Ekonomi

Momentum Pemindahan Ibu Kota, Para Pengusaha Muda Bersiap Ambil Peran

person access_time 5 years ago
Momentum Pemindahan Ibu Kota, Para Pengusaha Muda Bersiap Ambil Peran

Sirajuddin Mahmud dan Mardani Haji Maming. (Mohammad Heldy Juwono/kaltimkece.id)

Banyak komponen diperlukan dalam pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan. Para putra daerah, didorong tak sekadar menjadi penonton.

Ditulis Oleh: Robithoh Johan Palupi
Jum'at, 23 Agustus 2019

kaltimkece.id Pemilihan Kalimantan sebagai lokasi ibu kota yang baru sudah diumumkan Presiden Joko Widodo. Soal di mana letak pastinya, memang masih digodok. Beragam tanggapan pun muncul ke permukaan. Potensi, juga ancaman datang bersisian atas kebijakan pemerintah ini.

Salah satu potensi mengemuka adalah besarnya peluang ekonomi. Baik skala mini atau jumbo. Hal ini juga yang jadi salah satu bahan diskusi dan sikap para pengusaha muda yang bernaung di bawah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). Silaturahmi Daerah (Silatda) Badan Pengurus Daerah (BPD) Hipmi Kaltim yang digelar di Ballroom Selyca Mulia Hotel, Samarinda, Kamis malam, 23 Agustus 2019.

Ketua BPD HIPMI Kaltim, Sirajuddin Mahmud menyebut, lokasi pemindahan ibu kota memang belum pasti ditetapkan di Kaltim. Meski demikian pihaknya telah merespons isu ini dengan baik. Baginya, peningkatan nilai ekonomi akan sangat besar dengan adanya rencana itu.

Baca juga:
 

“Pasti akan sangat berdampak. Apalagi jika benar lokasi di Kaltim dipilih untuk ibu kota baru. Sudah barang tentu banyak kegiatan ekonomi yang akan mengiringi,” ujar Sirajuddin Mahmud.

Pria asal Balikpapan itu juga tak menampik, misalnya lokasi yang dipilih di luar Kaltim, tetap itu akan berdampak positif. Khususnya untuk menggenjot sektor mikro.

“Saat ini sektor ekonomi Kalimantan masih didominasi kegiatan padat modal. Sumbangan pada keuangan negara memang signifikan, tapi itu belum sepenuhnya bisa membantu pertumbuhan ekonomi. Masyarakat tentu sangat berharap dampak positif dari pemindahan ibu kota, salah satunya pada lahirnya pusat ekonomi baru,” ungkapnya.

Pemindahan ibu kota memang tidak bakal terjadi dalam waktu singkat. Perlu persiapan lebih kurang 10 tahun. Di antaranya adalah untuk menyiapkan infrastruktur, sarana perkantoran, permukiman, juga penataan wilayah lainnya.

“Prosesnya panjang. Tapi bukan berarti kita tidak bisa ambil peran. Saat ini HIPMI Kaltim terus berbenah, termasuk dalam peningkatan kualitas anggota. Jadi saatnya nanti ibu kota sudah benar-benar pindah, kita bisa jadi pemain kunci, bukan hanya penonton,” ungkap Sirajuddin.

Dihadiri Mantan Bupati Tanah Bumbu

Saat Silatda HIPMI Kaltim itu, hadir pula figur muda yang cukup menonjol dan menjadi tokoh sentral agenda kali ini. Mardani Haji Maming, pengusaha asal Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan yang juga dikenal sebagai pengusaha multi bidang itu memang punya misi khusus dalam rangkaian pencalonannya sebagai calon Ketua Umum Badan Pengurus Pusat HIPMI. Kepada kaltimkece.id, pria yang tercatat sebagai bupati termuda di Indonesia, saat memimpin Tanah Bumbu pada 2010 kala baru berusia 28 tahun itu menilai, Kalimantan ada pada posisi strategis isu ekonomi nasional.

Tidak dimungkiri, sumber ekonomi saat ini masih didominasi hasil ekstraksi sumber daya alam. Namun Haji Maming menyebut pengalamannya saat memimpin Tanah Bumbu sudah membuktikan, banyak sektor ekonomi yang bisa ditingkatkan jika pemerintah benar-benar hadir. Sebelum dirinya mundur dari jabatan orang nomor satu Tanah Bumbu kala periode kedua kepemimpinannya baru berjalan dua setengah tahun itu karena alasan lebih ingin fokus berbisnis, banyak kebijakan yang diarahkannya pada pelaku ekonomi mikro.

“Kalimantan saya pikir kondisinya hampir sama. Baik Kaltim, Kalsel, atau yang lainnya. Tanahnya sebenarnya bisa menghasilkan beragam komoditas. Pendekatan kepada para petani, dibarengi dengan menyiapkan pasar, akan sangat berarti bagi kestabilan ekonomi,” ungkapnya.

“Prinsip saya, bisni itu harus sempurna. Dari hulu sampai hilir harus ditangani dengan baik. Apa yang terjadi, sering ada mata rantai yang terputus dan membuat masuknya peluang mereka yang hanya datang untuk mengambil keuntungan,” tuturnya.

Langkah strategis itulah yang bakal disiapkannya saat memimpin HIPMI. Kemudahan akses ke pengambil kebijakan di level nasional, bakal jadi jembatan untuk lebih mengakomodasi keperluan para pengusaha. Baginya, keberadaan pengusaha adalah penggerak utama ekonomi. “Pemerintah itu tugasnya mengatur lewat regulasi. Dan HIPMI sadar diri, bersinergi dengan pemerintah adalah langkah yang sangat penting,” ungkap Haji Maming. (*)

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar