Kutai Kartanegara

Kisah Suram Taman Replika Senilai Rp 20 Miliar

person access_time 1 year ago
Kisah Suram Taman Replika Senilai Rp 20 Miliar

Kusman menunjukkan bagian dalam Taman Replika Kerajaan Nusantara dan Monumen Dunia di Tenggarong. FOTO: ALDI BUDIARIS-KALTIMKECE.ID

Taman di sudut Kota Tenggarong itu dibangun pada 2015. Terbengkalai dan jadi tempat mabuk-mabukan. Ada apa gerangan? 

Ditulis Oleh: Aldi Budiaris
Kamis, 23 Februari 2023

kaltimkece.id Jalan Anggana di Kelurahan Panji, Tenggarong, sedang sunyi ketika Kusman, 55 tahun, melintasinya dengan mengendarai sepeda motor. Setelah menghindari beberapa lubang jalan, ketua RT 15 Kelurahan Panji itu tiba di sebuah pintu gerbang. Ia melewati gapura yang bertuliskan Taman Replika Kerajaan Nusantara dan Monumen Dunia. 

Rabu, 22 Februari 2023, Kusman yang menemani reporter kaltimkece.id menerangkan satu demi satu bangunan yang mulai tak terawat. Pertama adalah gerbang bercat krem berpadu cokelat. Ilalang tumbuh di sekelilingnya. Beberapa bagian dinding gapura penuh coretan. Kaca-kaca jendelanya sebagian pecah. 

"Sudah terbengkalai seperti ini sejak bertahun-tahun lalu. Jalan ke sini juga jelek," jelas Kusman. 

Ia memasuki pintu gerbang Taman Replika. Ada deretan gazebo di dalamnya. Pondok bersantai itu terdiri dari dua tipe dan terbuat dari kayu. Tipe pertama berukuran 4 meter x 4 meter, yang kedua memanjang berukuran 20 meter x 4 meter. Hampir seluruh gazebo itu tertutup belukar. 

Di dalam area taman, Kusman menunjukkan miniatur bangunan khas lokal maupun dari penjuru dunia. Ada replika Kedaton Kesultanan Kutai Kertanegara Ing Martapura, Candi Tikus Kerajaan Majapahit, serta Candi Mahligai. Ada pula miniatur Kerajaan Sriwijaya, Istana Kerajaan Tanjung Palas, dan Istana Gunung Tabur. Menara Eiffel dan Menara Pisa juga ada. Semuanya kusam dan “berhias” ilalang setinggi pinggang orang dewasa. 

Taman replika ini sebenarnya dibangun pada 2015. Akan tetapi, tempat pesiar itu belum difungsikan sampai sekarang. Padahal, lokasi taman merupakan pelengkap perjalanan wisata Museum Kayu dan Waduk Panji.

“Ketika malam, lebih parah lagi. Tidak ada penerangan. Dari laporan warga, banyak remaja menggunakan lokasi ini untuk perbuatan kurang terpuji. Mulai minum minuman keras hingga berpacaran,” jelas Kusman. 

Warga sudah beberapa kali menegur. Kusman mengatakan, ia memiliki beban moril untuk menjaga kamtibmas sekitar. Lokasi taman replika itu di dalam wilayah RT-nya. Kusman yang sehari-hari berdagang sayur-mayur ini pun berharap kepada pemerintah. Apabila belum difungsikan, taman setidaknya dijaga kebersihannya. 

“Tentu lebih baik taman ini difungsikan. Bisa menarik wisatawan, warga setempat bisa diberdayakan sebagai pedagang kuliner,” harap Kusman. 

Kondisi gazebo Taman Replika di Tenggarong. Sejak dibangun delapan tahun silam, taman ini belum difungsikan. FOTO: ALDI BUDIARIS-KALTIMKECE.ID
 

Penjelasan Pemerintah

Kepala Dinas Pariwisata Kutai Kartanegara, Slamet Hadirahardjo, menjelaskan status taman tersebut. Kewenangan taman disebut masih di Dinas Pekerjaan Umum Kukar. Pembangunan taman itu memang di bawah Dinas PU. Sampai sekarang, belum ada koordinasi antardinas mengenai taman replika tersebut. 

"Mau diserahkan kepada dinas pariwisata atau tidak?" 

Dinas pariwisata disebut harus berpikir dua kali apabila diminta mengelola taman dalam waktu dekat. Slamet mengatakan, fasilitas taman sudah banyak yang rusak. Bila dipaksakan beroperasi, malah menambah pekerjaan rumah. Dispar harus memperbaiki seluruh sarana dan prasarananya.

Di samping itu, program kerja dinas pariwisata disebut sudah tersusun. Alokasi dan porsi anggaran sudah jelas difokuskan kepada destinasi wisata Kukar yang eksis. "Lagi pula, perlu biaya besar untuk mengelola taman itu," jelas Slamet. 

Gerbang taman dengan rumput yang mulai menjalar. Taman ini terbengkalai dan belum difungsikan. FOTO: ALDI BUDIARIS-KALTIMKECE.ID 
 

kaltimkece.id menyampaikan kondisi taman kepada Kepala Dinas PU Kukar, Wisnu Wardhana. Ia mengatakan, dinas PU harus memverifikasi status aset taman replika terlebih dahulu. Taman itu dibangun beberapa tahun silam. "Kami konfirmasi dulu. Untuk informasinya, nanti disampaikan," singkatnya. Yang jelas, menurut catatan Dinas PU Kukar, taman dibangun pada 2015. Biaya pembangunannya kurang lebih Rp 20 miliar.

Kepala Bidang Aset Daerah, Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kukar, Toni Bowo Satoto, memberikan penjelasan tambahan. Menurutnya, seluruh pihak sudah berkoordinasi pada 2021. Dinas PU, Dispar, maupun DPRD Kukar telah membicarakan kondisi dan pemanfaatan taman replika tersebut. 

Dalam pertemuan itu, kata Toni, ada kelompok masyarakat yang berkenan mengelola taman. Selain itu, biaya pemugaran akan dibantu melalui dana aspirasi DPRD. "Akan tetapi, sejauh mana perkembangannya setelah pertemuan itu, kami tidak tahu," ucapnya. 

BPKAD sementara hanya mencatat aset taman tersebut. Toni membenarkan bahwa kewenangannya masih di Dinas PU Kukar. Taman itu belum diserahkan kepada dinas pariwisata. 

Harus Bertanggung Jawab

Kritik terhadap kondisi Taman Replika datang dari Wakil Ketua DPRD Kukar, Alif Turiadi. Menurutnya, pihak-pihak terkait harus memberikan penjelasan. Pangkal persoalan yang menyebabkan taman replika itu tidak kunjung difungsikan harus ditemukan. 

Semak belukar hampir di seluruh taman. Jalan bagi pengunjung pun hampir tidak kelihatan lagi. FOTO: ALDI BUDIARIS-KALTIMKECE.ID 
 

Alif menerangkan, anggaran miliaran rupiah yang digelontorkan pemkab membangun taman harus dipertanggungjawabkan. Uang rakyat yang digunakan tidak sebanding dengan kondisi seperti sekarang. Padhaal, taman ini berpotensi menambah pendapatan asli daerah dan menggerakkan ekonomi masyarakat.

"Harus dipertanggungjawabkan untuk manfaatnya," tegas Alif. Ia berjanji segera mengevaluasi persoalan ini secepatnya untuk menghindari masalah pada kemudian hari. Ia khawatir, taman yang terbengkalai ini bisa menjadi temuan. (*)

shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar