WARTA

Ibu-Anak Pencuri Isi Kotak Amal Dimaafkan Pengurus Masjid

person access_time 5 years ago
Ibu-Anak Pencuri Isi Kotak Amal Dimaafkan Pengurus Masjid

Foto: Ika Prida Rahmi (kaltimkece.id)

Terdesak ekonomi membuat seorang ibu berbuat di luar nalar. Tapi pintu maaf tak pernah tertutup.

Ditulis Oleh: Ika Prida Rahmi
Senin, 04 Maret 2019

kaltimkece.id Surga di telapak kaki ibu. Tapi ibu yang satu ini membawa sang anak melangkah di jalan yang salah. Karena faktor ekonomi, seorang ibu di Samarinda mengajak anaknya menjarah isi kotak amal di Masjid Baitul Ra’uf, Jalan Ery Suprajan, Samarinda Utara.

Aksi dan tindakan tak terpuji itu diketahui sudah kesekian kali terjadi. Aksi seorang ibu bersama anaknya menjarah isi kotak amal itu, kembali terekam CCTV di ruang masjid.

Pencurian terungkap setelah kotak amal ditemukan terbuka. Gembok sudah dibuka secara paksa. Aksi tersebut diketahui Minggu pagi, 3 maret 2019, sekitar pukul 10.45 Wita.

Perempuan tersebut kemudian diketahui berinisial MB. Dari hasil rekaman, terlihat MB bersama anaknya, AK, berada di masjid pukul 10.42 wita. Datang berboncengan mengendarai motor matic bewarna hitam. Setelah memastikan keadaan sepi, keduanya masuk ke masjid.

MB masih mengenakan helm dan jaket bewarna biru. Masuk bersama AK yang saat itu berpakaian kuning dan menggunakan topi. Ketika berada di ruang masjid, AK langsung memantau situasi. MB perlahan mendatangi kotak amal.

Setelah yakin suasana aman, MB mengeluarkan obeng dari tasnya. Setelah 10 detik, gembok berhasil dibobol. MB bergantian dengan AK memantau situasi sebelum mengambil seluruh uang dalam kotak amal. Aksi penjarahan berjalan cepat. Hanya 30 detik, seluruh uang dalam kotak amal ludes.

Sebuah video rekaman CCTV sempat viral pada 20 Febuari 2019. Juga merekam aksi MB dan AK menjarah kotak amal ketika masih mengenakan pakaian sekolah. Aksi penjarahan kotak amal selalu dilakukan sekitar pukul 10.00 Wita.

Dalam rekaman CCTV itu, MB mengenakan mukena masjid. Berpura-pura melangsungkan ibadah. Ketika situasi sepi sesuai isyarat AK, sang ibu segera membuka kotak amal.

Sejak aksi ini terungkap, pihak pengurus masjid tak begitu saja melapor. Tapi, amarah tak tertahan ketika perbuatan tak terpuji itu sudah ketiga kalinya.

Muhammad Arif dan pengurus masjid sempat mengurungkan niat mengambil tindakan. Rasa kasihan membuat perbuatan itu bisa ditoleransi. Melaporkan ke polisi setelah aksi ketiga, bertujuan memberi efek jera kepada pelaku.

Sebelum melaporkan kejadian, pihaknya mengecek terlebih dahulu plat nomor kendaraan pelaku melalui CCTV. “Sebetulnya kami tidak tega. Di sini kami ingin menyelamatkan anaknya dan memberi efek jera kepada sang ibu agar tidak mengulangi. Apalagi anaknya masih duduk di bangku SD dan nantinya terbiasa hingga dewasa,” sebut Arif.

Bermodalkan nomor plat, polisi berhasil menemukan pelaku pencuri isi kotak amal. MB dan AK adalah warga Jalan Aminah Syukur, Kecamatan Samarinda Kota. Tanpa perlawanan, MB digiring ke Mapolsekta Sungai Pinang, Minggu malam.

Kapolsek Sungai Pinang Kompol Nono Rusmana telah memanggil saksi ketua RT dan pengurus masjid untuk diminta keterangan. Di hadapan petugas, MB mengaku sudah beberapa kali melakukan aksi pencurian. Dilakukan di sejumlah masjid Samarinda. Alasannya terhimpit masalah ekonomi. Sudah dua tahun suami MB menganggur. Tidak ada pemasukan untuk dapur tetap berasap.

“Setelah diinterogasi, ibu itu mengaku sudah mengambil uang tiga kali di masjid tersebut. Dua kali ketahuan karena terekam CCTV. Hasil yang didapat tidak seberapa, hanya Rp 25 ribu. Pihak masjid mengakui tidak terlalu banyak,” terang Nono.

Dalam aksinya, MB tak hanya menjarah isi kotak amal saja. Terkadang mukena ikut dibawa pulang. Hasil curian itu dijual kembali untuk membeli makanan. MB tak mengetahui dirinya sempat viral karena terekam rekaman video pemantau.

Pengurus masjid memutuskan untuk memaafkan MB. Kasus diselesaikan dengan mengambil jalur kekeluargaan. Pelaku diharap tak melakukan aksi serupa, terlebih mengajak sang anak ikut mencuri.

MB dilepaskan karena jumlah uang yang diambil tidak besar. Selain itu, laporan keberatan atas perbuatan MB tidak terlampir dalam Berita Acaran Polisi atau BAP.

MB beruntung tak sempat merasakan dinginnya jeruji besi. Namun, pihak kepolisian mewajibkan MB rutin melapor setiap pekan ke Mapolsekta Sungai pinang. “Taraf ekonomi mereka rendah. Sang suami sudah tidak bekerja selama dua tahun. Tindakan selanjutnya kami melakukan pembinaan dan wajib lapor. Kami juga menyampaikan agar tidak mengajarkan hal negatif ke anaknya,” pungkas Nono. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar