Ekonomi

Lada Putih Biji, Komoditas Unggulan Kaltim yang Menembus Vietnam

person access_time 5 years ago
Lada Putih Biji, Komoditas Unggulan Kaltim yang Menembus Vietnam

Pameran produk lada putih biji di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda. (giarti ibnu lestari/kaltimkece.id)

Tak melulu batu bara andalan Kaltim untuk diekspor ke berbagai negara. Sejumlah produk pertanian juga unggulan Bumi Etam di pasar internasional.

Ditulis Oleh: Giarti Ibnu Lestari
Jum'at, 09 Agustus 2019

kaltimkece.id Dulunya Kaltim dikenal sebagai penghasil rempah. Seiring waktu, produksi kayu menjadi andalan provinsi ini. Namun lama-lama sumber daya alam tak terbarukan menggantikan sektor unggulan itu.  

Meski demikian, rempah Bumi Etam masih jadi pesona dunia. Sejumlah komoditas unggulan terus mendapat permintaan ke luar negeri. Sepanjang 2018, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda mencatatkan 26 kegiatan ekspor. Total nilai dicatatkan mencapai Rp 82,42 miliar.

Pada 8 Agustus 2019, Badan Karantina Pertanian, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda kembali melepas komoditas unggulan yang untuk pertama kalinya diekspor dari Samarinda. Yakni 5 ton Lada Putih Biji produksi PT Sumber Alam Mitra Indonesia dengan nilai ekspor Rp 476 juta. Lada Putih Biji komoditas potensial asli Kaltim tersebut diekspor ke Vietnam.

Pelepasan ekspor dilakukan Kementerian Pertanian Republik Indonesia melalui Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Badan Karantina Pertanian (Barantan), Agus Sunanto. Seremoni berlangsung di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda, Jalan PM Noor, Sempaja Selatan, Samarinda Utara.

"Karantina Pertanian Samarinda tengah mengakselerasi ekspor produk pertanian. Pelayanan dijalankan cepat lewat Service Level Agreement 1 jam hingga 1 hari, pelayanan 27 jam 7 hari kerja. Diharapkan meningkatkan ekspor dari Kaltim hingga 200 persen dari tahun sebelumnya," sebut Agus Sunanto.

Selain Lada Putih Biji, beberapa komoditas juga dilakukan pelepasan ekspornya. Seperti hasil olahan turunan kelapa sawit, Palm Kernel Expeller sebanyak 1.996,78 ton dari PT Sumatera Bulkers senilai Rp 2,23 miliar. Tujuan ekspor juga ke Vietnam. Ada pula hasil olahan kayu Veneer Kruing sebanyak 67,1672 meter kubik milik PT Kayu Alam Perkasa Raya senilai Rp 602 juta. Tujuan ekspor India.

Menurut Agus Sunanto, ekspor merupakan salah satu mekanisme untuk meningkatkan kesejahteraan petani selain untuk menambah devisa negara. Karenanya, Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian berkomitmen menjadikan 2019 sebagai tahun akselerasi ekspor.

Menukil data sistem Indonesian Quarantine Full Automation System (IQFAST) pada Januari hingga Juli 2019, total nilai ekspor mencapai Rp 57,21 miliar.

"Di Kaltim yang juga komoditas unggulan adalah hasil karet olahan, produk kayu olahan seperti Plywood, Moulding, Veneer Kruing, dan produk olahan turunan kelapa sawit. Itu semua rutin diekspor ke berbagai negara. Seperti Tiongkok, Vietnam, Myanmar, India, Taiwan, hingga Amerika Serikat," jelas Agus.

Selain produk kayu dan kelapa sawit, komoditas pertanian unggulan potensial lainnya adalah Pisang Kepok asal Kecamatan Kaliorang, Kutai Timur; Nanas Sarikaya asal Kecamatan Palaran, Samarinda; Sarang Burung Walet dari Samarinda, Kutai Timur, dan Kutai Barat; juga Taring Babi dari Kutai Barat.

Pemkot Samarinda lewat Asisten II Sekkot Samarinda, Endang Liansyah, menyatakan komitmen mendukung pengiriman produk pertanian Kaltim dari berbagai negara. Apalagi arus transportasi di Samarinda kian berkembang sejak beroperasinya Bandara APT Pranoto.

"Komoditas kita sudah bisa bersaing dan diterima pangsa pasar internasional. Potensi besar lainnya semoga bisa menyusul untuk dapat diterima mancanegara dengan jangkauan lebih luas," tutup Endang. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar