin Samarinda. Ada lima tempat usaha amplang dikunjungi seminggu terakhir. Salah satunya Amplang Panglima dengan tempat produksi di Perum Graha Indah. Unit usaha ini sangat merasakan dampak terhentinya pengiriman rutin setiap pekan ke luar kota, seperti Jawa dan Bali.

“Saat pandemi Covid-19 ini, kami tidak bisa lagi melakukan pengiriman rutin setiap minggunya keluar daerah. Biasa rata-rata kami dapat melakukan pengiriman dengan total produksi 1 ton lebih amplang ke Jawa dan Bali. Bahkan ada juga ke Batam," ucap Maskien, kepala produksi Amplang Panglima.

Lain lagi dengan amplang berlabel Kampung Amplang di Jalan Rumbia. Kepala Produksi yang akrab disapa Bang Inong ini mengatakan, dalam kondisi normal, mereka berproduksi rata-rata 15 kali dalam sebulan. Dengan rata-rata sekali produksi 300 kilogram amplang untuk kebutuhan empat outlet. Dua di Samarinda dan dua di Balikpapan.

“Sekarang hanya bisa berproduksi dua kali dalam satu bulan atau maksimal 3 tiga kali saja. Berat situasi ini karena stok masih menumpuk di outlet,” jelasnya.

Walau hanya berproduksi untuk kebutuhan lokal, terdapat peningkatan permintaan sejak dua-tiga bulan terakhir. Tak lepas dari berlakunya masa relaksasi di Samarinda dan sekitarnya.

“Ada peningkatan sedikit untuk permintaan lokal dua bulan terakhir ini. Namun untuk luar kota belum ada permintaan sama sekali," timpal M Faisal. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

Ikuti berita-berita berkualitas dari kaltimkece.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar