Ekonomi

Kaltim Alami Inflasi, Bukti Roda Ekonomi Berputar Cepat Begitu Pembatasan Pandemi Dilonggarkan

person access_time 2 years ago
Kaltim Alami Inflasi, Bukti Roda Ekonomi Berputar Cepat Begitu Pembatasan Pandemi Dilonggarkan

Aktivitas bongkar muat di dermaga Ujoh Bilang, Kecamatan Long Bagun, sebelum pandemi (foto: arsip kaltimkece.id)

Kenaikan harga sejumlah makanan, minuman, tembakau, serta transportasi disebut menjadi pemicu inflasi.

Ditulis Oleh: Giarti Ibnu Lestari
Senin, 13 Juni 2022

kaltimkece.id Kalimantan Timur mengalami inflasi pada Mei 2022. Berdasarkan catatan Bank Indonesia Kaltim, Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan itu mengalami inflasi sebesar 0,59 persen (mtm). Angka tersebut lebih rendah dibandingkan April 2022 yang mencapai 1,17 persen (mtm).

Capaian pada Mei 2022 membuat inflasi tahunan Kaltim tercatat 4,27 persen. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yakni 3,90 persen (secara year on year atau yoy), termasuk inflasi nasional 3,55 persen (yoy).

Kepada katimkece.id, Senin, 13 Juni 2022, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim, Ricky Perdana Gozali, menjelaskan, tingginya inflasi tahunan Kaltim disebabkan faktor low base effect. Faktor ini adalah kecenderungan perubahan nilai absolut yang kecil dari kondisi awal yang sangat rendah sehingga diterjemahkan ke dalam bentuk perubahan persentase yang besar.

_____________________________________________________PARIWARA

Dalam dunia bisnis dan ekonomi, kondisi tersebut kerap terjadi ketika level ekonomi bisnis dan masyarakat dalam kondisi yang sangat rendah sehingga, ketika ada peningkatan indikator dalam skala minor, akan terefleksi ke dalam persentasi yang sangat besar. Fenomena ini biasanya terjadi ketika suatu ekonomi berada dalam kondisi yang sangat terpuruk akibat krisis atau pandemi.

“Tahun sebelumnya, inflasi Kaltim berada di level yang sangat rendah akibat berbagai pembatasan mobilitas masyarakat,” jelas Ricky.

Berdasarkan kelompok pengeluaran, dia melanjutkan, inflasi pada Mei 2022 utamanya bersumber dari peningkatan harga kelompok makanan, minuman, tembakau, serta transportasi. Kelompok-kelompok tersebut mengalami inflasi sebesar 1,34 persen (month to month atau mtm) dibandingkan April 2022 yang mencapai 1,71 persen (mtm). Peningkatan harga beberapa komoditas pangan disebut terjadi pada Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) seperti Idulfitri.

“Daging ayam ras, tomat, dan minyak goreng, merupakan bahan pangan penyumbang inflasi Kaltim pada Mei 2022. Kenaikan harga pangan ini dipicu dari tingginya permintaan masyarakat,” sebut Ricky.

Adapun kelompok transportasi mengalami inflasi sebesar 1,05 persen (mtm) pada Mei 2022, lebih rendah bulan sebelumnya yakni 1,96 persen (mtm). Hal ini terjadi lantaran tarif angkutan udara mengalami kenaikan sekitar 3,96 persen saat momen mudik Lebaran.

Di sisi lain, Ricky mengatakan, tingginya inflasi Kaltim pada Mei lalu menunjukkan bahwa roda perekonomian mulai menggeliat setelah pembatasan moblitas masyarakat dilonggarkan. Guna mengimbangi perbaikan daya beli masyarakat ini, diperlukan upaya pemenuhan ketersediaan berbagai komoditas. Oleh karena itu, termasuk mengatasi inflasi, KPw-BI Kaltim dipastikan terus berkoordinasi dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kaltim untuk menjaga stabilitas harga.

“Ke depan, berbagai program TPID Kaltim seperti sidak dan operasi pasar akan dilakukan secara berkala guna memastikan ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga barang, khususnya komoditas pangan bagi seluruh masyarakat,” beber Ricky.

_____________________________________________________INFOGRAFIK

Dia turut membeberkan sejumlah kegiatan pengendalian inflasi daerah pada Mei 2022. Di antaranya, melakukan rapat koordinasi pembahasan program kerja TPID Kutai Barat, pelaksanaan high level meeting (HLM) mengenai evaluasi kinerja dan pembahasan program unggulan TPID Samarinda, pelaksanaan focus group discussion (FGD) mengenai pemetaan neraca pangan dan potensi kerja sama antardaerah dalam rangka pemenuhan pasokan pangan Kaltim, serta rapat koordinasi kelompok kerja ahli ketahanan pangan dalam rangka mendukung Kaltim sebagai penyangga pangan ibu kota negara (IKN) Nusantara. (*)

Editor: Surya Aditya

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar