Ekonomi

Petani Sawit Pengguna Terbanyak Pupuk Subsidi Kaltim

person access_time 5 years ago
Petani Sawit Pengguna Terbanyak Pupuk Subsidi Kaltim

Foto: PT Pupuk Kaltim

Sebaran pupuk bersubsidi Kaltim didominasi Kutai Kartanegara. Kabupaten yang kaya hasil beras.

Ditulis Oleh: Sapri Maulana
Senin, 25 Februari 2019

kaltimkece.id PT Pupuk Kaltim menggelar Sosialisasi Product Knowledge dan Media Tour Tahap I Tahun 2019. Diselenggarakan di Aston Samarinda Hotel & Convention Center pada Senin, 25 Februari 2019.

Dipaparkan Account Executive PT Pupuk Kaltim Dede Sulistiawan, kepercayaan para petani menggunakan pupuk bersubsidi masih sangat tinggi. Alasan utamanya, selisih harga yang hingga tiga kali lipat.

Baca juga:
 

Harga pupuk Urea bersubsidi sekitar Rp 1.800 per kilogram. Sedangkan nonsubsidi sekitar Rp 5 ribu. Adapun pupuk NPK, pupuk buatan berbentuk cair atau padat yang mengandung unsur hara utama nitrogen, fosfor, dan kalium, berkisar Rp 2.300 per kilogram. Harga nonsubsidinya berkisar Rp 6 ribu.

Namun demikian, harga tersebut bukanlah yang beredar di pasaran. Melainkan saat masih berada di gudang perusahaan milik PT Pupuk Kaltim. Dede meyakinkan bahwa harga Pupuk Kaltim relatif lebih terjangkau dibanding produk serupa.

Terbanyak untuk Sawit

Soal ketersediaan pupuk bersubsidi dan nonsubsidi, Pupuk Kaltim hingga Februari 2019 memiliki stok pupuk Urea bersubsidi sebanyak 2.582,15 ton. Sedangkan NPK bersubsidi ada 3.210,50 ton. Urea nonsubsidi tersedia 843,20 ton dan NPK nonsubsidi 518,95 ton.

"Kami berharap para petani tidak resah dan khawatir dengan ketersediaan pupuk saat ini,” kata Dede. Kelompok tani melalui pemerintah daerah setempat, telah mengajukan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok atau RDKK Kecamatan untuk mendapatkan alokasi pupuk.

Pupuk subsidi Kaltim 2019 pun memiliki alokasi masing-masing. Dari RDKK Kecamatan bersama pemerintah setempat, alokasi pupuk bersubsidi terbesar ada di Kutai Kartanegara sebanyak 5.210 ton. Sedangkan Paser 4.180 ton, Panajam Paser Utara 2.420 ton, Kutai Timur 2.350 ton, Berau 2.109 ton, Samarinda 930 ton, Balikpapan 400 ton, Kutai Barat 300 ton, dan Bontang 23 ton. “Kami tidak boleh menyalurkan yang tidak ada di RDKK. Tidak boleh melampaui. Sejauh ini belum pernah,” kata Dede.

Meski tak memiliki data rinci, PT Pupuk Kaltim menjelaskan bahwa petani sawit merupakan pengguna terbanyak pupuk bersubsidi. Disusul petani padi dan jagung. “Kenyataannya di Kaltim ini kebanyakan sawit. Seperti di Paser, PPU, dan Kutim itu markas sawit di Indonesia. Kalau Kukar itu, dari dulu produsen padi. Di Berau para petani jagung juga menggeliat,” terang Dede.

Ada dua faktor utama yang memengaruhi penggunaan pupuk. Menurut Dede ialah harga dan cuaca. Kekurangan atau kelebihan air juga memengaruhi kebutuhan penggunaan pupuk. Besaran harga juga diakui sangat berpengaruh. Padahal, harga pupuk sangat dipengaruhi nilai gas dan nilai tukar rupiah.

Pada 2018, PT Pupuk Kaltim menyalurkan 17,563 ton pupuk Urea dan 34,002 ton pupuk NPK di Bumi Etam. Setahun sebelumnya, penyaluran pupuk Urea hampir sama jumlahnya, yakni 17,78 ton. Namun, untuk pupuk NPK, Pupu Kaltim menyalurkan 30,150 ton. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar